Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Menyakiti Diri Sendiri (2)



Menyakiti Diri Sendiri (2)

Zhao Youlin bukan orang bodoh. Dia tidak buta pada isyarat yang sangat jelas antara Su Ruixin dan Xia Zetao. Bagaimana mungkin dia tidak bisa melihatnya? Hanya saja, jika dia harus membongkarnya di depan umum, dia sungguh tidak bisa.      

Belum lagi Su Ruixin terlibat dalam musibahnya, bahkan mengorbankan diri di dalam mobil untuk melindunginya dari benturan. Itu membuat Zhao Youlin berhutang banyak padanya. Soal Mu Tingfeng….     

Jika benar-benar dihitung, termasuk kali ini, Mu Tingfeng telah menyelamatkan nyawanya dua kali, yang berarti dirinya berhutang dua nyawa padanya.     

Zhao Youlin percaya bahwa dirinya bukan orang yang suka berhutang budi kepada orang lain. Oleh karena itu, ketika mendengar isyarat Su Ruixin dan Xia Zetao, Zhao Youlin tidak langsung membongkar maksud isyarat mereka dan menoleh, lalu pergi.      

Sebaliknya, Zhao Youlin memaksakan diri untuk mendengar pembicaraan mereka. Setelah mendengarkan ucapan mereka, tanpa sadar ia memandang seseorang yang terbaring di ranjang rumah sakit.      

Empat mata itu saling menatap di udara tanpa peringatan. Detak jantung Zhao Youlin seakan tiba-tiba berhenti berdetak.     

Dalam benaknya, ia secara tidak sadar mengingat kata-kata yang diucapkan Mu Tingfeng ketika mereka berada di lift yang gelap, serta momen tidak terduga ketika Mu Tingfeng tiba-tiba muncul di sampingnya tadi. Tidak hanya itu... juga mengingat momen ketika Mu Tingfeng tertembak demi melindungi dirinya.      

Zhao Youlin tampak seolah-olah telah ditikam oleh sesuatu, lalu buru-buru memalingkan muka. Ia tidak berani menatap langsung ke mata Mu Tingfeng, karena takut secara tidak sadar keanehan di matanya terlihat olehnya.     

Setelah beberapa saat, Zhao Youlin berdeham ringan. Di depan tatapan Su Ruixin dan Xia Zetao yang hampir berapi-api, ia menghela napas, "Karena Nyonya Mu dan Sekretaris Xia tidak bisa datang untuk mengurus Presdir Mu, maka aku saja yang akan meluangkan waktu untuk mengurus Presdir Mu beberapa hari ini."      

"Ehm… Lagi pula, Presdir Mu terluka gara-gara melindungiku, jadi anggap saja ini adalah balas budiku pada Presdir Mu karena telah menyelamatkan nyawaku tadi." Tambahnya.     

Su Ruixin dan Xia Zetao tidak menyangka Zhao Youlin bisa begitu baik mengatakan itu. Mereka berdua saling memandang dengan terkejut. Setelah tertegun beberapa saat, mereka berpura-pura malu dan berkata, "apa tidak terlalu merepotkanmu?"     

Alis Zhao Youlin bergetar. Ia berpikir, 'Kalau kalian sungkan atau tidak enak karena aku akan melakukannya, jangan menggodaku seperti ini! Jika sekarang kubatalkan, hati-hati nanti menyesal!'     

"Kalau begitu…"     

"Kalau begitu, sudah diputuskan." Melihat Zhao Youlin sepertinya mau mundur karena berlagak sungkan, Su Ruixin langsung mengubah kata-katanya dan menyelesaikan masalah secara langsung.     

Zhao Youlin pun langsung terdiam.     

"Kalau begitu, beberapa hari ini, Tingfeng kami akan diserahkan kepada Youlin untuk dijaga." Ujar Su Ruixin sambil melepaskan tangan yang dipegang Xia Zetao padanya. Kemudian, ia melangkah maju untuk menjabat tangan Zhao Youlin dengan wajah ramah.      

Sikapnya yang penuh semangat ini sangat sulit dikaitkan dengan pasien yang sangat lemah, yang berteriak-teriak mau pingsan.     

"...deal! Deal!"     

Menyaksikan sikap menyedihkan Zhao Youlin, yang pahit tidak terlukiskan, tanpa sadar muncul riak di pandangan tenang Mu Tingfeng. Hal ini membuat seluruh wajahnya sedikit lebih lembut dari biasanya.      

Sayangnya, Zhao Youlin yang sedang sibuk berurusan dengan keramahan Nyonya Mu saat ini, tidak menyadari perubahan itu sama sekali.     

Zhao Youlin harus pergi ke rumah sakit untuk merawat Mu Tingfeng beberapa hari ke depan. Hal itu diputuskan berdasarkan intimidasi dari beberapa orang ini.      

Karena kesempatan yang bagus untuk menyatukan dua insan itu sangat jarang, jadi Su Ruixin tidak bisa melepaskannya dengan mudah. ​​Zhao Youlin benar-benar merasa canggung di kamar pasien ini.      

Sejujurnya, Zhao Youlin ingin melarikan diri dengan tergesa-gesa beberapa kali, tetapi Su Ruixin dan Xia Zetao secara bersama-sama sanggup mengalahkannya.      

Tepat ketika Zhao Youlin mengeluh, dan di dalam hati memanggil Xiao Jingyao untuk segera datang menyelamatkannya dari medan ini, Tuhan sepertinya telah mendengar keluhannya dengan mengirim orang lain untuk menyelamatkannya.     

"Nona Zhao…"     

Suara yang mempesona tiba-tiba terdengar dari luar kamar pasien ini, membuat semua orang di kamar ini segera berhenti bicara. Mereka semua menoleh ke sumber suara, dan menghadap lelaki yang tersenyum di pintu kamar.     

Zhao Youlin melihat mata orang itu menyala, dan buru-buru pergi sambil menoleh ke Su Ruixin, "Nyonya Mu, aku punya sesuatu untuk dibicarakan dengan rekanku berdua. Maaf sebentar." Setelah pamit, tidak peduli reaksi Su Ruixin, ia lanjut membuka pintu dan berlari liar, seolah-olah ada binatang buas yang mengejarnya.      

Su Ruixin mengulurkan tangan untuk menarik Zhao Youlin, tetapi ia terlambat selangkah dan hanya bisa melihat Zhao Youlin menghilang dari matanya.     

"Aduh… kenapa malah pergi?" Su Ruixin mengerutkan bibir. Wajahnya cemberut melihat tangan yang sudah mengulur ke depan dan hanya mematung di udara. Tiba-tiba, ia merasakan angin dingin bertiup dari belakang, membekukan tubuhnya, membuatnya menggigil di tempat.     

Ia menoleh dengan kaku, menghadap wajah suram putranya. Mengingat lelaki yang berdiri di pintu kamar pasien barusan, dan adegan Zhao Youlin bergegas keluar dari pintu untuk menemuinya, mulut Su Ruixin langsung terbuka membentuk huruf O.      

Jangan-jangan… jangan-jangan putranya ini cemburu?! Ya Tuhan, akhirnya ini pertama kali dalam seumur hidupnya bisa melihat putranya cemburu pada seorang perempuan.      

Meskipun yang disebut kecemburuan ini datang sedikit lebih lambat dari yang diharapkan, dan anak mereka berdua sudah tumbuh besar, tetapi bagaimanapun juga, cemburu tetaplah cemburu.      

Ya, Mu Tingfeng yang berwajah dingin, angkuh, dan tampan ini, pria yang membuat Su Ruixin khawatir akan selamanya melajang, ternyata bisa cemburu pada seseorang!     

Perasaan ini benar-benar masam dan menyegarkan. Perasaan masam ini adalah bukti bahwa putra yang telah dibesarkan selama lebih dari 20 tahun ini punya perasaan bahwa hatinya diberikan kepada orang lain. Ia menatapnya dengan gemas, melihat hati putranya dibawa gadis yang baru saja pergi itu.      

Sedangkan perasaan yang menyegarkan adalah, ia jarang melihat sisi manusiawi putranya. Hal ini tiba-tiba membuat tubuh dan pikirannya merasa nyaman. Rasanya, ia sangat ingin memotret ekspresi anaknya ini, lalu pulang untuk menunjukkan kepada suaminya yang juga berwajah datar.      

Ya, ia ingin melihat reaksinya!     

Su Ruixin diam-diam terjerat dalam pikirannya sendiri, sedangkan Mu Tingfeng, yang melihat Zhao Youlin bergegas keluar, hanya memiliki satu pikiran di hatinya saat ini.     

'Sial, kenapa perempuan itu bersikap tidak sopan? Dia punya anak denganku dan bersiap untuk menikah lagi, tetapi dia malah berinteraksi dengan lelaki lain di depanku.'     

Tangan yang memegang lelaki lain itu benar-benar merusak pemandangan! Hal itu sungguh membakar emosinya. Semakin Mu Tingfeng memikirkannya, ia semakin marah. Jika bukan karena plester raksasa di tangannya, ia mungkin sudah pergi mengejar.      

Tetapi pada akhirnya, nasib tidak berpihak padanya. Ia harus berbaring di ranjang rumah sakit dengan tenang, menahan amarah yang membumbung tinggi.      

Namun, meski Mu Tingfeng tidak nyaman bergerak, tetapi bukan berarti orang di sekitarnya juga tidak bisa bergerak.      

Setelah mengambil beberapa napas dalam-dalam, tatapan dingin Mu Tingfeng langsung beralih ke Sekretaris Xia di samping ranjang rumah sakit.     

Xia Zetao menggigil kedinginan, tiba-tiba muncul firasat buruk di dalam hatinya "Ya, Presdir…."     

Mu Tingfeng tidak bicara, hanya memperhatikan Xia Zetao dengan tenang untuk sementara waktu, kemudian memberi isyarat mata keluar kamar.      

Xia Zetao tertegun sejenak, lalu menatap kosong ke pintu kamar ini. Kemudian, ia pun bisa mengerti dalam hitungan detik!     

Dengan wajah kaku, ia memberi hormat militer kepada Mu Tingfeng, lalu bergegas keluar seolah-olah melarikan diri demi hidupnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.