Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Tidak Becus (1)



Tidak Becus (1)

0Mungkin ini pertama kalinya Joy bertemu dengan begitu banyak teman bermain seusianya. Joy hari ini sangat bersemangat. Seperti menyalakan radio, ia terus berbicara dengan Zhao Youlin tentang berbagai hal yang terjadi di taman kanak-kanaknya sepanjang perjalanan.     
0

Zhao Youlin mendengarkan dengan sabar kata-kata yang dilontarkannya secara terus-menerus. Bahkan, suara di sampingnya itu semakin lama semakin kecil….     

Zhao Youlin mendengar bahwa suara di sampingnya tiba-tiba menghilang. Saat dirinya menoleh, ia menemukan bahwa Joy sudah tertidur. Kepala kecilnya menempel di lengan Zhao Youlin. Mulutnya yang merah cerah sedikit terbuka, mengeluarkan napas yang sangat tipis.      

Zhao Youlin menahan tawa. Bagaimanapun, Joy masih anak-anak, jadi anak ini pasti merasa lelah setelah bermain sepanjang hari.     

Berpikir seperti ini, Zhao Youlin mengulurkan tangan untuk memasukkan Joy ke dalam pelukan, supaya anak itu bisa tidur lebih nyaman.     

Dalam tidurnya, Joy seolah merasakan kehangatan dan aura familiar di sekelilingnya. Ia spontan memeluk pinggang Zhao Youlin. Wajah mungilnya yang tembem bergesekan dengan lengan Zhao Youlin, lalu tertidur kembali dengan nyaman.     

Zhao Youlin dengan lembut memanjakan serangkaian gerakan anak itu. Ia menundukkan kepala untuk mencium dahinya yang halus, tetapi ada sedikit kekhawatiran di matanya.     

Peristiwa tadi telah meninggalkan ketakutan yang berlarut-larut hingga hari ini. Akan baik-baik saja jika tujuan orang-orang itu hanyalah Zhao Youlin sendiri, tetapi jika mereka juga mengincar Joy....     

Tidak, ia harus menemukan dalangnya lebih cepat. Jika tidak, hatinya tidak akan tenang sedetikpun.      

Berpikir seperti ini, Zhao Youlin pun memeluk anak itu lebih erat.     

Namun ada kelembutan dan napas yang familiar, yang meredakan saraf tegang Zhao Youlin selama seharian. Kelelahannya seketika semakin melonjak dalam sekejap, membuatnya tidak bisa menahan matanya untuk tidak terpejam.      

Xiao Jingyao sudah mengemudi agak jauh, dan mendapati bahwa suara percakapan di belakangnya telah menghilang. Ia menggunakan kesempatan berhenti di lampu merah untuk melirik mereka melalui kaca spion.      

Setelah melihat keduanya berpelukan erat, yang tampak sangat harmonis di kursi belakang, ia hanya menatap tercengang. Namun dalam seketika sudut bibirnya tanpa sadar membentuk lengkungan senyum yang samar-samar.      

Saat lampu sudah hijau, Xiao Jingyao lanjut menjalankan mobil dan menyusuri jalanan ini. Namun jika diamati dengan cermat, dapat disadari bahwa kecepatan mobil jauh lebih lambat dari sebelumnya.     

Suasana Zhao Youlin yang susah payah mendapatkan ketenangan di sini, amat berbeda dengan suasana di sebuah rumah besar di sisi lain kota ini.      

Di tempat itu, bayangan pohon berbintik-bintik menyelinap ke ambang jendela saat gorden tulle bergoyang bersama dengan cahaya bulan yang bersinar buram. Bayangan hitam yang berdiri di dekat jendela bisa terlihat samar-samar dalam sinar remang-remang.      

"Apa? Gagal! Lalu apa yang kalian lakukan? Jumlah kalian banyak, tetapi menangkap satu orang saja tidak becus? Masih beraninya kamu minta uang kepadaku?"      

Suara perempuan itu hanya terdengar samar-samar karena sengaja menekan suaranya. Akan tetapi penekanannya itu tidak berhasil. Suaranya masih bisa menggambarkan kemarahan dan kebencian dalam kata-katanya.     

Orang di ujung telepon dengan cepat bereaksi, seolah-olah dipengaruhi oleh suara tajam wanita itu. Nada orang di ujung telepon menjadi tidak ramah dalam sekejap.      

"Nyonya Zhao, Anda tidak bisa begitu, kami juga sudah berusaha yang terbaik. Anda juga tidak memberi tahu kami sebelumnya bahwa target yang harus kami bunuh juga menggunakan pistol!"      

"Selain itu, beberapa anak buah saya terluka, juga ada satu yang tertangkap. Hidup atau matinya masih belum pasti, dan masalah ini bukan sesuatu yang bisa selesai tanpa diberi uang."     

"Apa kamu bilang! Ada yang tertangkap!" Suara wanita itu mau tak mau harus meninggi karena terkejut oleh ucapan orang di telepon. Setelah menyadari tingginya nada bicaranya, ia buru-buru menutup mulut dengan tangannya, lalu melihat sekeliling dengan perasaan bersalah.      

Setelah dirasa tidak ada yang mendengar, kemudian ia merendahkan suaranya, "Apa yang terjadi? Kenapa bisa tertangkap? Bagaimana jika orang itu membocorkan perbuatan kalian?"     

"Nyonya Zhao pasti khawatir dia membocorkan perbuatan Anda." Orang di ujung telepon tersenyum sedikit tajam, "Nyonya Zhao, jangan salahkan kami karena tidak memberitahu Anda. Kami semua menjalani hidup dengan menjilati darah di ujung pisau. Kami sudah lama mengabaikan hidup dan mati."      

"Ya, berbeda dengan Anda, seorang yang menjadi nyonya terpandang tapi mempekerjakan penjahat seperti kami untuk membantu Anda membunuh generasi muda dari keluarga Anda. Jika masalah ini sampai diketahui orang luar, bagaimana nasib Anda selanjutnya?"     

"Kamu mengancamku!" Suara wanita itu masih rendah, tetapi dia menggertakkan giginya sedikit lebih dari tadi.     

"Nyonya Zhao, jangan marah, saya hanya berbicara tentang fakta. Saya percaya bahwa Nyonya Zhao tidak ingin membuat masalah sampai semua orang tidak senang."      

"Oleh sebab itu, tolong kali ini Nyonya Zhao mengirimkan uang itu kepada kami sesuai perjanjian sebelumnya, anggap saja itu untuk biaya pengobatan dan uang tutup mulut. Sekian, sampai jumpa."     

Orang di ujung telepon langsung memutus panggilan tanpa menunggu jawaban darinya.     

Wanita itu tentu mendengarkan bunyi bip nada sambungan terputus di telepon. Tanpa sadar ia mengepalkan tangan yang memegang ponsel. Akhirnya, ia tidak bisa menahan diri. Dengan hentakkan tangan yang kuat, dirinya membanting ponsel itu langsung ke vas di sampingnya.     

Ada suara bantingan keras, suara vas yang pecah dan retakan ponsel bergema di ruangan. Bahkan gorden tulle di jendela juga terpengaruh.     

Saat layar jendela bergetar, cahaya bulan menyelinap masuk, memantulkan wajah wanita di ruangan itu yang terdistorsi oleh kebencian.     

"Bu, apa yang terjadi? Kenapa ada suara bantingan keras? Bu, buka pintunya!"     

Ketukan dari luar pintu yang tiba-tiba berbunyi mengejutkan wanita di ruangan itu. Ia dengan cepat menahan ekspresi di wajahnya, lalu mengambil napas dalam-dalam, dan berjalan menuju pintu.     

Begitu pintu terbuka, Zhao Youxi bergegas masuk dari pintu dengan ekspresi khawatir di wajahnya. Ia tertegun setelah melihat pemandangan di dalam kamar, lalu menyalakan lampu dengan satu tangan.      

Sambil menegur dengan tangan lainnya, Zhao Youxi bertanya, "Bu, kenapa ibu tidak menyalakan lampu? Gelap gulita. Ya ampun, apa ini?"     

Saat cahaya lampu menerangi seluruh ruangan sekaligus, Zhao Youxi merasa seolah-olah menginjak sesuatu hingga kakinya terpeleset dan terpelintir.      

Untungnya, Li Hongyu dengan cepat menopang tubuhnya, "Hati-hati."     

Zhao Youxi akhirnya berhasil mendapatkan pijakan yang kuat, lalu menyaksikan kekacauan di rumah itu sekilas. Ia tertegun sejenak, lalu berbalik untuk memandang Li Hongyu, "Bu, kamu...."     

"Oh, aku baru saja berbaring lalu tiba-tiba aku seperti melihat seekor tikus berlari di samping. Tentu aku langsung takut…."     

"Tikus?!" Zhao Youxi terkejut, lalu meraih tangan Li Hongyu dan mundur beberapa langkah tanpa sadar. Ia pun mengamati sekeliling dengan tatapan waspada.     

"Mungkin ibu salah lihat. Jangan takut, besok aku akan meminta Paman Fu menyuruh seseorang untuk membersihkan rumah dari atas ke bawah, luar dalam, dan tidak akan kubiarkan satu tikus pun tersisa."     

"Ya!" Zhao Youxi merasa sedikit lega setelah mendengar kata-kata Li Hongyu, lalu mengalihkan pandangannya ke ponsel yang hancur hingga tidak bisa dikenali itu, "Lalu, ini...."     

"Oh, itu, ternyata ponsel. Karena ibu panik melihat tikus tadi, jadi ibu sembarangan mengambil barang di sebelah dan melemparkannya ke sana. Ibu tidak menyangka yang ibu lempar adalah ponsel. Tampaknya, ibu harus membeli yang baru."     

"Begitukah…" Zhao Youxi selalu merasa ada sesuatu yang salah di hatinya, tetapi dirinya tidak bisa mengungkapkannya untuk sementara waktu. Alhasil, dirinya mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, aku akan turun dan meminta seseorang datang untuk membereskan kekacauan ini. Lebih baik ibu istirahat lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.