Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Satu Keluarga (1)



Satu Keluarga (1)

0Hanya saja, sejak Kakek Zhao memutuskan mengadopsikan Zhao Youlin untuk jadi anaknya, Zhao Shunrong tidak bisa mengatakan apa-apa. Ia hanya bisa diam menunggu dan melihat perkembangan situasi ini.      
0

Jika Zhao Youlin benar-benar punya rencana jahat dengan masuk ke keluarganya, tidak peduli dibantu Kakek Zhao dari belakang atau tidak, ia pasti akan mengusirnya dari rumah dan mencegahnya dalam memiliki kesempatan untuk menyakiti kerabatnya.      

Tetapi jika Zhao Youlin benar-benar memperlakukannya dan istrinya seperti orangtua sendiri dengan tulus, ia tidak keberatan punya anak perempuan. Bagaimanapun, ia selalu tahu bahwa Duan Yarong menginginkan seorang anak, tetapi istrinya ini tidak mampu memberinya. Inilah… satu-satunya kesalahan terbesar dalam hidupnya.      

Zhao Youlin tersenyum patuh, mengangguk dan berkata, "Baik."     

Duan Yarong sangat lega melihat keduanya rukun. Awalnya, ia berpikir untuk tinggal bersama Zhao Youlin berdua saja seperti ibu dan anak untuk sementara waktu.      

Namun pesta makan malam sudah dimulai. Sebagai yang tertua di Keluarga Zhao, Zhao Shunrong dan istrinya harus turun untuk menyapa para tamu, jadi mereka tidak punya pilihan lain untuk melakukannya.      

"Youlin, bawa Joy ke paviliun kecil di atas halaman dulu. Makanlah sesuatu. Aku sudah meminta Paman Zhao untuk menyiapkan makanan lezat sebelumnya. Ada begitu banyak orang di pesta, nanti Joy tidak akan terlalu bebas untuk makan." Ucapnya.     

Zhao Youlin sangat berterima kasih atas Duan Yarong yang memahami isi hatinya. Setelah masalah tadi, ia benar-benar tidak ingin keluar dan jadi pusat perhatian lagi.      

"Ehmm.. baik, Joy, nenek mau turun untuk menyapa para tamu, jadi nenek tidak bisa terus bermain denganmu. Pamit dulu sama nenek, nanti berjumpa lagi."     

Joy mendengar bahwa nenek yang menemaninya bermain ketika ibunya pergi ini akan pamit. Ia menoleh dengan tergesa-gesa dan dengan enggan berkata, "Sampai jumpa, nenek."     

Padahal baru sepanjang sore ini berinteraksi dengannya, Duan Yarong sudah merasakan rasa sayang yang sangat dalam pada cucu kecil yang berperilaku baik ini.      

Terutama saat ini yang berbeda dengan tadi, anak itu benar-benar menganggapnya seperti neneknya sendiri, yang secara otomatis membuatnya semakin suka untuk memandangnya.      

Zhao Shunrong melihat ketidakrelaan di mata istrinya untuk berpisah dengan anak itu. Ia pun menghela napas pelan, lalu membujuk dengan lembut, "Bukankah kita akan bertemu dengan mereka lagi? Nanti setelah para tamu sudah tinggal sedikit, kita temui mereka lagi."     

Duan Yarong mengangguk dengan enggan, lalu menyuruh mereka menunggu supaya nanti mereka bisa langsung menemuinya. Setelah itu, Duan Yarong turun ke lantai bawah bersama Zhao Shunrong.      

Begitu Duan Yarong pergi, Zhao Youlin berjalan ke arah yang baru saja ditunjukkan Duan Yarong sambil menggendong Joy. Ia melangkah ke halaman penuh bunga putih yang pernah dilewatinya.     

Di tengah halaman terdapat sebuah paviliun kecil yang bagian atas paviliunnya ditumbuhi berbagai macam bunga dan tanaman yang rimbun, sehingga terlihat sangat indah.     

Setelah melayani Kakek Zhao tadi, Paman Zhao mengirim banyak makanan lezat ke paviliun sesuai dengan instruksi Duan Yarong. Sebagian besar makanan yang disajikan sangat disukai oleh anak-anak. Yang paling penting adalah ...     

"Kue tart kecil!" Begitu Joy mendekati meja batu di paviliun, ia segera melihat beberapa kue tart kecil yang lembut telah diletakkan di atasnya.     

Paman Zhao yang berada di samping memandang Joy sambil tersenyum, "Karena saya tidak tahu rasa kue yang disukai Tuan Muda, jadi saya telah menyiapkan beberapa macam rasa, supaya Tuan Muda bisa mencobanya dan bisa memilih rasa yang cocok."     

Joy berbalik badan untuk melihat Zhao Youlin dengan ekspresi menunggu pendapatnya. Zhao Youlin menyentuh kepalanya sambil tersenyum, "Kamu hanya bisa makan dua saja."     

"He'em…!" Joy mengulurkan tangan ke sebuah kue di atas meja, tetapi tidak bisa meraihnya karena tangannya terlalu pendek.     

Melihat ini, Paman Zhao buru-buru membantu Joy menyerahkan kue yang diinginkannya kepadanya. Joy tertegun, lalu tersenyum dan berseru, "Terima kasih, Kakek Zhao." Setelah berbicara, ia dengan senang hati memakannya.     

Zhao Youlin tersenyum ketika melihat Joy seperti ini, lalu ia menoleh ke Paman Zhao untuk berkata, "Joy suka kue rasa buah, terutama kue rasa mangga. Tapi tentu saja, rasa yang lain juga cukup disukainya. Paman Zhao sudah repot-repot menyiapkan kue yang enak ini, terima kasih."     

Paman Zhao juga tersenyum, "Sama-sama, nona, inilah yang memang harus dilakukan pelayan. Pelayan yang lain juga telah menuliskan apapun yang disukai Tuan Muda."     

Zhao Youlin mengangguk puas, lalu menoleh untuk melihat Joy. Tetapi ia melihat bahwa bocah lelaki itu tidak makan kue, melainkan hanya menggigit sendok tanpa bergerak sedikitpun.     

"Kenapa? Kuenya tidak enak?"     

Joy menggelengkan kepala, menatap Zhao Youlin dan berkata, "Bu... Ibu cantik, Ibu tidak sama seperti biasanya!"     

Cantik? Zhao Youlin tertegun sejenak sebelum dirinya menyadari bahwa anak itu memuji penampilannya yang cantik hari ini dan tidak sama seperti biasanya.     

Setelah memikirkan hal ini, Zhao Youlin sedikit tercengang, lalu bercanda dengan anak kecil itu, "Joy, apakah itu berarti ibu biasanya tidak cantik? Ibu sangat sedih."     

Mata Joy melebar, menunjukkan bahwa dirinya bingung. Ia ingin menjelaskan tetapi tidak cukup untuk mengatakannya, "Bukan…. bukan...."     

Paman Zhao memperhatikan anak itu berbalik badan dengan tergesa-gesa dan wajah yang memerah. Ia pun tidak bisa menahan diri untuk membantunya berbicara, "Saya pikir maksud Tuan Muda adalah biasanya Nona sangat cantik, hanya saja hari ini luar biasa cantik."     

Mata Joy berbinar. Ia menatap Paman Zhao dengan penuh rasa terima kasih, yang membuat kedua orang dewasa itu tidak bisa menahan tawa.     

Suasana di paviliun ini pun terasa begitu harmonis. Tetapi beberapa orang ini tiba-tiba mendengar suara berisik datang dari samping.     

Tidak lama kemudian, beberapa orang berjalan masuk dari pintu yang ditunjuk Paman Zhao untuk Zhao Youlin masuk tadi sore.      

Cahaya bulan malam ini sangat terang, menyinari halaman yang rimbun, membuat lampu di paviliun terasa kurang terang.      

Selain itu, arah beberapa orang berjalan kebetulan berada di sisi yang sama dengan arah paviliun, sehingga orang-orang ini tidak bisa melihat Zhao Youlin di paviliun.     

"Pesta ulang tahun sudah dimulai, kan? Aku menyalahkanmu, padahal tadi tidak ada apa-apa, tapi tiba-tiba kembali ke kantor. apa yang sedang kamu lakukan? Kita tidak punya mobil, jadi bisa-bisa kita menunda waktu. Ini benar-benar mengecewakan."      

Seketika terdengar suara seorang wanita arogan dari samping, ia berbicara dengan ekspresi kesal dan tidak senang pada lawan bicaranya yang tampak patuh.     

Segera setelah itu, suara laki-laki yang lembut dan lebih patuh pun terdengar, penuh dengan permintaan maaf dan kepanikan, "Bukankah ini sesuatu yang terjadi tiba-tiba di kantor, dan aku tidak memiliki pilihan lain untuk segera kembali menanganinya?"     

Sebelum lelaki itu selesai berbicara, suara perempuan itu sudah memotong dan berkata sambil mencibir, "Tiba-tiba harus kembali untuk segera menanganinya? Urusan besar macam apa yang bisa terjadi pada departemen desain kecil? Bukankah itu semua hanya urusan sepele?"      

"Lagi pula, setiap kali kamu disuruh ke sana, kamu yang bodoh ini selalu saja percaya. Semua urusan ditimpakan padamu tanpa pengganti, lalu mereka dan departemen lain yang hebat itu melakukan apa? Mau dapat hasil tanpa usaha?"     

Setelah berbicara demikian, perempuan itu sepertinya tidak berpikir bahwa dirinya sudah cukup untuk memarahinya. Jadi, ia pun berhenti sejenak dan menambahkan beberapa kata.      

"Kamu ini memang benar-benar payah, kenapa kamu tidak bisa seperti kakak laki-laki tertua dan kakak laki-laki keduamu? Salah satu dari mereka bisa jadi orang-orang yang bisa memegang kekuasaan, juga punya reputasi yang tidak terbatas."      

"Mereka tidak perlu melakukan apa-apa, tetapi bisa dapat uang. Kamu malah tampak bodoh, memilih departemen teknologi apalah itu dan sudah mengeluarkan banyak usaha. Namun lihat sekarang, kamu malah tidak punya apa-apa, tidak dapat posisi apa-apa."      

"Gajimu juga hanya sedikit, tetapi setiap hari juga harus pergi ke sana-kemari, tidak ada di rumah, berlagak seperti orang yang sangat sibuk. Sepanjang hari melakukan perintah atasan. Katakan, itu mempermalukan siapa kalau tidak mempermalukanku?!"     

Kata-kata wanita itu benar-benar tidak enak didengar. Zhao Youlin mengerutkan kening, lalu berbalik menghadap wajah Paman Zhao dengan ekspresi jelek. Kemudian, ia mengangkat alisnya dan bertanya dengan suara rendah, "Suara ini..."     

Paman Zhao menghela napas, lalu juga merendahkan suaranya dan menjawab pertanyaan Zhao Youlin, "Suara Tuan Ketiga dan Nyonya Ketiga."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.