Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Kenapa Kau Datang Kesini? (2)



Kenapa Kau Datang Kesini? (2)

0Kepala pelayan itu khawatir dengan perut Su Qing, dan ia tidak tahan dengan sikap tuan mudanya. Alhasil, ia berbisik untuk membujuk, "Tuan, nona sepupu sedang hamil, suasana hatinya masih terlalu labil, dan itu tidak baik untuk janinnya. Sebaiknya Anda...." Ya, membiarkan perempuan ini melakukan sesuatu sesukanya.      
0

Mu Tingfeng tidak menjawab. Ia berjalan ke sofa di seberang Su Qing lalu duduk. Ia menikmati dengan baik kesedihan dan kemarahan Su Qing untuk sementara waktu. Setelah suasana hatinya membaik, barulah Mu Tingfeng angkat bicara, "Untuk apa Kak Yi mengantarmu ke sini?"     

Su Qing mendengus dingin, "Kak Yi akan pergi dalam dua hari ke depan, dan dia khawatir meninggalkanku di rumah sendirian. Jadi, dia mengirimku ke rumahmu ini. Ngomong-ngomong, besok adalah hari pemeriksaan rutinku, kamu temani aku ke pemeriksaan kehamilan, ya!"     

Mu Tingfeng merenung lama tanpa berbicara, menunjukkan bahwa dirinya sedang berpikir bisa atau tidaknya menyisihkan waktu untuk menemani Su Qing ke pemeriksaan kehamilan besok.     

Su Qing seketika merasa kesal lagi dengan sikap Mu Tingfeng. Suasana hatinya naik-turun ketika dirinya hamil, jadi ia mengutuk dengan suara rendah, "Kalau kamu punya waktu untuk pergi ke pesta ulang tahun orang lain, kenapa kamu tidak bisa menyempatkan waktu untuk menemaniku memeriksakan kehamilanku?     

Mendengar ini, wajah Mu Tingfeng menjadi suram. Ia berkata dengan dingin, "Siapa yang memberitahumu?"     

Su Qing dikejutkan oleh bentakan bersuara rendah Mu Tingfeng yang tiba-tiba. Ia sedikit mengalihkan pandangannya untuk menatap kepala pelayan di sampingnya, lalu tersenyum sedikit, "Kepala pelayan, aku lapar."     

Mana mungkin kepala pelayan tidak mengerti maksud ucapan Su Qing itu dengan jelas? Bagaimana mungkin ia tidak mengerti bahwa Su Qing sengaja ingin bicara empat mata dengan Mu Tingfeng sendiri. Alhasil, kepala pelayan langsung mengangguk, "Saya akan meminta koki dapur untuk membuatkan makanan kepada nona sepupu dan tuan muda."      

Setelah mengatakan itu, ia juga membawa semua pelayan di ruang tamu untuk pergi.      

Begitu Su Qing melihat semua orang pergi, ia segera bangkit dan berjalan ke sisi Mu Tingfeng. Wajahnya penuh rasa ingin tahu, "Adik sepupu, ternyata kamu benar-benar datang ke pesta ulang tahun Tuan Zhao, ya? Bukankah sebelumnya kamu membenci Keluarga Zhao? Kenapa kamu tiba-tiba mengubah perasaanmu?"     

"Ah, atau bisa dibilang, jangan-jangan kamu masih menyimpan dendam pada kejadian di kafe waktu itu, jadi kamu sengaja datang untuk mempermalukan nona tertua Keluarga Zhao itu? Oh bukan, dengar-dengar malam itu nona tertua Keluarga Zhao tidak memperdulikanmu sama sekali, kamu malah…"     

Wajah Mu Tingfeng sedikit menjadi suram dan udara dingin di sekitarnya mulai bergulung liar. Sebelumnya, ucapan Su Qing yang tiba-tiba membuat hatinya bergetar. Namun sekarang ia menjadi tenang dan bisa menebak orang yang memberitahu Su Qing tentang kedatangannya ke pesta ulang tahun Kakek Zhao.      

Hanya ada satu orang yang tahu tentang kedatangannya ke rumah Keluarga Zhao.Tentu saja, tidak menutup kemungkinan bahwa Su Qing mendengar dari para hadirin pesta hari itu. Namun karena Su Qing tahu dengan jelas, kemungkinan besar orang yang memberitahunya adalah orang yang berada di sisi Mu Tingfeng.      

Mu Tingfeng berpikir diam-diam. Haruskan ia memotong bonus gaji seseorang bulan ini? Orang itu harus diberi pelajaran karena mulutnya tidak dijaga baik-baik.      

Pada saat yang sama, karena kenaikan gaji, Sekretaris Xia, yang pulang ke rumah, menggelitik ujung hidungnya karena bersin. Akan tetapi, itu tidak mempengaruhi suasana hatinya yang manis sama sekali. Ia tetap mendendangkan lagu sederhana, tanpa mengetahui bahwa bonus gaji yang tadi dijanjikan sudah dihapuskan.      

Melihat bahwa Mu Tingfeng tidak merespon untuk waktu yang lama, kedua mata Su Qing mengalihkan pandangannya sedikit dan memanfaatkan situasi kemenangan, "Hei, Adik Feng, aku tanya, apa sebenarnya tujuanmu?"     

"Apanya yang kamu maksud dengan tujuanku?"     

"Tentang perlakuanmu pada mantan istrimu, jangan menutupinya dariku. Aku pernah mendengar paman kepala pelayan bilang bahwa sikapmu jadi aneh sejak kamu menceraikan perempuan itu."      

"Aku juga mendengar kamu berinisiatif mengajaknya bertemu setelah sekian lama tidak bertemu. Bukankah dulu kamu sangat membenci perempuan itu dan ingin berada sejauh mungkin darinya?"     

"Lalu, kenapa sikapmu tiba-tiba berubah? Kamu juga datang ke pesta itu demi dia. Padahal dulu, kamu paling tidak suka datang ke pesta. Dulu waktu bibi memaksamu datang ke pesta untuk pertama kalinya, kamu malah membekukan suasana pesta dengan tidak bicara sama sekali. Sejak itu, bibi tidak berani lagi memaksamu datang ke acara semacam pesta…."     

Sebelum Su Qing selesai berbicara, Mu Tingfeng menyela lebih dulu, "Aku bukan datang demi dia."     

Sebelum Mu Tingfeng selesai berbicara, Su Qing meliriknya dengan jijik dan tatapan menohok, "Kamu bohong!"     

Mu Tingfeng langsung terdiam.     

"Oke, oke, bahkan jika aku tidak membahas ini, kalau begitu baru-baru ini...." Su Qing melirik Mu Tingfeng dengan setengah tersenyum dan lanjut berkata, "Adik Feng, katakan padaku dengan jujur, kamu tidak menyadari bahwa ternyata kamu menyukainya setelah bercerai dengannya, kan?"     

Alis Mu Tingfeng bergetar, wajahnya sedikit berubah, "Apakah menurutmu itu mungkin terjadi padaku?"     

"Apa ada yang tidak mungkin? Kamu dan dia bisa saja…"     

"Mustahil, kami sudah bercerai, kan!" Mu Tingfeng mengatakan ini dengan sangat tegas, bukan pada Su Qing, tetapi pada dirinya sendiri.     

Apakah dirinya memang menyukai perempuan itu? Mana mungkin? ! Perempuan itu telah menjadi mimpi buruknya selama empat tahun. Bahkan, dia menjadi noda terbesar dalam hidupnya sampai ke dalam hati. Bagaimana bisa ia jatuh cinta padanya?     

Ada cukup alasan untuk memikirkan itu dalam otaknya, tetapi ada suara samar di hati yang mengingatkannya bahwa jika tidak menyukainya dan tidak peduli padanya, maka untuk apa yang dirinya melakukan hal tidak berguna akhir-akhir ini?     

Ia bukan seseorang yang suka mencampuri urusan orang lain, tetapi dirinya kesal ketika melihat memar di tubuh Zhao Youlin saat bertemu dengannya di toko hewan peliharaan.      

Apalagi, Mu Tingfeng meminta Xia Zetao untuk menyelidiki situasi terakhir perempuan itu. Ia juga langsung bergegas ke apartemen Zhao Youlin ketika mendapat kabar bahwa mantan istrinya itu diganggu oleh orang lain.      

Sesungguhnya, pria ini bukan orang jahat, tetapi sengaja memprovokasi dan mengganggu perempuan itu. Ia melakukan sesuatu yang kekanak-kanakan seperti sengaja datang terlambat saat janjian hanya untuk melihat ekspresi marah yang tidak bisa dilampiaskan di wajah perempuan itu, juga wajah kesalnya.      

Awalnya, ia membenci pesta tempat bertemunya banyak orang seperti itu. Namun setelah mendengar bahwa perempuan itu juga akan hadir, ia pun ikut hadir. Karena perempuan itu, ia tidak hanya menunjukkan ekspresi tidak berperasaan yang tidak terkendali, tetapi juga akhirnya sampai mengantarnya pulang ke apartemen.      

Lebih dari itu, Mu Tingfeng bahkan meninggalkan jasnya di tubuh perempuan itu untuk menghangatkan tubuhnya.      

Kumpulan momen-momen ini, sepotong demi sepotong, semuanya mengungkapkan fakta yang jelas.     

Mu Tingfeng tiba-tiba sepertinya disengat oleh sesuatu dan tiba-tiba berdiri dari sofa. Ia pun berkata kepada Su Qing di sampingnya dengan wajah cemberut, "Kamu tidak lapar? Tidurlah lebih awal setelah makan. Kalau butuh apa-apa, panggil saja kepala pelayan. Besok aku akan mengantarmu memeriksakan kehamilanmu."     

Setelah berbicara, tanpa memberi Su Qing waktu untuk bereaksi sama sekali, ia berbalik dan melangkah ke lantai atas. Bagaimanapun juga, ia terlihat seperti… seseorang yang panik dan melarikan diri karena kalah berdebat.      

Su Qing tertegun beberapa saat sebelum kembali tersadar. Melihat punggung Mu Tingfeng, ia tiba-tiba menutup mulutnya dan tertawa rendah, "Hahahaha, tidak, tidak, tidak, aku tertawa setengah mati! Ini pertama kalinya aku melihat ekspresi seperti itu di wajah itu. Ahahaha, tidak, tidak adil kalau hanya aku yang tahu kejadian menarik ini, aku harus memberi tahu bibiku."     

Su Qing tertawa sebentar, barulah bisa sedikit tenang. Kemudian, ia mengambil ponsel dan menelepon ke tempat yang jauh, "Halo, Bibi? Ini aku, Su Qing. Ya, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Adik Feng dan perempuan itu, sudah bercerai…"      

"Ehmm… benar, satu bulan yang lalu, anak mereka diasuh oleh perempuan itu. Um... Bibi, jangan khawatir, ini bukan hal yang paling penting... setelah Adik Feng bercerai dengannya, sepertinya... dia malah jatuh cinta pada perempuan itu."     

Ada keheningan yang menakutkan di ujung telepon selama beberapa detik, lalu bibir Su Qing melengkung membentuk senyuman bahagia di atas penderitaan orang lain. Ia pun berkata sambil menekankan setiap katanya, "Jadi aku ingin bertanya kepada bibi, bagaimana kalau bibi dan ibuku datang ke sini… untuk melihat pertunjukan yang bagus?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.