Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

0Langkah kaki para pengawal berpakaian hitam itu tiba-tiba berhenti akibat omelan itu. Karena Zhao Youlin menempelkan ujung jepit rambut di leher Zhao Youxi, saat ini ujung jepit itu sudah menembus sedikit kulit leher Zhao Youxi.     0

Darah segar langsung mengalir di lehernya yang berkulit putih. Warna putih dan merah yang bercampur itu memberi orang-orang dampak visual mengerikan dan sulit dilukiskan dengan kata-kata      

Zhao Youxi hanya merasakan perih di lehernya. Secara refleks ia melirik ke bawah. Warna darah langsung terpantul di matanya tanpa peringatan, menyebabkan pikirannya menjadi kosong sejenak.     

Setelah tercengang singkat, Zhao Youxi akhirnya tersadar, lalu ketakutan yang hebat membuatnya mulai berusaha memberontak, "Beraninya kamu... beraninya...."     

Setelah Zhao Youlin mendengar kata-kata Zhao Youxi, entah mengapa tiba-tiba dirinya ingin tertawa. Ucapan itu sungguh aneh. Zhao Youlin sudah bertindak sampai sejauh ini, tapi kenapa si aneh ini masih berpikir bahwa dirinya tidak berani padanya?     

Ternyata gadis aneh ini tidak hanya berotak eror, tetapi apa dia juga masih saja optimis membuat orang lain takut padanya?     

"Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu. Benda ini tidak punya mata. Kalau kamu terus memberontak seperti ini, aku tidak bisa mengontrol arah goresan benda ini."     

Benar saja, ketika Zhao Youxi mendengar kata-kata Zhao Youlin, ia segera berhenti memberontak. Tetapi mata yang penuh dengan ketidakrelaan dan kebencian itu menatap Zhao Youlin lekat-lekat, seolah-olah dirinya ingin menelan orang di sebelahnya ini.      

"Sepertinya kamu belum menyadari situasi dirimu sendiri dengan jelas." Kedua mata Zhao Youlin menatap sedikit dingin pada tatapan Zhao Youxi yang penuh kebencian. Jepit rambut yang berlumuran darah itu bergerak ke atas dan ke bawah di leher Zhao Youxi dengan cara yang mengerikan.      

Tanpa diduga, ia mendengar napas Zhao Youxi yang berangsur-angsur menjadi lebih tebal. Gemetar di tubuhnya menjadi semakin jelas karena tindakannya.      

"Omong-omong, selain identitas Keluarga Nona Kedua Zhao, satu-satunya hal yang bisa kamu pamerkan sepertinya adalah wajahmu, kan? Menurutmu, kalau aku menggunakan benda ini untuk menggambar beberapa bekas luka di wajahmu yang secantik bunga itu, akankah para lelaki yang kamu goda itu masih patuh padamu seperti sebelumnya?"     

Tatapan mata Zhao Youxi akhirnya berubah. Tidak lagi mendominasi dan arogan seperti di awal, digantikan oleh ketakutan yang sangat besar.      

Zhao Youlin tidak berbicara lebih banyak. Ia memutar ujung jepit rambut yang berpayet itu lalu mengangkatnya seperti pisau tajam yang dipegang oleh tangan dewa kematian. Ia menghancurkan lapisan pertahanan terakhir di hati Zhao Youxi.     

"Jangan!" Zhao Youxi menjerit dengan suara yang tinggi dan langsung menggema di kawasan apartemen ini. Hal itu menyebabkan semua penduduk di apartemen merasakan situasi yang mengerikan tepat di punggung mereka.     

Pada akhirnya, jepit rambut yang didekatkan ke wajah Zhao Youxi pun berhenti, berjarak satu jari di depannya. Lalu Zhao Youlin mencibir, "Cih, dengan keberanian sekecil ini kamu masih saja berani menggangguku dan cari mati."      

Jarak antar jepit dan wajah itu sungguh sepanjang satu jari! Pada akhirnya, Zhao Youlin menekan jarinya di pangkal jepit untuk menghentikan jepit itu jatuh ke wajahnya. Jika tidak, wajah Zhao Youxi akan tergores.     

Tangan Zhao Youlin yang semula menahan tangan Zhao Youxi sedikit mengendur. Kemudian, tubuh Zhao Youxi tergelincir ke tanah dengan sangat lemah. Ia terengah-engah dengan suara rendah, jantungnya berdegup kencang, kedua matanya memancarkan rasa syukur atas diberi kesempatan untuk tetap hidup.      

Setelah beberapa saat, Zhao Youxi pulih sedikit. Rasa syukur yang tergambar di matanya perlahan berubah menjadi kebencian dan kesuraman. Matanya langsung memperhatikan Zhao Youlin dan pengawalnya, menunjukkan bahwa dirinya sedang melakukan perhitungan.      

Zhao Youlin bereaksi pada aksi Zhao Youxi yang menatap dirinya lalu ke arah pengawalnya. Dengan suara dingin, ia mengungkapkan niatnya tanpa ampun, "Kalau kamu masih saja bodoh sampai tidak ada obatnya, tidak usah berpikir untuk mencari ide lain. Waktu orang tuamu datang ke sini, dia membawa pengawal lebih banyak darimu…"      

"Sedangkan hari ini, aku akan menasihatimu dan ibumu. Jika kalian tidak ingin mati lebih cepat, kalian harus tahu yang dinamakan 'berhenti ketika sudah sampai pada ujungnya' dan jangan serakah. Aku yang sekarang, tidak bisa… disinggung oleh kalian!"