Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Lanjut Menyuapi (1)



Lanjut Menyuapi (1)

0Mereka berdua bertarung satu sama lain melalui tatapan mata. Satu tatapan menunjukkan pandangan membunuh, tatapannya yang lain juga setenang air.     
0

Pada akhirnya, Mu Tingfeng yang memecah kesunyian terlebih dahulu. Ia dengan santai melontarkan kalimat yang sangat akrab di telinga Zhao Youlin, "Kau sudah berjanji pada ibuku akan merawatku dengan baik."     

Mendengar itu, Zhao Youlin tentu terdiam. Dalam hati dirinya menggerutu kesal. 'Bung, kamu menggunakan alasan yang sama setiap kali seperti ini, apa kamu tidak bosan? aku sudah bosan mendengarnya!'     

Walau alasan itu sangat sederhana, tetapi Zhao Youlin mendapati dirinya tidak bisa menyangkal. Ia hanya bisa kesal menerima kerugian bodoh ini, dan mendengus dingin, "Ya, aku tahu."     

Mu Tingfeng memandang Zhao Youlin yang sedang memalingkan wajahnya dengan marah. Menyaksikan tatapan mata Zhao Youlin yang biasanya penuh dengan kebanggaan dan kepercayaan diri, lalu kini berubah menjadi tidak rela dan kesal, sudut bibirnya perlahan berkedut.      

Tanpa alasan yang jelas, pria ini merasa bahwa Zhao Youlin saat ini terlihat… imut.      

Ya, imut. Jika di hari biasa Zhao Youlin adalah ular centil nan cerdas, yang sangat berbisa serta bisa menyerang kapan saja sampai memberi gigitan yang fatal.     

Berbeda dengan saat ini, Zhao Youlin hanyalah… seekor kucing imut yang mudah menyerah ketika digoda.     

 Jika Zhao Youlin tahu isi pikiran Mu Tingfeng saat ini, ia pasti akan melemparkan rantang tahan panas di tangannya langsung ke wajahnya, juga memaki "Dasar cabul!"     

Namun, saat ini, Zhao Youlin sangat fokus saat memasukkan rantang tahan panas kosong itu ke dalam tas yang dibawanya, sambil mengutuk keras kepala Mu Tingfeng di dalam hati. Sayangnya, ia tidak memperhatikan bahwa ada tatapan menghina yang menyorot ke arahnya.      

Setelah susah payah mengakhiri kegiatan suap-menyuapi makanan dan membereskan rantang tahan panas, belum juga dirinya bernafas lega, Mu Tingfeng bergegas mengeluarkan perintah selanjutnya.      

"Aku ingin makan buah."     

Senyum di wajah Zhao Youlin, yang belum sepenuhnya terangkat, tiba-tiba membeku. Matanya melebar lalu berbalik untuk memandang Mu Tingfeng, "Apa yang kamu bilang barusan?"     

Memperhatikan ekspresi Zhao Youlin yang seperti bertemu hantu, Mu Tingfeng mengerutkan kening. Ia tidak mengerti letak kesalahan perintahnya yang membuat reaksi Zhao Youlin seperti itu. "Aku ingin makan buah."     

Sial, sungguh bukan karena tidak dengar. Hanya saja, apakah orang ini benar-benar ingin makan?!      

Padahal baru saja menghabiskan satu rantang bubur, apa sekarang masih ingin makan buah? Sebesar apa perut orang ini? Jangan-jangan dia masih bisa makan lebih banyak dari babi!     

Zhao Youlin menggerakkan sudut mulutnya. Dia meragu untuk waktu yang lama sebelum dirinya bisa menemukan alasan yang lebih tepat, "Langsung makan buah setelah makan tidak baik untuk kesehatanmu."      

Mata Mu Tingfeng berkedip beberapa kali ketika mendengar kata-kata itu. Beberapa saat kemudian, ia mengeluarkan kalimat, "Aku ingin makan."     

Huh! Hal yang paling dibenci Zhao Youlin sekarang adalah kata-kata Mu Tingfeng ini. Wajah Zhao Youlin jadi sedikit suram, kedua tangannya dilipat di depan dada, lalu melanjutkan pertarungan tatapan mata dengan Mu Tingfeng.      

Mu Tingfeng tidak terburu-buru. Ia pun menatap balik orang di depannya dalam diam, tidak bergerak sedikitpun.      

Keheningan sekali lagi menyelimuti seluruh kamar pasien ini. Kesunyian yang seperti ini, sungguh bisa membuat seseorang mampu mendengar suara jatuhnya jarum ke lantai.     

Tanpa diduga, yang dikalahkan kali ini masih Zhao Youlin.      

Namun, Zhao Youlin tidak akan mengakui bahwa dirinya takut pada Mu Tingfeng. Ia hanya tidak ingin terlalu berdebat dengan seorang pasien. Ya, itu saja.     

Sambil menghela napas, Zhao Youlin melihat buah-buahan di atas meja dan bertanya, "Katakan, apa makanan yang kamu inginkan?"     

Kegembiraan tipis melintas di mata Mu Tingfeng. Ia mengalihkan pandangannya untuk menatap buah pir berwarna kuning cerah dan segar di atas meja.     

"Pir, kupaskan."     

Zhao Youlin langsung menoleh dan menatap buah itu.     

Namun jelas dari pandangannya, ia merasa orang ini benar-benar menganggap dirinya sebagai pelayan! Zhao Youlin menggertakkan gigi, lalu dengan wajah muram mengambil pisau buah yang menyilaukan cahaya tajam. Ia melampiaskan kebenciannya pada buah-buahan yang tidak bersalah di atas meja itu.     

Makan, makan, makan, makan saja terus sampai mati. Lagi pula, dengan sumber keuangan Keluarga Mu, tidak masalah untuk memberi makan beberapa raja berperut besar seperti dia, jadi untuk apa Zhao Youlin khawatir?     

Ia malah berharap orang ini secepatnya bisa dimakan Keluarga Mu, kemudian menghilang di depannya sesegera mungkin!     

Berpikir seperti ini, Zhao Youlin juga sambil memotong pir terbesar di atas meja menggunakan pisau secara brutal.      

Dengan suara sring, pir berisi air sepenuhnya menunjukkan kualitasnya yang baik pada saat ini. Air dari pir berceceran memercik langsung ke wajah seseorang di ranjang rumah sakit.     

Zhao Youlin, yang masih memegang pisau buah masih terdiam fokus memotong buah secara brutal…     

Presdir Mu, yang terciprat dengan air pir pun hanya bisa diam memandanginya.     

Zhao Youlin akhirnya tidak bisa menahan tawa lagi setelah menahan diri dalam waktu yang lama. Ia menjatuhkan pisau buah di tangannya, menunjuk ke Mu Tingfeng yang tampak memalukan dan tertawa, "Pfft... hahaha…"     

Mu Tingfeng merasakan lengket di wajahnya. Wajahnya mulai suram, namun ketika akan mengeluarkan aura menyeramkan, dirinya mendengar suara tawa Zhao Youlin.      

Sambil menatap Zhao Youlin dengan heran, wajah Mu Tingfeng menunjukkan ekspresi tercengang yang jarang dimunculkan olehnya.      

Ini adalah pertama kalinya Zhao Youlin tertawa begitu bahagia di depan Mu Tingfeng. Sebelumnya, Zhao Youlin menghadapinya dengan ejekan sarkastik atau cibiran yang penuh permusuhan. Sekalipun tidak pernah seperti ini, dirinyalah yang tertawa tanpa beban.      

Melihat Zhao Youlin seperti ini, Mu Tingfeng sebenarnya sedikit tergila-gila. Bahkan ketidaknyamanan di wajahnya menjadi kurang sulit untuk diterima, "Senang?"     

"Uhuk… Uhuk.." Pertanyaan Mu Tingfeng akhirnya membuat Zhao Youlin berhenti tertawa lalu batuk dua kali, barulah menyadari bahwa dirinya telah bertindak keterlaluan. Lagi pula, alasan Mu Tingfeng menjadi seperti ini sepertinya tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

Dengan rasa bersalah, Zhao Youlin mengambil tisu di atas meja. Ia ragu-ragu sejenak, barulah menyeka air pir dari wajah Mu Tingfeng.      

Namun semakin menyekanya, ia semakin ingin tertawa. Meskipun mencoba yang terbaik untuk menahannya, tetapi lekukan bibir Zhao Youlin yang sedikit ke atas dan ekspresi gembira di atas penderitaan orang lain itu tidak bisa disembunyikan dari mata Mu Tingfeng. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya masih mengungkapkan suasana hatinya yang baik saat ini.     

Mu Tingfeng memandang orang di depannya dengan hampir terpesona. Ini adalah sisi Zhao Youlin yang belum pernah dilihat sebelumnya. Sikapnya yang malas dan sombong seperti kucing Persia, tampaknya memiliki sedikit kecerdasan yang disukainya. Pemandangan seperti ini tanpa diduga membuatnya… tergoda.      

Mu Tingfeng menyadari bahwa semakin dirinya bergaul dengan orang di depannya, ia semakin bisa menemukan sisi lain darinya yang belum pernah diperhatikan sebelumnya. Ia sangat mempesona, memikat, dan membuat seseorang semakin... kecanduan.     

Sebelum Mu Tingfeng bisa pulih dari penemuan tidak terduga ini, Zhao Youlin berdiri tegak. Ia melemparkan tisu di tangannya ke tempat sampah, lalu berkata, "Selesai."     

Mu Tingfeng seperti terbangun dari mimpi, sedangkan Zhao Youlin merasa sedikit lebih baik karena momen ini. Zhao Youlin mengambil inisiatif untuk mengambil pisau buah dan mulai mengupas buah pir yang butuh usaha besar.      

Mu Tingfeng memandang Zhao Youlin sedang menundukkan kepala bersungguh-sungguh memotong buah pir. Ekspresi dingin di wajahnya berangsur-angsur menghangat, sudut bibirnya tanpa sadar berkedut. Ekspresi Mu Tingfeng ini merupakan keajaiban.     

Sayangnya, satu-satunya saksi yang mungkin bisa menyaksikan keajaiban itu saat ini, sedang sibuk mengupas kulit buah pir yang tipis, sehingga tidak memperhatikan perubahan di samping.     

Zhao Youlin mengupas kulit sambil mengeluh.      

Bisa dibilang, lelaki ini gagal dalam bersosialisasi. Presdir Grup Mufeng yang bermartabat, satu-satunya pewaris Keluarga Mu, telah dirawat di rumah sakit selama sehari. Selain pria itu, ada Xia Zetao dan ibu Su Ruixin. Walau demikian tidak ada yang datang ke sini untuk menjenguknya.      

Bahkan pir di tangan Zhao Youlin ini tampaknya dibeli oleh Xia Zetao sendiri kemarin. Bisa dibayangkan betapa buruknya popularitas orang ini sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.