Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Wajah Lain Presdir (3)



Wajah Lain Presdir (3)

0Sebetulnya, Xia Zetao agak merasa takut untuk melihat presdir berlatih tersenyum ini. Akan tetapi, ia tidak bisa menahan diri dan akhirnya bertanya dengan tersenyum kering.      
0

"Presdir, mengapa Anda tiba-tiba ingin tersenyum? Ehm… Saya memang pernah bilang kalau senyum Anda tidak bagus. Namun pada dasarnya Anda tetap terlihat tampan tanpa senyuman itu. Yah… kenapa tiba-tiba…"     

Sungguh, Xia Zetao sebenarnya menyerah untuk mengajarinya tersenyum!     

Begitu kata-kata itu keluar, gerakan tangan Mu Tingfeng yang menyodok sudut bibir akhirnya berhenti, lalu kedua jari yang menusuk sudut bibirnya itu akhirnya dilepas.     

Xia Zetao menghela napas lega. Ketika melanjutkan pertanyaan, ia tiba-tiba mendengar seseorang mengucapkan sepatah kata dalam kesulitan, "Youlin tidak menyukainya."     

"Hah?" Xia Zetao tercengang, tidak bisa bereaksi untuk sementara waktu.     

"Youlin tidak menyukainya, dan… katanya itu akan menakuti anaknya." Mu Tingfeng mengulangi yang baru saja dikatakannya, membuat Xia Zetao yakin bahwa yang baru saja didengarnya bukanlah khayalannya sendiri.     

Jadi... alasan presdir mengabdikan diri untuk belajar tersenyum adalah sepenuhnya untuk mantan istrinya?     

Apakah ternyata kata-kata mantan istri presdir saat bertemu dengannya waktu itu, masih membekas di hati dan tidak bisa dihapus?     

Harus diakui, kali ini plot yang dibayangkan Xia Zetao terjadi.      

Sebenarnya, Zhao Youlin telah mengeluh tentang wajah Mu Tingfeng yang sedingin gunung es lebih dari sekali. Tetapi saat mereka bertemu terakhir kali, Zhao Youlin pun akhirnya mengatakannya juga. Hal ini langsung mengenai kelemahan Mu Tingfeng.     

Ya, perempuan itu memang , "Biar kuberitahu, kalau kamu ingin menikah lagi denganku, kamu harus memuaskan anakku dulu. Kalau tidak, kamu tidak akan bisa mendapatkannya. Mengenai wajah datarmu yang tidak bisa tersenyum itu, sesungguhnya hanya bisa membuat Joy menangis setiap kali melihatmu. Cih, apalagi nanti jika kita hidup satu atap?"     

Bahkan menangani anaknya saja tidak bisa, apalagi ibu anak itu?!     

Karena itu, Mu Tingfeng merenung untuk waktu yang lama dan memutuskan untuk memulai dengan wajahnya sendiri. Setidaknya, ia tidak menakuti anak itu sehingga anak itu tidak lagi terlalu menolaknya, bahkan kalau bisa anak itu menyukainya.      

Sekretaris Xia, yang akhirnya menemukan sumber perilaku aneh presdirnya, seketika menitihkan air mata. 'Presdir, tidakkah Anda berpikir bahwa Anda fokus ke arah yang salah?'     

'Fokus mantan istri Anda pada hari itu jelas adalah selingkuhanmu, yang telah mengandung anakmu!'     

Tapi yang benar-benar di luar dugaan adalah, presdir yang biasanya tidak memikirkan perasaan, kini memikirkan perasaan dan itu sangat mengejutkan! Presdir yang dulu jelas-jelas tidak peduli pada apapun, sekarang bisa berkorban banyak demi mantan istrinya. Sungguh… sungguh menyentuh sekali.      

Bahkan itu bisa membuat lelaki dewasa seperti sekertaris Xia ini tidak bisa menahan air mata pahit ketika mendengar ini!     

Ia tadi bahkan merasa sedikit tidak puas dengan presdir barusan karena ini. Awalnya, ia menganggap… presdir bajingan!     

"Ternyata begitu. Presdir, Anda harus bekerja keras. Jika ada yang tidak Anda mengerti, saya akan mengajari Anda."     

Mu Tingfeng melihat penampilan Xia Zetao yang terlalu antusias, lalu mengangkat alisnya, "Kenaikan gaji?"     

"Tidak perlu, tidak perlu…" Xia Zetao menepuk dadanya dan menyeringai, memperlihatkan gigi putihnya yang rapi, "Bimbingan ini gratis, tanpa intimidasi, dengan hati nurani yang lapang!"     

Mata Mu Tingfeng redup, kilatan cahaya melintas di matanya dengan cepat. Kemudian, ia melemparkan set dokumen lainnya di samping ke depan Xia Zetao. Setelah itu, ia berkata dengan singkat, "Kalau begitu, bantu aku menyelidiki, bunga yang sebenarnya disukai Youlin."     

Senyum di wajah Xia Zetao tiba-tiba membeku. Ia mengulurkan tangan dan mengambil dokumen itu. Ketika membukanya, ia melihat mawar biru yang dimasukkan ke tempat sampah lagi.     

Sekretaris ini pun kehilangan kata-kata….     

Keringat dingin di kepala Xia Zetao segera mengalir. Sambil memegang dokumen itu, ia tersenyum datar, "Anu, Presdir, bisakah saya mengajukan pertanyaan?"     

"Katakan."     

"Jika hal ini salah lagi, apa yang akan terjadi padaku?"     

Mu Tingfeng meliriknya dengan samar, "Apa lagi yang bisa kulakukan? Potong...ga...ji!"     

Sekali lagi… Xia Zetao langsung diam tertegun.     

Wajah Xia Zetao benar-benar kaku. Setelah lama terdiam, ia menatap Mu Tingfeng dengan ngeri, "Presdir, bisakah saya menarik kembali yang baru saja saya katakan?"     

"Yang mana?"     

"Tentang tidak perlu penambahan gaji…."     

Mu Tingfeng tiba-tiba mengangkat kepala, dan sudut bibirnya mengerucut menjadi garis lurus beberapa kali, "Bagaimana menurutmu?"     

Xia Zetao terdiam… ia hanya mengeluh dalam hati, 'Benar saja... masih menakutkan!'     

'Oke, Presdir, kuakui bahwa aku seharusnya tidak membingungkan hati nurani dengan menyuruhmu mencoba lagi dan lagi. Jika ini terus berlanjut, jangankan anak kecil itu, bahkan diriku pun juga akan menangis melihat wajahmu! Dengan dirimu yang seperti ini, kau tetap akan diusir dari rumah oleh mantan istrimu!'     

Xia Zetao diam-diam menangis di dalam hati untuk sementara waktu, lalu akhirnya mendapatkan kembali ketenangannya. Ia berkata dengan sungguh-sungguh, "Eh... Presdir, sebelum saya pergi untuk memeriksa hal ini, dapatkah saya mengajukan satu pertanyaan lagi?"     

Mu Tingfeng mengangkat matanya dan meliriknya, memberikan isyarat untuk segera mengungkapkan pertanyaan.      

"Itu... um... itu, ada apa dengan selingkuhan Anda yang dibahas oleh Nona Zhao? Dan... apakah selingkuhan Anda itu benar-benar punya anak?"     

Mu Tingfeng menatap wajah Xia Zetao yang tidak menyembunyikan rasa penasaran, lalu ia mendengus dingin, "Sekretaris Xia, tidakkah kamu merasa terlalu ikut campur dalam hal pribadiku?"     

Ketika Xia Zetao mendengar kata-kata itu, lehernya menjadi dingin. Ia menelan ludah, lalu berkata dengan benar, "Presdir, Anda tidak bisa mengatakan itu. Seperti kata pepatah, kenali diri musuh supaya bisa menang di setiap pertempuran."      

"Sekarang kita berencana untuk merebut kembali hati Nona Zhao, jadi kita harus mencari tahu inti dari ketidakpedulian Nona Zhao kepada Anda. Jika Anda tidak memberi tahu saya apa-apa, sangat sulit bagi saya untuk melakukan ini." Tambahnya.     

EQ Mu Tingfeng tidak tinggi, tetapi bukan berarti bahwa IQ-nya juga tidak tinggi. Rasa ingin tahu di mata Xia Zetao tidak dapat disembunyikan dari matanya.     

Sudut bibir yang telah kembali normal, berkedut lagi, tetapi bibir itu mengeluarkan kata-kata yang sama mengerikannya dengan senyuman, "Kalau aku tidak salah ingat, selain bonus akhir tahun, para karyawan lama sepertimu akan mendapatkan keuntungan dari perusahaan di akhir tahun."     

Sekali lagi, Sekretaris Xia, yang melihat senyum iblis yang aneh, benar-benar menangis kali ini, "Jangan… jangan presdir, saya tahu kesalahan saya, saya akan tutup mulut, saya akan tutup mulut, saya akan tutup, saya tutup mulut sekarang juga!"     

'Aku salah, aku salah sejak awal, sangat salah! Aku tidak boleh ikut campur masalah pribadi presdir hanya karena telah membantu urusan asmara presdir! Aku tidak boleh menginjak ranjau darat di hati presdir tanpa mengedipkan mata. Yang terpenting adalah… pada saat itu aku seharusnya tidak boleh melihat bekas luka presdir yang belum sembuh itu terungkap!'     

'Hanya saja Presdir, tahukah kamu bahwa ada pepatah di dunia ini yang bilang bahwa 'sesuatu yang ditutupi malah terekspos'?'     

'Kamu sangat tertutup tentang selingkuhanmu itu, yang menunjukkan bahwa kamu punya rahasia di hatimu!'     

'Mungkinkah yang kupikirkan sebelumnya benar? Presdir yang selalu teliti dan cermat, yang hidupnya hanya untuk bekerja, ternyata adalah bajingan?! Perbedaan ini benar-benar mengancam jiwa!'     

'Tidak boleh, harus mencari kesempatan untuk mencari tahu pada ibu presdir!'     

Kedua mata Sekretaris Xia terdapat tekad yang gigih, juga jiwa gosip yang membara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.