Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Cemburu Tanpa Sadar (3)



Cemburu Tanpa Sadar (3)

0Mu Tingfeng memandang suasana akrab di kursi depan, seolah-olah orang lain tidak bisa ikut campur. Untuk beberapa alasan, sentuhan melankolis muncul di hatinya. Ia selalu merasa bahwa dirinya harus memiliki tempat dalam adegan yang harmonis itu, tetapi sekarang posisi itu… tidak ada untuknya.      
0

Begitu pikiran ini muncul, wajah Mu Tingfeng membeku. Kenapa ia bisa tiba-tiba memiliki pemikiran seperti itu?     

Dulu dirinya terlalu membenci perempuan ini, bahkan tidak menyukai anak yang tidak diharapkan olehnya. Namun kenapa sekarang….     

Wajah Mu Tingfeng tiba-tiba muram, bahkan suasana di dalam mobil kembali menjadi dingin.     

Kali ini, Zhao Youlin benar-benar merasakan hawa dingin. Ia pun bergumam di dalam hati, "Kenapa lelaki itu murung? Apakah dia marah lagi?"     

Zhao Youlin tanpa sadar memeluk Joy lebih erat untuk melindunginya dari udara dingin yang menerpa.      

Bersamaan dengan dirinya yang terdiam, ia juga memutuskan dalam hati bahwa lain kali harus mengambil jalan memutar jika melihat lelaki itu lagi. Mu Tingfeng yang tiba-tiba berinisiatif padanya ini, seketika malah marah dengan sendirinya. Zhao Youlin sampai berpikir jikalau dirinya mungkin membuat kesalahan yang menyinggungnya.     

Xia Zetao dengan getir melirik kursi belakang melalui kaca spion. Entah mengapa, bosnya itu tiba-tiba beraura dingin lagi.      

'Presdir, bisakah aku memintamu untuk menghentikan aura dinginmu? Pemanas di dalam mobil kehabisan tenaga! Dan Presdir, kau sangat dingin hingga membekukan diriku yang kecil ini. Jika kau membekukan mantan istri dan anak-anakmu sendiri, mantan istrimu akan semakin membencimu!'     

Xia Zetao, si sekretaris Xia, yang telah berhati-hati dan teliti sejak bergabung dengan pekerjaan ini, merasa bahwa dirinya akan menghancurkan mentalnya sendiri akibat emosional bosnya secara langsung .     

Untungnya, dengan pelukan Zhao Youlin, Joy tidak merasakan keanehan suhu. Setelah makan semua kue yang dibeli Xia Zetao untuk Zhao Youlin, ia mulai mengantuk.     

Zhao Youlin memandang Joy yang kelopak mata atas dan bawahnya sudah mulai mau menutup. Ia tersenyum sedikit, lalu berkata dengan suara rendah, "Mengantuk? Tidurlah, ibu ada di sini."     

Mendengar kata-kata menenangkan Zhao Youlin, kelopak mata Joy yang berjuang untuk tetap terbuka akhirnya benar-benar tertutup. Ia tertidur di pelukan Zhao Youlin.     

Khawatir karena ada seorang anak di dalam mobil, Xia Zetao pun menjalankan mobil dengan sangat stabil tetapi lebih lambat dari biasanya. Jadi sudah hampir jam sepuluh ketika mobil tiba di apartemen tempat Zhao Youlin berada.     

Setelah berterima kasih kepada Xia Zetao, Zhao Youlin membuka pintu mobil. Tetapi sedetik berikutnya, ia menggigil oleh perbedaan suhu yang kuat antara di dalam dan di luar mobil.     

Zhao Youlin tanpa sadar memeluk Joy di lengannya, lalu menarik napas dalam-dalam, dan berjalan keluar.     

Duduk di kursi belakang, Mu Tingfeng, yang telah mengawasinya sepanjang waktu, mengerutkan kening. Ada sedikit rasa yang tak tertahankan di matanya.     

Zhao Youlin menutup pintu mobil lagi dengan satu tangan. Tepat ketika dirinya hendak pergi, semburan kehangatan tiba-tiba datang di bahunya yang dingin.     

Zhao Youlin tanpa sadar menoleh ke bahu untuk melihat yang terjadi. Ia hanya menemukan bahwa entah sejak kapan Mu Tingfeng keluar dari mobil dan saat ini lelaki itu hanya memakai kemeja tipis, sedangkan jasnya….     

Zhao Youlin melirik bahunya. Jas itu ternyata menutupi tubuhnya.     

Pada saat Zhao Youlin menundukkan kepala, Mu Tingfeng dengan cepat masuk ke dalam mobil, menutup pintu dengan keras, dan meraung ke Xia Zetao di depan, "Ayo jalan."     

Xia Zetao terkejut. Ia menyalakan mobil dengan cepat, dan melaju pergi.     

Mobil itu meninggalkan Zhao Youlin yang sedang menggendong anak dan berdiri di tempat dengan jas menyelimuti tubuhnya. Ia bingung, lelaki ini benar-benar... tidak masuk akal.     

Di sisi lain, mobil melaju menjauh. Xia Zetao diam-diam melihat Mu Tingfeng di kursi belakang dari kaca spion. Melihat ekspresi tidak wajar di wajahnya, hatinya terkejut tidak terkira.     

Apakah Presdir ini… sedang malu? ! Ya Tuhan! Dia… dia… dia sepertinya mengalami sesuatu yang luar biasa lagi. Apakah dengan begini dirinya bisa hidup dengan aman dan mendapat seorang istri? !     

Setelah malam yang kacau, pesta ulang tahun Kakek Zhao itu berakhir. Namun, tas yang ditinggalkan Zhao Youlin di rumah utama Keluarga Zhao akan dikirim kembali keesokan harinya, dan itu dikirim oleh dua orang yang tidak terduga secara langsung.     

Pagi ini, hari semakin siang. Meskipun matahari belum tinggi, tetapi ini sudah hampir siang.      

Zhao Youlin telah tersiksa di pesta tadi malam, jadi setibanya di rumah, ia membantu Joy untuk menyeka tubuhnya. Setelah itu, ia mengganti pakaiannya sebelum tidur. Ibu dan anak ini sedikit lelah, jadi mereka yang biasanya bangun pagi dan selalu pergi keluar bersama di pagi hari, sekarang, sampai jam segini, mereka belum juga bangun.      

Ketika Zhao Yulin bangun, sinar matahari telah menyelinap melalui tirai ke tempat tidur besar di kamar tidur, dan hanya menyinari dirinya.     

Zhao Youlin bergerak, mengulurkan tangan untuk menghalangi sinar matahari yang menyilaukan di wajahnya, lalu perlahan membuka mata.     

Ia bingung, pinggangnya bergerak sedikit, dan dirinya melihat ke bawah, menghadap seorang anak kecil yang tampak seperti koala meringkuk menjadi bola memeluk pinggangnya erat-erat.     

Setelah merasakan cahaya yang menyilaukan matanya, anak itu bergerak dengan tidak nyaman, lalu menundukkan kepalanya dan mencoba menyembunyikan dirinya dalam pelukan Zhao Youlin. Tampaknya, anak ini berharap Zhao Youlin bisa menghalanginya dari sinar matahari pagi yang mengganggu untuk dirinya sendiri.     

Zhao Youlin tertawa lalu mengangkat selimut ke bawah. Memperlihatkan kepala bulat anak laki-laki itu, ia mengulurkan tangan untuk menyentuh hidung kecilnya dan berbisik, "Babi kecil malas, ayo bangun."     

Joy masih tertidur lelap. Hidung kecil yang imut itu mengeluarkan suara napas yang stabil ke jarinya, tidak seperti anak babi kecil yang menunggu untuk diberi makan.     

Zhao Youlin benar-benar tertawa terbahak-bahak. Punya anak yang seimut ini, benar-benar membuat dirinya kehilangan rasa untuk mengeluh walau seberat apapun masalah yang dihadapinya. Sebab, hal-hal kecil yang lucu ini benar-benar menyembuhkan.      

"Babi kecil malas, kalau kamu tidak bangun, semua yogurt yang dibeli ibu kemarin akan ibu berikan semuanya pada Guaiguai." Tangan Zhao Youlin memencet hidung Joy sekuat tenaga.      

Karena sesak napas, anak itu meronta kebingungan. Setelah susah payah bisa bernapas dengan lancar, ia mendengar kata-kata ancaman dari atas dan ekspresinya berubah cemas.     

Tidak peduli dengan kelopak mata atas dan bawah yang masih berjuang, ia memanjat tubuh Zhao Youlin menggunakan instingnya, lalu memeluk lehernya secara akurat dan berkata dengan genit, "Jangan… jangan, aku mau meminumnya, aku mau meminumnya. Kalau Guaiguai minum yogurt, nanti dia diare."     

Benar saja, hanya makanan lah yang bisa menarik perhatian si pecinta makanan! Zhao Youlin menghela napas dengan penuh perasaan, lalu memeluk Joy di lengannya dan berkata, "Kalau begitu, ayo cepat cuci muka dan gosok gigimu. Kalau tidak, semua makanan enak di rumah nanti dimakan Guaiguai!"     

"Ng… ng… ng." Joy menggosok matanya dengan linglung dan menjawab tanpa sadar.     

Zhao Youlin berjalan ke kamar mandi sambil menggendong Joy. Setelah ibu dan anak itu cuci muka dengan baik, Zhao Youlin hanya membuat bubur millet dan meletakkan sebotol yogurt di sisi meja.     

Menatap botol yogurt itu, Joy menelan ludah. Zhao Youlin tidak bisa menahan senyum pahit, "Kamu hanya bisa minum yogurt setelah makan, kalau tidak, perut kecil Joy tidak akan tahan lalu akan sakit. Kalau perutnya sakit, nanti tidak bisa makan kue. Joy mau sakit perut?"     

Ketika Joy mendengar bahwa dirinya tidak bisa memakan kue kecil, ia buru-buru menggelengkan kepala.     

"Kalau begitu, makanlah dengan patuh." Zhao Youlin bicara sambil mengupas telur puyuh dan meletakkannya di mangkuk Joy.     

Mata Joy menjadi cerah dan akhirnya berhenti menatap botol yogurt.     

Kedua ibu dan anak itu sedang menikmati sarapan dengan gembira, sampai akhirnya mereka mendengar bel pintu berbunyi di luar. Zhao Youlin tercengang, kemudian bertanya pada layar kecil yang terhubung dengan bel pintu, "Halo, siapa itu?"     

Setelah beberapa saat, suara yang familiar datang dari layar itu. "Youlin ini aku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.