Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Aku Mengejarmu (2)



Aku Mengejarmu (2)

0"Kamu baru saja bilang…" Zhao Youlin menunjuk ke Mu Tingfeng. Dengan cemas, ia berharap Mu Tingfeng mengatakan sebaliknya. Setidaknya, untuk memastikan bahwa ucapan Mu Tingfeng yang baru saja didengarnya hanyalah halusinasinya sendiri.     
0

Mu Tingfeng mengerutkan kening karena tidak senang, seolah-olah tidak puas dengan reaksi terkejut yang tidak normal dari Zhao Youlin. Ia sudah bersikap hangat padanya, tetapi kenapa membuat perempuan ini terkejut?     

"Aku bilang, aku mengejarmu."     

"Mengejarku? Mu Tingfeng, apakah kepalamu terjepit pintu lift waktu itu? Kenapa kamu mengejarku?" Zhao Youlin seperti sedang mendengar lelucon besar.     

Wajah Mu Tingfeng menjadi suram. Dari kecil hingga dewasa, ini adalah pertama kalinya ia mengejar seseorang dengan penuh perhatian, tetapi hasilnya masih saja diragukan!     

Ia membuka mulut untuk bersiap menjelaskan, tetapi malah melihat ekspresi Zhao Youlin yang sedikit kaku. Kedua mata yang tiba-tiba menjadi sedikit tajam itu tiba-tiba bertabrakan dengan tatapan Mu Tingfeng, membawa sedikit ketegasan dan tekad yang mengejutkan.     

"Jangan lupa, siapa yang tidak menginginkan aku dan Joy saat itu? Apa yang ingin kamu lakukan dengan trik ini sekarang? Apakah ada yang kamu inginkan dalam diriku dan Joy? Atau, apakah kamu menyesalinya? Harus ada pewaris sah dalam sebuah keluarga, jadi apa kamu ingin mengambil Joy kembali?"     

Joy yang bersandar di pelukan Zhao Youlin, dan tiba-tiba mendengar kata-kata Zhao Youlin, wajahnya menjadi pucat. Tangannya yang memegang leher Zhao Youlin tiba-tiba menegang, memeluk Zhao Youlin seperti koala, seolah-olah Zhao Youlin adalah satu-satunya kayu yang bisa menyelamatkannya dari jurang neraka.      

"Tidak mau… tidak mau. Ibu, Joy tidak mau ditinggal ibu. Joy hanya ingin bermain bersama ibu, tidak mau dengan orang lain, tidak mau dengan orang lain. Ibu jangan membenci Joy, Joy akan patuh, Joy akan patuh."     

Teriakan tiba-tiba Joy mengejutkan pertengkaran kedua orangtuanya, terutama Zhao Youlin yang tidak pernah berpikir bahwa sindirannya terhadap Mu Tingfeng akan menyentuh saraf sensitif putranya yang berharga.     

Zhao Youlin yang terganggu oleh tangisan Joy, memelototi Mu Tingfeng, lalu dengan panik menundukkan kepalanya untuk membujuk Joy, "Joy sayang, Joy sayang, ibu tidak membenci Joy. Ibu sangat sayang pada Joy, jadi mana mungkin ibu tidak menginginkan Joy? Cup… cup Joy, jangan menangis, nanti imutnya hilang kalau menangis."     

"Joy ingin ibu, hanya seorang ibu." Bocah lelaki itu benar-benar ketakutan kali ini. Hidung kecilnya berkedut, matanya memerah, dan kedua tangan kecilnya mencengkeram bahu Zhao Youlin dengan erat. Wajahnya penuh dengan air mata, sangat tidak ingin ditinggal Zhao Youlin.     

Tatapan Zhao Youlin yang seperti itu benar-benar meluluhkan hati. Ia melupakan lelaki besar yang berdiri di depannya. Sambil menundukkan kepalanya dan mencium wajah kecil tembam Joy, ia mengucapkan segala macam kata-kata baik.     

Menyaksikan kedekatan ibu dan anak yang tidak bisa diganggu oleh siapapun ini, hati Mu Tingfeng sedikit tergerak. Untuk beberapa alasan, ia mengangkat tangannya terlentang tidak terkendali dan bergerak ke arah Joy di lengan Zhao Youlin.      

"Apa yang kamu lakukan!" Pertanyaan Zhao Youlin bercampur dengan kemarahan membuat Mu Tingfeng tiba-tiba sadar. Tangan yang terulur membeku hanya beberapa sentimeter dari Joy.      

"Ibu…" Mata besar Joy bersinar dengan ketakutan yang jelas, lalu tubuh kecilnya menyusut lebih dekat ke lengan Zhao Youlin tanpa sadar, menempel pada tubuh Zhao Youlin.     

Zhao Youlin juga memiliki ekspresi wajah yang waspada. Ia memeluk Joy dengan kedua tangan, dan tanpa sadar mundur beberapa langkah, seolah-olah jika Mu Tingfeng berani mengambil langkah lebih dekat, ia akan berusaha menyerangnya.      

Mu Tingfeng memandang ibu dan anak yang menyaksikan dirinya seolah-olah sedang menyaksikan bencana besar. Di matanya muncul kebingungan yang jarang muncul, lalu dirinya berkata dengan sedikit pahit, "Aku... aku hanya ingin menyentuhnya."     

Konyol sekali. Jelas-jelas anak itu darah dagingnya sendiri, tetapi sampai anaknya telah tumbuh sebesar ini, dirinya belum pernah menyentuhnya, apalagi memeluknya...     

Ada jejak kecurigaan di mata Zhao Youlin, lalu ia berpikir dalam hati, 'mungkinkah tebakannya benar? Benarkah tujuan lelaki itu adalah… Joy?!'     

Berpikir seperti ini, permusuhan Zhao Youlin terhadap Mu Tingfeng bahkan lebih dalam. Ia bisa memberikan apapun yang diinginkan Mu Tingfeng, kecuali Joy.     

Anak ini adalah darah hidupnya sekarang. Jika Mu Tingfeng menginginkannya, dia harus melangkahi mayatnya dulu.     

"Kamu tidak perlu bersikap baik. Sejak dulu Joy sudah bisa hidup dengan baik tanpa ayah, jadi dia tidak perlu punya ayah di masa depan."     

Kata-kata Zhao Youlin benar-benar kejam. Wajah Mu Tingfeng menjadi pucat, dan ingin mengatakan sesuatu. Sayangnya, seketika tenggorokannya seperti sedang tersangkut oleh sesuatu, jadi tidak bisa mengatakan sepatah katapun.     

Ketika Xia Zetao datang dengan tergesa-gesa sambil membawa buket besar di tangan, yang dilihatnya adalah adegan yang tidak enak di antara mereka.      

Sambil mendorong kacamata berbingkai hitam di pangkal hidungnya, Sekretaris Xia yang selalu menghadiri berbagai pesta makan malam, mencium bau suasana yang tidak biasa. Dikombinasikan dengan adegan yang dilihatnya, ia segera menyadari apa yang sedang terjadi.      

Presdir yang kecerdasan emosionalnya kurang, mungkin mengatakan sesuatu yang membuat mantan istrinya marah. Astaga, bukankah ini saat yang tepat untuk tampil tampan dan memanfaatkan kesempatan untuk membuatnya jatuh hati? !     

Sekretaris Xia yang diam-diam bangga pada dirinya sendiri, bergegas ke Zhao Youlin dengan cepat, "Syut!" Lalu menyelipkan karangan bunga yang berat ke tengah-tengah mereka berdua. Sembari tersenyum, ia berkata, "No... Nona Zhao, ini adalah hadiah dari presdir kami untuk Anda. 99 tangkai mawar dari toko bunga yang baru saja dipetik sendiri di toko bunga. Lihat, betapa cantiknya mereka."     

Dalam hati Xia Zetao, perempuan adalah makhluk emosional. Tidak peduli seberapa marah mereka sebelumnya, tetapi setelah menghadapi buket mawar yang begitu besar dan penuh romansa, kemarahan sebesar apapun pasti bisa hilang dalam sekejap, dan takkan kembali lagi.      

Sayangnya, yang tidak diketahui olehnya adalah, perempuan yang ada di hadapannya ini sangat di luar dugaannya.      

Zhao Youlin melirik mawar di tangan Xia Zetao dengan jijik, lalu berbalik untuk melihat Mu Tingfeng. Sembari tersenyum dingin, ia berkata, "Aku tidak peduli bagaimanapun tujuanmu. Kuberitahu kamu, kalau kamu mengirim bunga setiap hari demi bisa membawa Joy kembali, tidak ada pintu untukmu melakukan itu!"     

A… Ada apa ini? ! Xia Zetao terkejut dengan serangan mendadak Zhao Youlin.     

Mata Mu Tingfeng sedikit berkedip, Bibirnya sedikit terbuka hendak menjelaskan, tetapi Zhao Youlin sekali lagi merebut hak untuk berbicara.     

"Mu Tingfeng, jangan lupa bahwa kamu dulu sudah menandatangani perjanjian untuk menyerahkan Joy padaku. Joy tidak ada hubungannya denganmu sekarang. Kamu menyesal atau tidak, tolong jangan ganggu aku dan anakku lagi!"      

"Lalu, mengenai keinginanmu menikah lagi denganku? Biar kuberitahu, kalau kamu ingin menikah lagi denganku, kamu harus memuaskan anakku dulu. Kalau tidak, kamu tidak akan bisa mendapatkannya."      

"Wajahmu yang datar sampai tidak bisa tersenyum itu, hanya bisa membuat Joy menangis setiap kali bertemu. Apalagi nanti, jika kita hidup satu atap? Dan juga, kalau aku tidak salah ingat, kamu juga punya Nona Su, selingkuhanmu di luar."      

"Lalu, bagaimana jika nanti Nona Su melahirkan anakmu? Tolong lebih baik jangan berdrama denganku. Selesaikan dulu urusan bersamanya, baru nanti datanglah padaku."     

A…Apa? Presdir juga punya selingkuhan di luar? Dan selingkuhannya itu sudah punya anak! Tidak, jumlah informasinya terlalu banyak! ia harus tenang dan tenang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.