Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Bibi Tertua (2)



Bibi Tertua (2)

0Melihat kegugupan Joy, Zhao Youlin menyentuh kepalanya untuk menenangkan dengan berkata, "Ayo kita masuk menemui nenek… yang baik hati dulu. Joy harus baik dan sopan untuk sementara waktu. Dengan cara ini, nenek akan menjadi seperti kakek buyut yang menyukai Joy, mengerti?"     
0

"Mengerti." Joy mengangguk patuh, lalu menggenggam tangan Zhao Youlin dan berjalan mengikuti Paman Zhao. Mereka berjalan melewati halaman yang elegan dan dipenuhi dengan bunga putih polos, lalu tibalah mereka di loteng kecil yang relatif terpencil.     

Saat pintu kayu dibuka, sosok putih elegan di dekat jendela muncul di mata mereka berdua.     

"Nyonya, nona tertua dan tuan muda sudah datang."     

Seperti yang dibayangkan Zhao Youlin, perempuan itu adalah wanita yang sangat elegan dan bermartabat.     

Berbeda dengan Li Hongyu si perempuan produk gagal yang sengaja mengandalkan penyamaran untuk menunjukkan sikap seorang wanita, keanggunan dan kemuliaan bibi tertua di depannya ini seperti sudah mendarah daging.      

Gestur dan senyumannya sangat tepat, sehingga membuat orang lain tidak akan melihat kekurangan sedikitpun padanya.      

Wanita itu mengenakan rok selutut putih yang sangat polos dan sederhana, yang membuatnya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Namun, ia memang terlihat anggun dan dewasa, menunjukkan sikap yang dewasa dan matang.      

Mendengar kata-kata Paman Zhao, wanita itu terkejut. Mata yang mulanya tertuju pada jendela perlahan ditarik dan berbalik untuk melihat Zhao Youlin bersama anaknya yang sedang berdiri di pintu.      

Pada saat itu, Zhao Youlin dengan jelas melihat kegembiraan dan air mata di mata bibinya itu.      

"Paman Zhao, silakan pergi dulu, aku ingin mengobrol berdua dengan nona tertua."     

Paman Zhao mengangguk sambil tersenyum, lalu membungkuk dan mundur ke belakang. Kemudian menutup pintu dengan sangat serius ketika dirinya keluar.     

Begitu Paman Zhao pergi, Duan Yarong, istri keluarga tertua itu akhirnya tidak bisa lagi menahan kegembiraan di hatinya. Ia melangkah maju lebih dulu, menatap Zhao Youlin dari atas ke bawah untuk sementara waktu. Kemudian, ia berkata sambil meneteskan air mata, "Kamu terlihat kurusan."     

Zhao Youlin menatap mata Duan Yarong yang menunjukkan kekhawatiran dan perhatian yang tidak palsu. Tidak tahu sebabnya, ada ledakan emosi yang membuat matanya berair.      

Mungkin ini pertama kali dirinya mendapat perlakuan yang tulus sejak dilahirkan kembali. Mungkin kalimat pertama Duan Yarong terlalu sederhana dan terlalu manis, atau mungkin wanita di depannya ini membuatnya merasa seperti ibu angkat yang mirip dengan ibu kandung yang telah meninggal.      

Zhao Youlin tiba-tiba merasa sedikit mengeluh. Ia merasa bahwa dirinya bisa mengeluh di depan wanita ini, "Bibi tertua…"     

Sebelum selesai berbicara, Duan Yarong tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraih tangan kiri Zhao Youlin, lalu menggulung sendiri lengan baju di tangan Zhao Youlin.     

Melihat luka di pergelangan tangan Zhao Youlin yang mulai meninggalkan bekas, air mata di matanya akhirnya jatuh sepenuhnya, jatuh dari mata dan menetes di punggung tangan Zhao Youlin.      

"Kamu anak bodoh, dasar anak bodoh, bagaimana kamu bisa melakukan itu? Kenapa kau benar-benar...."     

Duan Yarong baru tahu tentang tindakan Zhao Youlin yang menyayat pergelangan tangannya sendiri demi Mu Tingfeng. Ia kebetulan sedang mengurus sesuatu sebulan yang lalu sehingga pergi ke luar negeri untuk perjalanan.      

Oleh karena itu, Duan Yarong tidak tahu bahwa keponakan kesayangannya ini hampir di ambang kematian dalam bulan ini.      

Zhao Youlin melirik bekas luka di lengannya. Faktanya, bekas luka itu tidak terlalu dalam. Mungkin pemilik asli tubuh ini hanya ingin menakut-nakuti Mu Tingfeng dan tidak benar-benar ingin bunuh diri.      

Sangat disayangkan bahwa bahkan jika bekas luka itu dangkal, ia akan tetap mati jika tidak ada yang menolongnya dalam waktu yang lama. Zhao Youlin yang asli mengorbankan hidupnya sendiri untuk alasan yang konyol.     

Namun, melihat penampilan sedih bibi ini sekarang, Zhao Youlin tidak bisa menahan perasaan sedikit tertekan.     

Setelah memikirkannya, Zhao Youlin mengambil inisiatif untuk mengulurkan tangan lain untuk memegang lengannya itu. Ya, ia perlu melakukan ini untuk menutupi bekas luka tersebut tanpa jejak, lalu menenangkan, "Bibi, tidak apa-apa, tidak apa-apa, bukankah sekarang aku baik-baik saja?"     

Air mata Duan Yarong masih jatuh. Mata yang berkaca-kaca itu menatap Zhao Youlin, takut Tuhan mengambil tindakan yang salah sehingga orang di depannya ini akan mati seperti ibunya.      

"Bagus… bagus, bagus kalau kamu baik-baik saja. kamu harus baik-baik saja, kalau tidak, aku akan pergi menghancurkan rumah tuan muda tertua Keluarga Mu. Dia hanya memperlakukanmu dengan dingin selama bertahun-tahun, bahkan memaksamu untuk...."     

Zhao Youlin terkejut oleh ledakan amarah Duan Yarong yang tiba-tiba itu. Ia tidak menyangka bahwa wanita bermartabat ini memiliki sisi yang mengerikan. Memikirkan ini, ia benar-benar marah.     

Namun kemudian Zhao Youlin berpikir bahwa alasan bibinya bisa punya pikiran yang begitu mengerikan juga karena tindakan Zhao Youlin sendiri. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersentuh.     

"Bibi, jangan marah, aku sudah bercerai dari Mu Tingfeng sekarang. Jadi, tidak ada gunanya marah dengan adanya masalah ini. Tenanglah… tenanglah." Zhao Youlin mengulurkan tangan untuk membantu Duan Yarong menghapus air mata sekaligus meredakan amarah.      

Setelah beberapa lama kemudian, emosi Duan Yarong akhirnya menjadi tenang.     

Duan Yarong menyeka air mata sambil memperhatikan penampilan perempuan di depannya. Ia menghela napas dalam waktu yang lama, lalu berkata, "Sejak awal aku sudah melihat bahwa tuan muda tertua Keluarga Mu itu tidak punya perasaan apapun padamu."      

"Tidak hanya tidak punya perasaan, tetapi bisa dibilang dia agak membencimu. Dalam pernikahan, jika tidak dilandasi oleh cinta, maka kedua belah pihak akan saling menderita."      

"Bibi juga sejujurnya takut kamu menderita selama menikah, tetapi kamu menolak untuk mendengar bibi dan bersikeras untuk menikah dengannya. Pada akhirnya, demi dia, kamu malah tidak mencintai diri sendiri…."     

Setelah mendengar semua ucapan Duan Yarong, Zhao Youlin dengan cepat menjawab dengan berkata, "Bibi, perbuatanku sebelumnya memang salah. Aku masih muda dan bodoh pada saat itu, sehingga aku berpikir bahwa lelaki adalah segalanya bagiku."      

"Tetapi sekarang, aku mengerti bahwa ada beberapa hal tidak bisa dipaksakan. Bekas luka ini, bahkan jika itu adalah pelajaran bagiku, aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu lagi di masa depan, bibi tenang saja."     

Mendengar kata-kata Zhao Youlin, Duan Yarong benar-benar merasa bahwa keponakannya ini telah benar-benar tumbuh dewasa. Ia menganggukkan kepala dengan lega.      

Duan Yarong pun kembali berkata, "Jangan khawatir, meskipun kamu dan Mu Tingfeng pernah menikah satu kali, tetapi melihat dirimu sebagai anggota keluarga Zhao, kamu tidak perlu khawatir soal mencari lelaki yang lebih baik dan lebih mencintaimu dari putra Keluarga Mu itu."     

Meskipun ia tahu bahwa Duan Yarong mengatakan ini untuk menghibur dirinya, Zhao Youlin masih sedikit kewalahan dengan topik ini. Ia dengan malu mengubah topik pembicaraan, "Bibi, kita bicarakan ini nanti saja. Aku baru saja bercerai belum lama ini dan telah memiliki seorang anak di sisiku…. Ngomong-ngomong, ini Joy. Joy, ayo sapa nenek."     

Duan Yarong tahu bahwa Zhao Youlin tidak ingin berlama-lama membicarakan topik ini sehingga dirinya sengaja mengubah topik. Ia hanya berpikir bahwa bibir Zhao Youlin sengaja bilang sudah memutuskan hubungan dengan Mu Tingfeng, tetapi di dalam hati masih tidak bisa melepaskannya.      

Pernikahan memberikan luka yang sangat serius kepada keponakannya ini, butuh waktu yang lama untuk sembuh dengan baik. Oleh karena itu Duan Yarong tidak terus bersikeras membahas topik ini. Ia mengikuti kata-kata Zhao Youlin dan mengalihkan perhatian pada Joy.      

Semenjak Joy memasuki pintu, ia mulai mengintip Duan Yarong yang luar biasa ini terus-menerus. Tetapi karena nasihat Zhao Yulin di awal, ia tidak berani terlihat terlalu lancang.     

Pada saat ini, setelah mendengar bahwa Zhao Youlin akhirnya meminta dirinya untuk menyapa, ia buru-buru mengangkat kepala dan tersenyum pada Duan Yarong, "Nenek…"     

Duan Yarong belum mempunyai anak, jadi ia tidak memiliki perlawanan terhadap anak kecil, terutama ketika mendengar Joy memanggilnya nenek.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.