Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Lanjut Menyuapi (2)



Lanjut Menyuapi (2)

0Namun kali ini, Zhao Youlin benar-benar salah. Tidak peduli seberapa buruk Mu Tingfeng, pria itu tetaplah lelaki lajang kaya raya yang paling punya kedudukan dan uang terbanyak di Kota S.      
0

Sejak mendengar tentang berita kecelakaannya, banyak perempuan dan bahkan perusahaan kecil di dunia bisnis yang ingin bekerja sama dengan Perusahaan Mu Feng, merasa bahwa kesempatan mereka telah datang.      

Tepatnya, saat ini mereka saling berebut ingin menjenguk ke rumah sakit untuk menunjukkan keramahan pada Mu Tingfeng     

Dalam hal ini, Mu Tingfeng telah lama mempersiapkan pengawal yang menjaga gerbang rumah sakit untuk menghentikan mereka yang licik. Namun meski begitu, masih akan ada satu atau dua ikan yang lolos dari jaring semacam ini....     

Mengupas buah pir bukanlah tugas yang sulit. Zhao Youlin dengan cepat mengupas lapisan kulitnya. Melihat dagingnya yang putih dan lembut serta memikirkan sejenak, ia pun memotongnya menjadi potongan-potongan kecil lalu menyerahkannya ke depan Mu Tingfeng.      

Ia tidak menyadari bahwa dalam waktu sesingkat itu, dirinya telah belajar untuk merawat tangan Mu Tingfeng yang tidak nyaman digerakkan.      

Menyaksikan Zhao Youlin melakukan sesuatu secara alami, ada ekspresi kesenangan di mata Mu Tingfeng. Ia pun menundukkan kepala lalu menggigit buah pir. Ketika Zhao Youlin hendak menarik tangan, lidahnya menjilat di ujung jari Zhao Youlin tanpa peringatan.      

Melihat ini, Zhao Youlin terkejut!     

"Kamu, kamu, kamu...." Zhao Youlin tiba-tiba menarik tangannya kembali dan menatap Mu Tingfeng dengan tertegun.     

Mu Tingfeng pun menelan buah pir di mulutnya, lalu bertanya, "Ada apa?" ​​     

Mungkin karena ekspresi di wajah Mu Tingfeng terlalu datar, Zhao Youlin jadi tidak tahan untuk bertanya-tanya mengenai kejadian barusan. Mungkinkah itu ilusi? Baiklah, mungkin lebih tepatnya, itu tidak sengaja.      

Zhao Youlin mencoba yang terbaik untuk melihat sedikit keanehan di wajah Mu Tingfeng, tetapi dirinya menemukan bahwa ekspresi lelaki itu tidak berubah sama sekali. Ia sangat tenang.     

Mungkinkah... tadi Zhao Youlin hanya mengalami ilusi? Zhao Youlin mengerutkan alis, mengikuti mata Mu Tingfeng yang menawan lalu melihat buah pir di tangannya.     

Tanpa terlalu khawatir tentang masalah ini, Zhao Youlin pun memotong sepotong kecil buah pir dan menyerahkannya kepada Mu Tingfeng.     

Kali ini, Mu Tingfeng memakannya dengan patuh, bersikap sangat baik.     

Dengan menyuapi buah pir beberapa kali, tepat ketika Zhao Youlin benar-benar ingin percaya bahwa tadi hanya ilusi sesaat, lidah Mu Tingfeng tiba-tiba menjilat ujung jari Zhao Youlin lagi. Saat lidahnya ditarik kembali, lagi-lagi dirinya menjilat bibirnya sendiri dengan sangat seksi, seolah-olah masih belum puas dan ingin melakukannya lagi.      

Meskipun ekspresi itu hanya berlangsung kurang dari satu detik, tetapi Zhao Youlin masih melihatnya!     

Zhao Youlin mematung di tempat. Bahkan tangan yang terulur ke depan langsung membeku di tempat, lupa untuk menariknya kembali.     

Setelah beberapa saat, sakelar dalam tubuhnya seolah-olah berdering. Ia langsung berdiri dari kursi dengan gerakan cepat, lalu mundur beberapa langkah. Ia menggertakkan gigi dan berkata, "Mu! Ting! Feng!"     

Sambil menggertakkan gigi, Zhao Youlin menatap lelaki berwajah tenang itu, yang seolah-olah tidak tahu tindakan mengejutkan yang baru saja dilakukan.      

"Ng, ada apa?" Mu Tingfeng menoleh, matanya tampak tenang dan ekspresinya seperti biasa. Sungguh, di wajahnya itu tidak terlihat sedikitpun rasa malu dan rasa bersalah karena telah ketahuan menggoda Zhao Youlin.      

Zhao Youlin yang sangat marah langsung terhentak. Ada apa? Beraninya bajingan ini bertanya padanya seperti itu? Bisa-bisanya dirinya tidak punya malu bertanya seperti itu! Sial, jangan-jangan muka lelaki ini terbuat dari tembok beton!     

"Apa kamu tahu hal yang baru saja kamu lakukan?! Mu Tingfeng, jangan serakah!" Zhao Youlin hanya merasa bahwa rangkaian akal sehat di benaknya benar-benar hancur saat ini!     

Mu Tingfeng memiringkan kepala, memperhatikan ekspresi marah Zhao Youlin. Ia mengangkat alisnya sedikit, ada sedikit kejahatan dan perasaan main-main muncul di sudut matanya.     

"Maksudmu yang tadi...." Mu Tingfeng bergumam. Di depan mata marah Zhao Youlin, dirinya mengucapkan kalimat, "Kukira... kamu menyukainya."     

Mendengar kelanjutan kata-kata itu, Zhao Youlin hampir melontarkan kata-kata makian. 'Huh! Untuk apa berpikir aku menyukainya?' Bagaimana mungkin bisa menyukai hal mesum seperti itu? Dia bukan orang mesum!     

Bajingan! Kenapa dia tidak tahu bahwa dibalik penampilan mulia dan glamor dari lelaki ini tersembunyi sikap mesum dan nakal di dalamnya!     

Jika sikapnya ini dilihat oleh gadis-gadis yang terobsesi pada pikiran seksual di luar, entah bagaimana mereka akan kecewa!     

Zhao Youlin memandang dewa Mu Tingfeng, seolah-olah telah memutuskan bahwa dirinya tidak akan berani menganggapnya enteng. Ia menggertakkan gigi dan mencengkram kuat pisau buah di tangannya.     

Sungguh, ia sedang menahan keinginan untuk menusuk-nusukan pisau di tangannya ini ke tubuh Mu Tingfeng. Ia pun mencurahkan keinginannya dengan menatap matanya dengan tajam.      

Sebetulnya, hal yang membuatnya tidak berdaya adalah, Mu Tingfeng tidak hanya meremehkan tatapan mata Zhao Youlin yang menusuk, tetapi juga tampak... sangat bahagia.     

Mu Tingfeng menatap Zhao Youlin yang tampak marah, tetapi tidak bisa melampiaskannya di tempat. Kegembiraan di matanya menjadi jauh lebih dalam.      

Ia menyadari bahwa, dibandingkan dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh Zhao Youlin padanya sebelumnya, tatapan mata Zhao Youlin yang kesal akibat diganggu ini... tampak lebih imut.     

Mungkin lain kali, Mu Tingfeng bisa melakukan lebih sering lagi hal seperti ini, supaya dirinya bisa melihat ekspresi Zhao Youlin yang seperti ini lebih sering.      

Begitu pikiran ini muncul ke permukaan, Mu Tingfeng sendiri terkejut. Ia tidak pernah tahu bahwa dirinya bisa memiliki... sisi buruk.     

Mereka berdua saling berhadapan seperti ini. Salah satu duduk di tempat tidur, yang lainnya berdiri di tepi tempat duduk. Mata mereka saling menatap, tanpa ada yang mau mengalah. Pertempuran sengit ini, menyebarkan aura permusuhan di seluruh ruangan.      

Tepat ketika Zhao Youlin merasa dirinya tidak tahan untuk memukul seseorang, seruan familiar tiba-tiba terdengar dari luar.     

"Untuk apa kalian menghentikanku? Aku datang ke rumah sakit ini untuk menemui pasien, bukan untuk melakukan sesuatu yang membahayakan. Kenapa kalian menghentikanku?"     

"Nona, tentu saja kami tidak melarang Anda masuk ke rumah sakit untuk menjenguk pasien, hanya saja bos kami sudah memesan semua kamar di lantai ini. Jadi, tidak ada yang boleh masuk atau keluar di lantai ini. Itu mengganggu istirahatnya, jadi tolong bekerja sama lah dengan kami."     

Mendengar suara penolakan pengawal di depan kamar, wajah Zhao Youlin tiba-tiba terlihat sedikit aneh. Tatapan matanya ke arah Mu Tingfeng juga sedikit mengejek.      

Ya, pria ini memang pantas menjadi lelaki lajang kaya raya di Kota S. Ketika dirawat di rumah sakit, dia bahkan memesan semua kamar di lantai ini. Dia sungguh sangat kaya, sampai menggunakan uangnya untuk memesan tempat agar tidak digunakan!     

Mu Tingfeng selalu merasa bahwa tatapan mata Zhao Youlin mulai terlihat aneh setelah mendengar suara di luar, tetapi dirinya tidak tahu letak kesalahannya. Seketika ia kehilangan kata-kata yang mau diungkapkannya.     

Tidak lama kemudian, Presdir Mu benar-benar mengetahui isi pikiran Zhao Youlin. Kemudian ia menyadari bahwa Zhao Youlin sedang menatapnya seolah-olah sedang melihat orang kaya baru.     

Biasanya, setelah bos pengawal mengeluarkan peraturan serta seseorang yang dihalangi itu adalah orang yang cerdas. Bahkan jika tidak senang, tetapi orang itu pasti akan tahu bahwa orang yang bisa memesan seluruh lantai seperti itu sama sekali bukan orang sederhana, kemudian dirinya akan pergi dengan penuh minat.     

Namun orang yang dihalangi ini jelas bukan termasuk orang-orang pintar. Setelah mendengarkan kata-kata pengawal itu, orang itu tidak hanya menolak untuk pergi, tetapi justru menjadi lebih emosi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.