Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Luka (2)



Luka (2)

0Asap putih mengepul tipis dari moncong pistol hitam yang dingin, yang dengan cepat tertiup angin dingin di hutan. Gadis yang memegang pistol itu berekspresi dingin, matanya yang indah sedikit menyipit, memperlihatkan raut yang lebih garang untuk gadis seusianya.     
0

Angin di hutan bertiup pada gadis itu. Angin meniup rok, juga menyibakkan rambut hitamnya yang sepanjang pinggang menjadi berserakan di antara pipinya.     

Pada saat ini, Zhao Youlin tampak sekejam pisau tajam. Penampilannya itu mengejutkan orang-orang, juga membuat siapapun takut mendekatinya karena takut tertusuk olehnya, tetapi tanpa sadar terpesona olehnya.      

Mata Li Yan melebar tidak percaya saat menatap gadis yang berdiri melawan angin tidak jauh darinya. Ia hanya merasa bahwa gadis itu mirip dengan gadis yang tersembunyi jauh di lubuk hatinya dan tidak akan pernah bisa dilupakan.      

Ya, pemandangan ini membuat detak jantungnya, yang telah lama stabil, mulai berdetak lebih kencang lagi.      

Pada saat itu, ia jelas bukan satu-satunya orang yang merasakan hal itu.      

Mu Tingfeng masih mencengkeram lengannya yang sakit, namun tiba-tiba merasakan tatapan dalam yang diproyeksikan dari arah yang berbeda pada Zhao Youlin. Mata Mu Tingfeng pun jadi suram, lalu menatap dingin lelaki yang sedang mengamati perempuan miliknya.     

Setelah itu, ia menoleh dan melirik Zhao Youlin, yang tampaknya diselimuti cahaya redup di bawah angin gunung. Rasa posesif yang gila dengan cepat melintas di matanya.     

Perempuan ini selalu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya secara tidak sadar. Jika memungkinkan, Mu Tingfeng benar-benar ingin memasukannya ke dalam pelukannya dan menyembunyikannya selamanya, tanpa boleh membiarkan siapapun melihat sisi mempesonanya.     

Zhao Youlin sama sekali tidak menyadari bahwa tindakannya ini mencengangkan. Ketika berbalik badan dan menemukan sekelompok pengawal beserta petugas polisi yang tercengang, ia bahkan lebih marah.     

Zhao Youlin melemparkan pistol yang telah menembakkan peluru terakhir ke tanah, lalu berteriak, "Sial, apakah kalian semua mau mati? Cepat bawa dia ke rumah sakit!"     

Teriakan Zhao Youlin itu membuat semua orang tersadar dari lamunan. Satu-persatu dari mereka bergegas maju untuk memeriksa keadaan korban yang terluka.      

Mu Tingfeng yang tertembak, juga mau tidak mau menjadi fokus perhatian semua orang. Akibatnya, semua orang mengerumuni Mu Tingfeng, tetapi mereka tidak tahu tujuan yang tepat untuk membawa pergi pria itu.     

"Presdir Mu, Anda baik-baik saja?"     

"Presdir, Anda baik-baik saja? Apakah lukanya parah?"     

"Nak, bagaimana keadaanmu? Sakit tidak?...."     

Suara berisik datang satu demi satu, yang benar-benar membuat sakit kepala. Wajah Mu Tingfeng pun menjadi suram, tetapi ia tidak tahu cara menghadapi mereka.      

Pada akhirnya, Zhao Youlin tidak tahan melihat ini. Ia meraung langsung ke kerumunan yang ramai itu, "Semuanya minggir, beri aku jalan."     

Karena keahlian yang ditunjukkan Zhao Youlin barusan masih meninggalkan kesan kagum pada semua orang, raungan Zhao Youlin itu pun berhasil membuat orang-orang yang mengelilingi Mu Tingfeng secara sadar mundur ke samping memberi jalan untuknya.     

Zhao Youlin langsung melewati jalan itu, sambil dengan hati-hati menopang lengan Mu Tingfeng yang masih mengeluarkan darah. Ia pun menuntunnya keluar.     

Baru kemudian polisi di sekitar bereaksi, melangkah maju untuk menghentikan Zhao Youlin dan berkata, "Nona baru saja terluka, ditambah dengan insiden di sini telah dilaporkan ke polisi, jadi silakan Anda ikut kami ke kantor polisi untuk dimintai keterangan."     

Ketika Zhao Youlin mendengar kata-kata itu, langkah kakinya tiba-tiba berhenti. Ia mengangkat kepala dan melirik dengan dingin ke petugas polisi yang blak-blakan itu, kemudian berkata dengan sungguh-sungguh.      

"Kalau ingin membuat keterangan, silakan minta saja pada sekretarisku. Sekarang, tolong polisi beri kami ruang dulu, untuk membawanya ke rumah sakit."     

Kenapa baru sekarang mereka menghalanginya? Sejak tadi, apa yang mereka lakukan? Tidak hanya datang sangat terlambat, tetapi juga membuat orang tidak berdosa terluka, tim ini benar-benar keterlaluan….     

Meskipun Zhao Youlin bicara dengan sopan pada polisi itu, tetapi nada bicaranya sama sekali tidak sopan, terutama lirikannya yang setajam pisau yang menikam petugas polisi hingga tanpa sadar mundur beberapa langkah. Ia pun hanya bisa menyampaikan rasa keberatan dengan tergagap, "Tapi...tapi.. ."     

Zhao Youlin mengabaikan keberatan polisi itu, dan langsung menopang tubuh Mu Tingfeng untuk membantunya berjalan melintasi kerumunan.     

Banyak orang merasa sulit untuk bereaksi ketika mereka melihat Zhao Youlin dan Mu Tingfeng pergi. Setelah beberapa saat, Xia Zetao dan Su Ruixin tiba-tiba sadar kembali dan saling melirik diam-diam.     

Setelah melihat kegembiraan diam-diam di mata satu sama lain tanpa sadar, mereka mengikuti Zhao Youlin dan Mu Tingfeng tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Begitu Zhao Youlin pergi, keramaian langsung menerpa Sekretaris Xiao yang telah bekerja keras. Xiao Jingyao membetulkan kacamata berbingkai emasnya sejenak, lalu melangkah maju untuk bernegosiasi dengan petugas polisi yang tersisa.     

Li Yan berdiri di tempat, menatap kosong ke punggung Zhao Youlin yang kian menjauh. Tatapan matanya itu sangat rumit, sampai...     

"Kakak Yan... Kakak Yan…" Panggilan berulang Lu Shu akhirnya berhasil menarik Li Yan kembali dari pikirannya yang sempat mengembara.      

"A… Ada apa?"     

Lu Shu mengerutkan kening dan berkata dengan tidak puas, "Ada apa? Justru aku yang seharusnya menanyakan itu pada Kak Yan. Kak Yan kelihatannya sangat terpesona, sampai-sampai kupanggil beberapa kali tidak menjawab."     

Ada jejak rasa bersalah di mata Li Yan, lalu ia terbatuk pelan, "Tidak apa-apa, aku akan membawa seseorang ke sana untuk mengecek beberapa orang yang mungkin masih ada di lokasi kejadian."     

Li Yan mengubah topik pembicaraan terlalu jauh. Keanehan di wajahnya terlihat begitu jelas sehingga tidak mungkin bagi Lu Shu untuk tidak bisa mendeteksinya.      

Lu Shu memandang Li Yan yang melarikan diri dari sampingnya dengan tergesa-gesa. Ia mengerutkan kening, lalu menoleh dan melihat ke arah yang baru saja dilihat Li Yan. Ia pun melihat punggung Zhao Youlin yang sedang menopang tubuh Mu Tingfeng.     

Adegan tadi tiba-tiba muncul di benaknya. Lu Shu sepertinya memahami sesuatu dalam sekejap. Ekspresi wajahnya langsung suram, tatapannya pada punggung Zhao Youlin seketika mulai dingin.      

Zhao Youlin yang berjalan di garis depan, tiba-tiba berhenti sejenak. Kemudian menoleh dan melirik ke belakang, tetapi ia tidak menemukan sesuatu yang aneh.      

​​Mu Tingfeng memperhatikan situasi Zhao Youlin, lalu bertanya dengan suara rendah ketika dirinya melihatnya berhenti, "Ada apa?"     

"Bukan apa-apa, mungkin... hanya perasaanku saja."     

Di pagi hari, dia mengalami pengejaran yang begitu menggebu-gebu. Beberapa orang pada dasarnya terluka hingga berdarah.      

Tidak perlu ditanya, paman pengemudi mengemudikan mobil ke hutan karena ia terlalu gugup, hingga menabrak batang pinus.     

Ia pun duduk di kursi pengemudi dan menanggung beban orang-orang di dalam mobil. Untungnya, Xiao Jingyao dan yang lainnya tiba tepat waktu dan membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa. Kecuali beberapa gegar otak, kondisi tubuh paman pengemudi yang lain baik-baik saja setelah dilakukan pemeriksaan.      

Dan Su Ruixin, yang benar-benar terpengaruh oleh tabrakan mobil ini, juga mengalami benturan di kepala hingga berdarah. Namun untungnya, lukanya tidak dalam, dan arterinya tidak terluka. Kepalanya cukup diperban, dan tidak boleh disentuh selama beberapa hari ke depan.      

Namun, karena cedera Su Ruixin ada di kepala, Zhao Youlin masih membujuknya untuk melakukan CT scan untuk berjaga-jaga, juga untuk memastikan benar-benar tidak ada luka serius, barulah bisa tenang.      

Dibandingkan dengan mereka, Zhao Youlin adalah yang paling sedikit terluka. Ia hanya menderita memar akibat tabrakan mobil, dan secara tidak sengaja tergores oleh bunga dan cabang di dekatnya ketika berkelahi dengan para pengejar di hutan.      

Selain beberapa bekas luka itu, tidak ada yang terlalu menakutkan, yang merupakan keberuntungan dalam kesialan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.