Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Teman Joy (1)



Teman Joy (1)

0Pada akhirnya, masalah ini untuk sementara diselesaikan setelah mereka saling berkompromi dan mengambil jalan tengah.      
0

Duan Yarong berjanji untuk memperbolehkan Zhao Youlin pergi ke rumah sakit untuk merawat Mu Tingfeng selama beberapa hari, dengan syarat bahwa dirinya harus ikut pergi bersamanya.      

Mengetahui Duan Yarong memutuskan untuk ikut pergi ke kamar pasien Mu Tingfeng, Zhao Youlin tidak bisa berkomentar. Ia juga tidak tahu reaksi Mu Tingfeng saat melihat Duan Yarong ikut nanti.      

Baiklah, ia tidak mengakui bahwa dirinya juga sebenarnya memiliki sedikit harapan di hatinya, ehem...     

Setelah menyelesaikan masalah besar di hatinya, Duan Yarong akhirnya ingat bahwa Zhao Youlin telah mondar-mandir pergi ke sana-kemari sejak pagi. Ia khawatir putrinya itu bahkan tidak punya waktu untuk makan siang.     

Sambil seperti mengusir lalat, Duang Yarong mengusir para pria itu untuk pergi melakukan kegiatan lain, lalu dirinya bangkit dan meminta juru masak membuatkan makanan yang bisa mengisi perut Zhao Youlin.     

Zhao Youlin menghela napas lega. Ia menyantap habis makanan yang disediakan dan beristirahat sebentar. Lalu beberapa lama kemudian, waktu untuk menjemput Joy hampir tiba.      

Duan Yarong awalnya ingin Zhao Youlin beristirahat sebentar dan meminta Xiao Jingyao untuk membantu mengantarnya. Namun sikap Zhao Youlin yang tegas, membuatnya tidak berdaya dan membiarkannya pergi sendiri.      

Zhao Youlin berdiri di pintu gerbang taman kanak-kanak. Dari kejauhan, ia bisa melihat Joy dengan patuh membiarkan guru menggandengnya keluar, sambil dikelilingi oleh beberapa anak seusianya, yang mengajaknya mengobrol.      

Joy mengobrol bersama mereka dengan patuh. Ia tersenyum malu secara terus-menerus, ekspresinya itu terlihat sangat imut dengan wajah kecilnya yang sedikit kemerahan. Ah, mungkin saja karena anaknya ini sedang sangat gembira.      

Zhao Youlin mengaitkan sudut bibirnya dan berteriak ke arahnya, "Joy."     

Mendengar suara yang dikenalnya, Joy segera menoleh. Setelah melihat Zhao Youlin yang menunggu di gerbang, matanya yang besar tiba-tiba menyala.     

Ia melepaskan diri dari tangan Bu Shen, lalu berlari kencang ke arah Zhao Youlin "Ibu, ibu…."     

Zhao Youlin berjongkok dengan cepat, lalu mengulurkan tangan dan menarik anak itu ke dalam pelukannya. Dengan mencium aroma susu yang akrab dalam pelukan, hal ini membuatnya merasa bahwa kelelahannya yang membebani tubuhnya hari ini telah hilang.     

Kedatangan Bu Shen pun diikuti oleh beberapa anak, lalu tersenyum pada Zhao Youlin, "Nona Zhao."     

Zhao Youlin buru-buru menggandeng tangan Joy, lalu bangkit dan bertanya sambil tersenyum, "Bu Shen, Anda telah bekerja keras. Bagaimana keadaan Joy di sekolah hari ini?"     

"Terima kasih Nona Zhao. Joy sangat baik hari ini. Tidak hanya tidak menangis, tetapi juga mau berteman dengan beberapa anak." Bu Shen bicara sambil berjalan ke depan anak-anak yang mengelilingi Joy. Setelah sampai di depan mereka, ia memperkenalkan, "Ini ibu Joy."     

Beberapa anak memandang Zhao Youlin dengan rasa ingin tahu, lalu segera mulai berdiskusi.      

"Joy, ibumu terlihat sangat muda."     

"Ehmm…, juga sangat cantik."     

"Ya, dia lebih cantik dari kakak-kakak cantik di TV. Aku juga mau punya ibu cantik seperti ibunya Joy."     

"Aku juga mau…."     

"Aku juga mau…."     

Dan beberapa komentar positif lainnya….     

Pada awalnya, Joy merasa sangat bangga ketika mendengar teman-temannya memuji ibunya yang masih muda dan cantik, tetapi ia tiba-tiba cemberut mendengar pembicaraan selanjutnya. Ia segera meraih tangan Zhao Youlin dengan sikap waspada, lalu berteriak, "Ibuku adalah milikku."     

Seketika tidak ada lagi yang berkomentar…     

Anak-anak yang awalnya berisik langsung tercengang oleh teriakan Joy, tetapi Zhao Youlin adalah yang pertama bereaksi. Ia membelai-belai kepala Joy sambil menghibur, "Joy, tidak boleh seperti itu, mereka hanya bercanda denganmu. Tentu saja yang terbaik adalah ibu sendiri, benar tidak anak-anak?"     

Meskipun anak-anak masih kecil, dan masih belum mengerti apa-apa, tetapi setelah mendengar kata-kata Zhao Youlin, mereka langsung menyadari bahwa mereka telah salah bicara. Jadi, mereka dengan cepat meminta maaf kepada Joy, "Ya… ya… ya! Kami semua hanya bercanda, kami tidak akan merebut ibu Joy, Joy jangan marah."     

"Joy, apakah kamu mendengarnya? Ibu milik Joy, dan tidak ada yang bisa merebutnya."     

Joy melirik Zhao Youlin, lalu menatap teman-teman kecil itu sebentar. Butuh waktu lama untuk memastikan bahwa ibunya tidak akan dibawa pergi, lalu ia tersipu dan bersembunyi di belakang Zhao Youlin.     

Mengetahui bahwa putranya malu-malu, Zhao Youlin menepuk tangan Joy untuk menenangkan. Kemudian, ia menoleh ke anak-anak, "Joy baru saja berada di sini, jadi bibi minta tolong kalian untuk menjaganya, ya!"     

Beberapa anak yang kecil nan cerdik ini melompat-melompat segera setelah mendengar kata-kata itu, kemudian melanjutkan obrolan mereka sebelumnya. Mereka berebut untuk bicara bahwa Joy sangat imut, juga yakin pasti akan bermain dengannya dan berteman dengannya untuk seterusnya.     

Zhao Youlin masih sangat percaya diri dengan pesona putranya. Ia juga sangat senang melihat bahwa Joy telah disambut oleh begitu banyak teman ketika pertama kali datang di sekolah ini. Ia pun tersenyum sedikit, "Kalau begitu tolong ajaklah Joy bermain bersama kalian, ya! Sekarang, kamu mau pulang. Joy, kemarilah! Ucapkan sampai jumpa pada teman-teman barumu."     

Joy masih agak malu-malu karena kejadian tadi, tetapi ia masih dengan patuh mematuhi kata-kata Zhao Youlin. Anak ini pun mengucapkan "sampai jumpa besok." pada teman-temannya. Kemudian dengan senang hati meraih tangan Zhao Youlin, lalu meninggalkan taman kanak-kanak.     

Namun hal yang tidak diketahui Zhao Youlin adalah, ketika dirinya baru saja membawa Joy keluar dari gerbang taman kanak-kanak, seorang gadis kecil di antara beberapa teman baru Joy dan baru saja berkumpul tadi berbalik dengan riang dan bergegas ke arah lain.     

Seorang anak laki-laki kurus dan berpenampilan berantakan melangkah keluar dari sedan BMW mewah. Setelah melihat gadis kecil yang bergegas ke arahnya, ia menghela napas kesal beberapa kali. Wajahnya penuh kebencian.      

"Ling Yuemei, sudah berapa kali aku bilang, anak perempuan itu harus punya etika. Kamu harus bersikap sopan, harus bersikap lembut. Lihat dirimu, lihat dirimu, tingkahmu itu seperti preman!"     

Karena kata-kata pemuda itu, gadis yang berlari riang ke depan langsung berhenti di tengah jalan, lalu diam mematung di tempat. Ia memutar matanya dengan sangat jelas, lalu mendengus, "Kalau aku preman, lalu paman apa? Preman besar? Bos preman?"     

Ling Ran tersedak, lalu menatap keponakan kecilnya dengan wajah serius. Ia berkata dengan tegas, ".... paman pikir, sepulang kita di rumah nanti, paman harus bicara baik-baik pada kakak dan kakak ipar tentang tujuan hidupmu."     

"Lalu kamu akan mendapati bahwa kamu telah sia-sia hidup selama puluhan tahun." Seketika ucapan Ling Ran dipotong.     

Mendengar itu, Ling Ran hanya bisa terdiam. Dalam hati bertanya heran, 'Apakah gadis ini akan jadi monster?'     

Tuan Muda Kedua Ling, yang mengakui bahwa dirinya tidak bisa mengalahkan ucapan monster kecil ini, langsung tutup mulut dengan pasrah. Ia pun melangkah maju untuk melepas tas sekolahnya dan menggantikan Nona Sun dari Keluarga Ling. Kemudian, ia bertanya seperti biasa, "Apakah ada hal menyenangkan yang terjadi di sekolah hari ini?"     

Ling Ran hanya bertanya iseng, tetapi ia tidak menyangka Ling Yuemei benar-benar menjawab, "Ya, ada anak laki-laki kecil imut dan lucu di kelasku hari ini. Teman-teman langsung mendatanginya dan mengajaknya bermain. Aku juga ikut bermain dengannya, juga mencubit pipinya. Ehmm… menurutku pipinya lumayan tembam, sangat lembut, sangat enak dicubit seperti yang kubayangkan."     

Tangan Ling Ran tiba-tiba menghentikan gerakannya, lalu memperhatikan keponakan kecilnya yang dengan santai menceritakan kenakalannya mencubit pipi seorang anak laki-laki kecil seusianya. Ia hanya merasa pandangannya terhadap dunia langsung hancur seketika.      

Hei hei, leluhur kecilku, kenapa kamu bicara cabul dan bertingkah tidak senonoh pada anak laki-laki dari keluarga baik-baik? Jangan lupa bahwa kamu masih seorang anak perempuan berusia empat tahun, dan... ucapanmu itu tidak sesuai dengan usiamu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.