Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Demi Menyelamatkan Situasi (1)



Demi Menyelamatkan Situasi (1)

0Menyadari hal ini, Zhao Youlin buru-buru menegakkan badan, tetapi seseorang meraih tangannya di saat yang kritis ini.      
0

Karena perubahan mendadak ini, mata yang tertutup rapat tiba-tiba terbuka dan tiba-tiba melebar. Zhao Youlin menatap tidak percaya, sejak kapan Mu Tingfeng sudah bangun?     

Mata suram yang sedalam laut itu seperti pusaran, yang bisa menyedot orang masuk ke dalamnya kapan saja.      

Mungkin karena semuanya terjadi begitu tiba-tiba, Zhao Youlin tidak bisa bereaksi sama sekali. Ia terus berdiri dan menatap Mu Tingfeng dari jarak dekat, sampai dirinya mendengar suara rendah yang marah lagi.     

"Presdir Mu, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan!"     

Keduanya seperti bangun dari mimpi, Zhao Youlin menarik tangannya dari tangan Mu Tingfeng secepat listrik, lalu mundur beberapa langkah. Akhirnya, ia menabrak Duan Yarong di belakangnya.     

Pada saat yang sama, Mu Tingfeng langsung duduk dari tempat tidur, menatap Zhao Youlin dengan mata cerah, tanpa berpaling sedikitpun.      

Zhao Youlin hanya meliriknya, kemudian dengan cepat membuang muka.     

Tatapan kedua mata itu mengandung terlalu banyak emosi yang tidak bisa dimengerti dan tidak berani dipahami olehnya. Tatapan itu juga membuatnya secara tidak sadar hanya ingin bersembunyi. Ia bahkan selalu merasa bahwa jika tidak bersembunyi, konsekuensinya akan berada di luar kendalinya.     

Duan Yarong tidak tahu kegundahan di hati Zhao Youlin. Pada saat ini, ia semakin merasa bahwa keputusannya untuk ikut dengan Zhao Youlin adalah sangat tepat. Anak dari Keluarga Mu ini benar-benar merencanakan sesuatu untuk Zhao Youlin!     

Ia berada di sini saja, Mu Tingfeng masih berani menyentuh Zhao Youlin. Jadi, bagaimana kalau hari ini dirinya tidak di sini? Sikap kurang ajar lelaki ini sungguh menantang langit!     

Mu Tingfeng tidak tahu bahwa dirinya telah memperburuk kesan di hati calon ibu mertuanya saat bertemu lagi. Ia langsung pura-pura tenang untuk menyapa, "Bibi…."     

Presdir Mu menunjukkan bahwa ia sebenarnya ingin memanggil 'ibu mertua', tetapi saat ini dirinya tidak memanggil itu karena hubungannya dengan Zhao Youlin belum jelas. Walau demikian dirinya percaya, secepatnya ia akan bisa memanggilnya seperti itu.      

Duan Yarong adalah wanita kaya yang sangat berpendidikan. Bahkan jika hatinya tidak puas dengan Mu Tingfeng, tetapi melihat tangan kiri Mu Tingfeng masih di perban, tidak mudah baginya untuk mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati.      

Ia langsung menarik putrinya mundur beberapa langkah, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kudengar kamu terluka karena mencoba menyelamatkannya kemarin, jadi kedatanganku ke sini adalah untuk mengucapkan terima kasih kepadamu hari ini. Terima kasih Presdir Mu atas pertolonganmu. Jika kamu butuh bantuan apapun hari ini, Grup Zhao akan memberi bantuan yang besar."     

'Hash… Keinginanku sebenarnya hanya satu, tetapi kalian mungkin takkan rela memberikannya.' Mu Tingfeng melihat gerakan Duan Yarong, kilatan cahaya yang tidak terhindarkan melintas di matanya, tetapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.     

"Sama-sama, Bibi. Melihat hubunganku dengan Youlin saat ini, ini memang yang seharusnya kulakukan."     

Begitu Mu Tingfeng mengatakan ini, mulut Duan Yarong dan Zhao Youlin berkedut.     

Ada hubungan apa antara Youlin-ku denganmu? Kenapa aku bisa tidak tahu? Ibu dan anak diam-diam berpikir dan mulai mencari tahu satu sama lain.     

Zhao Youlin memutar matanya tanpa daya. Ia sudah tahu bahwa Mu Tingfeng bermuka sangat tebal, tetapi ia tidak pernah berpikir bahwa muka lelaki ini bisa setebal itu!     

Berani-beraninya dia bilang bahwa dirinya punya hubungan dengannya. Tuhan tahu mereka tidak ada hubungan sama sekali!     

Presdir Mu yang semakin berkulit tebal sama sekali tidak peduli dengan pendapat orang lain. Kontak dekat dengan Zhao Yulin barusan membuatnya dalam suasana hati yang sangat baik saat ini. Melihat dua orang itu ekspresinya tampak tidak berdaya, ia mengambil inisiatif untuk bicara, "Kalian tidak duduk?"     

Duan Yarong tercengang. Ia melirik dua kursi yang hanya berjarak dua puluh sentimeter dari ranjang rumah sakit, lalu kedua matanya sedikit menoleh.      

Di bawah tatapan heran Zhao Youlin dan Mu Tingfeng, Duan Yarong merentangkan kaki, lalu dengan sangat pelan menarik kaki kursi ke arahnya sendiri.      

Zhao Youlin dan Mu Tingfeng terdiam bingung…     

Setelah akhirnya menarik kursi dengan kaki untuk diletakkan di depannya, Duan Yarong diam-diam menghitung jarak antara kursi ke ranjang Mu Tingfeng. Setelah memastikan bahwa jarak ini membuat Mu Tingfeng takkan bisa meraih Zhao Youlin bahkan jika mencondongkan tubuh, ia berdeham ringan, "Oke, duduk."     

Melihat ini Zhao Youlin dan Mu Tingfeng malah semakin tertegun dengan perilaku wanita paruh baya ini.     

Zhao Youlin duduk kembali ke posisi semula dengan perasaan malu. Sangat sulit untuk beradaptasi dengan suasana yang hampir aneh di kamar ini, jadi ia tidak punya pilihan selain mencari topik lain.      

"Kudengar sepanjang malam tadi kamu tersiksa karena demam. Sekarang, bagaimana perasaanmu? Bagaimana kalau kupanggil dokter untuk memeriksamu lagi?"     

Begitu Zhao Youlin mengucapkan kata-kata ini, mata Mu Tingfeng berbinar, Apakah dia... peduli dengan dirinya?     

Kesadaran ini membuat Presdir Mu, yang telah dilanda demam tinggi sepanjang malam, mau tidak mau merasa sedikit melayang bahagia.      

Tepat ketika dirinya akan mengatakan bahwa sedang baik-baik saja, karena luka kecil dan rasa sakit ini tidak mengganggunya, tetapi cara mengejar perempuan yang diajarkan Su Ruixin kepadanya kemarin muncul lagi di benaknya. Ia pun segera mengubah kata-kata yang ingin dilontarkannya.      

"Tidak perlu, tuangkan aku segelas air." Ujar Mu Tingfeng dengan alis yang sedikit terkulai dan suara serak yang mengering karena demam tinggi semalam. Sikapnya itu membuat siapapun merasa kasihan.      

Benar saja, Zhao Youlin mengerutkan kening ketika mendengar kata-kata Mu Tingfeng. Kemudian ia bangkit dan menuangkan secangkir air matang hangat untuknya dan menyerahkannya ke tangannya.     

Ketika Mu Tingfeng mengulurkan tangan untuk mengambilnya, ujung jari Zhao Youlin menyentuh tangan Mu Tingfeng secara tidak sadar, yang membuat matanya menjadi semakin dalam seketika.      

Saat ini, Zhao Youlin sendiri tidak sadar sama sekali. Melihat Mu Tingfeng minum air dengan kepala tertunduk dengan ekspresi "lemah", ia mengungkapkan ketidaksetujuan, "Kalau kamu tidak enak badan, akan lebih baik jika memanggil dokter untuk diperiksa. Luka tembak bukan luka sepele."     

Mu Tingfeng menahan kegembiraan di hati, lalu dengan tenang menjawab, "Ehm… baiklah."     

Melihat bahwa hubungan antara mereka berdua berkembang ke arah yang semakin aneh, alarm kewaspadaan di hati Duan Yarong langsung berbunyi. Ia selalu merasa bahwa lelaki yang tampak teliti ini hanya berpura-pura lemah demi menculik putrinya yang berharga.      

Ya, keahliannya sebanding dengan pelacur licik yang paling hebat. Tidak boleh, Duan Yarong merasa dirinya harus mengambil tindakan. Ia tidak boleh hanya membuka mata lebar-lebar menyaksikan lelaki ini menculik putrinya tepat di depannya!     

Duan Yarong hendak membuka mulut untuk ikut masuk ke pembicaraan mereka. Akan tetapi, seseorang menghentikannya terlebih dahulu.     

"Oh, bukankah ini Nyonya Zhao? Lama tidak bertemu, apa kabar?" Suara lembut seorang wanita tiba-tiba datang dari luar kamar pasien ini, menarik perhatian semua orang di dalam kamar.     

"Ibu." Kedua mata Mu Tingfeng langsung sedikit memunculkan ekspresi, setelah melihat sosok di luar pintu.     

Duan Yarong juga terkejut ketika melihat orang itu datang. Meskipun ia telah mendengar Zhao Youlin berbicara tentang Nyonya Mu ini kemarin, ia tidak berharap bisa bertemu dengannya begitu cepat, dan bertemu di tempat semacam ini.      

Su Ruixin sebenarnya tidak ingin datang ke sini hari ini. Bagaimanapun, ini adalah dunia dua orang antara putranya dan calon menantunya yang susah payah diciptakan olehnya. Jika masuk ke sini, ia pasti akan ditikam sampai mati oleh tatapan mata putranya!     

Namun siapa sangka, tidak lama setelah sarapan pagi ini, ia menerima panggilan darurat dari sekretaris putranya yang melaporkan bahwa calon menantunya mengajak calon ibu mertua ke kamar pasien bersama-sama. Xia Zetao juga memintanya segera datang untuk menyelamatkan situasi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.