Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Curiga (2)



Curiga (2)

0Jejak kepanikan melintas di mata Zhao Youlin, tetapi ia dengan cepat menjadi tenang. Ia mengangkat matanya untuk bertemu dengan tatapan bersinar Qin Huai, lalu berkata sambil tertawa.      
0

"Tuan Qin, lelucon macam apa yang kamu bicarakan itu? Tentu saja, aku mengenal nama itu, di dunia ini siapa yang tidak kenal dengan nama sendiri? Tuan Qin bicara banyak hal dengan berbelit-belit, apakah hanya ingin mengetahui diriku mengenal namaku sendiri atau tidak?"     

"Kamu jelas tahu yang ingin kukatakan bukan ini..." Penghindaran dalam kata-kata Zhao Youlin membuat hati Qin Huai menjadi semakin cemas, sehingga kata-katanya membawa kesan tidak sabaran.      

"Zhao Youlin, nama ini juga adalah nama perwira polisi wanita yang tewas dalam menjalankan tugas di kantor polisi Kota S, yang terjadi beberapa bulan yang lalu!"     

Ketika Qin Huai mengatakan ini, tidak hanya Zhao Youlin tertegun, tetapi juga Xia Zetao, yang sedang menguping di samping. Hey, apa yang dikatakan lelaki itu? Ada seorang polisi perempuan di kantor polisi Kota S dengan nama yang sama persis dengan mantan istri presdir, dan yang terpenting adalah, perempuan itu... tewas dalam menjalankan tugas? !     

Zhao Youlin samar-samar merasakan firasat tidak enak sejak Qin Huai memulai pembicaraan. Ia tidak menyangka pria ini membahas sesuatu, dan itu adalah sesuatu dibuka dan dipertanyakan dengan sangat jelas.      

Sejak dilahirkan kembali, Zhao Youlin tidak pernah berpikir bahwa akan ada seseorang yang mengaitkan dirinya yang sekarang dengan yang dulu. Tetapi sekarang, ternyata benar-benar ada orang yang seperti itu, sambil membawa pertanyaan yang membuatnya gemetar.     

Karena terlalu lengah, kepala Zhao Youlin menjadi kosong selama beberapa detik. Ia tertegun untuk waktu yang lama sebelum akhirnya bisa bereaksi, "Di dunia ini ada jutaan orang yang punya kemiripan nama. Namaku mirip dengan nama gadis lain juga bukan masalah besar, jadi untuk apa Tuan Qin begitu antusias?"     

"Bukan masalah besar?" Wajah Qin Huai sedikit suram dan wajah yang biasanya lembut kini menunjukkan ekspresi serius dan terkesan memaksa seseorang, "Nona Zhao, petugas polisi perempuan dengan nama yang sama denganmu terbunuh beberapa bulan yang lalu. Secara kebetulan, ketika dia tewas dalam menjalankan tugas, rekan-rekan yang bersamanya adalah orang yang sama dengan yang kamu minta untuk kami selidiki sebelumnya."     

Qin Huai menatap Zhao Youlin lekat-lekat dan melanjutkan, "Selain itu, jika penyelidikanku benar, ibu kandung dari Nona Tertua Keluarga Zhao meninggal waktu muda. Setelah itu, Nona Zhao disiksa oleh ibu tiri dan adik tirinya di keluarga Zhao, sehingga dia menjadi gadis yang pemalu dan bertemperamen pengecut."     

"Setelah itu, Nona Zhao menikahi tuan muda tertua dari Keluarga Mu yang tidak memiliki perasaan sama sekali padanya. Kehidupan pernikahan suami dan istri sangat sumbang, tetapi Nona Zhao ini tinggal bersama Tuan Muda Keluarga Mu selama empat tahun dengan terus menjerat dan tidak mau melepaskannya."      

Setelah mengatakan ini, mata Qin Huai tiba-tiba menjadi berapi-api, "Bagaimana orang seperti itu bisa mengubah temperamennya dalam semalam, tiba-tiba menceraikan suaminya padahal sebelumnya sangat terobsesi dengannya selama empat tahun, dan tiba-tiba punya keahlian fisik yang luar biasa? Bahkan berani menembak menggunakan senjata!"     

Pada akhirnya, Qin Huai menekan seluruh tubuhnya ke Zhao Youlin. Antusias di wajahnya bahkan lebih sulit untuk disembunyikan.     

Qin Huai patah hati beberapa bulan yang lalu, sampai akhirnya bertemu pertama kali dengan seseorang yang ada di depannya ini. Pada saat itu, ia merasakan tingkah orang di depannya ini sama dengan tingkah Zhao Youlin ketika masih menjadi polisi. Hal itu sungguh membuatnya curiga, tetapi pada saat itu dirinya tidak berpikir sejauh ini.      

Sampai akhirnya, belum lama ini, ia melihat sekilas berita menarik tentang kliennya ini di televisi. Ketika melihat nama di layar saat berita itu disiarkan, Qin Huai merasa ada sesuatu yang meledak di otaknya.     

Zhao Youlin… ternyata namanya juga itu. Sama, mirip, tidak ada perbedaan apapun.      

Setelah kematian polisi perempuan itu, untuk pertama kalinya Qin Huai memiliki keinginan yang kuat untuk menemukan seseorang, untuk memahami seseorang, bahkan jika itu hanya sesaat. Walau mungkin itu akan gagal pada akhirnya, ia tetap melakukannya tanpa ragu-ragu.     

Latar belakang Zhao Youlin sebenarnya tidak sulit untuk diperiksa, Qin Huai hanya butuh beberapa hari untuk mendapatkan semua informasinya.     

Nona tertua dari Keluarga Zhao, mantan istri dari Tuan Muda Keluarga Mu, sekarang menjadi manajer umum perusahaan Keluarga Zhao, dan memiliki anak yang imut. Ya, semua itu bukanlah yang menjadi perhatian Qin Huai. Hal yang sangat diperhatikannya adalah perbedaan sifat Zhao Youlin sebelum dan sesudah.      

Perempuan yang sebelumnya sangat pengecut, tapi setelah melakukan percobaan bunuh diri sekali, temperamennya berubah drastis, seperti... seperti menjadi orang lain.     

Menjadi orang lain... benih keraguan telah ditanam di hati Qin Huai, tetapi ketika informasi itu didapat, ia tidak berani bergegas menemui Zhao Youlin dengan sembarangan untuk mengkonfirmasi tebakannya.     

Ia takut, takut semua ini hanya ilusi dan khayalan yang disebabkan karena terlalu merindukan perempuan itu.     

Walau demikian, ia tidak menyangka bahwa bahkan jika dirinya tidak melakukan sesuatu untuk bisa menemuinya, ia masih akan bertemu dengannya di suatu tempat.     

Ia tidak pernah berpikir bahwa pertemuannya dengan Zhao Youlin akan terjadi dalam keadaan seperti itu, dan tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan melihat Zhao Youlin menembak dalam keadaan seperti itu.     

Pada saat pistol menembak, Qin Huai hanya merasa bahwa darah di seluruh tubuhnya stagnan pada saat itu, juga ada suara di dalam hatinya yang terus berteriak, mengatakan pada dirinya sendiri... 'itu dia, itu dia, itu dia!'     

Sebagai saksi dan pelapor kasus, ia memaksa dirinya untuk tenang dan mengikuti yang lain kembali ke kantor polisi untuk merekam kesaksian.      

Setelah berurusan dengan sekelompok orang itu, ia tidak sabar untuk bergegas ke rumah sakit, berharap mendapatkan jawaban di sini, jawaban yang sudah diidentifikasi olehnya secara samar-samar!     

Setiap kali Qin Huai mengucapkan sepatah kata, hati Zhao Youlin bergetar. Ia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari identitas aslinya akan terungkap.     

Apa yang orang awam pikirkan tentang keanehan semacam ini? Mereka akan merasa ini kebetulan atau takdir?     

Hal yang terpenting, bagaimana reaksi Duan Yarong dan lainnya jika mereka tahu? Anak perempuan yang akhirnya didapatkan bukanlah Zhao Youlin yang mereka kenal dulu, karena dirinya sudah lama meninggal. Mengetahui ibu kesayangan Joy sudah tiada, bukankah anak itu juga pasti akan merasa sedih?     

Memikirkan hal ini, Zhao Youlin hanya merasa kedinginan di sekujur tubuh, dan ekspresi wajahnya menjadi sangat suram dalam sekejap, "Kamu menyelidikiku! Kamu benar-benar menyelidikiku!"     

Qin Huai tidak peduli dengan kemarahan Zhao Youlin. Ia juga tidak langsung menanggapi pertanyaan Zhao Youlin. Dirinya hanya menatapnya, berusaha mendapatkan jawaban dengan keras kepala.     

Melihatnya seperti ini, Zhao Youlin merasa bahwa napas di dadanya cukup sulit dihembuskan. Ia mengulurkan tangan kanannya ke depan, meraih tangan Qin Huai yang ada di sampingnya, lalu menariknya ke samping. Kemudian, ia menatapnya langsung. Matanya mencibir, "Kamu ingin jawaban, kan? Baiklah, aku akan memberimu jawaban!"     

Mata Qin Huai sedikit berkedip. Ia menatap Zhao Youlin, dengan sedikit antisipasi di matanya.     

"Kamu baru saja bilang bahwa dirimu bertanya padaku sebagai teman, jadi sekarang aku akan menjawabmu sebagai teman. Alasanku bercerai dengan Mu Tingfeng adalah karena bagiku waktu empat tahun itu terlalu lama…"     

"Karena terlalu lamanya, aku sampai merasa kebaikanku ini tidak dihargai sama sekali. Namun pria itu tampaknya tidak demikian. Bahkan jika aku mati demi dia, dia juga tidak peduli padaku, bahkan punya selingkuhan di luar."      

"Dengan demikian, aku pun menyerah untuk menghadapinya. Dia tidak memberiku kebahagiaan, jadi aku tidak layak terus-terusan menempel padanya tanpa tahu malu. Tentu hal itu terlalu murahan untuk dilakukan orang seperti diriku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.