Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Jadi Kacau (2)



Jadi Kacau (2)

0Zhao Youlin tercengang, lalu mengangkat alisnya. Ia menatap Ye Yan dengan penuh arti dan berkata sambil tersenyum ringan, "Tuan Ye menyatakan perasaan padaku?"     
0

Ye Yan tidak munafik, jadi ia menjawab sambil tersenyum, "Bagaimana jika aku mengatakan 'ya'?"     

Tatapan mata Zhao Youlin tiba-tiba membeku ketika mendengar kata-kata itu. Kemudian, tatapannya ke arah Ye Yan menjadi sedikit dingin dalam sekejap, "Bagaimana jika aku menolak?"     

Ye Yan mengerutkan kening tanpa sadar, sedikit terkejut dengan kata-kata Zhao Youlin yang tanpa ampun. Namun ia tetap tidak terlalu bingung, seolah-olah telah meramalkan tindakan Zhao Youlin ini.      

"Youlin, jika memungkinkan, aku masih berharap kamu akan memikirkannya dengan hati-hati. Tidak usah terburu-buru mengambil kesimpulan sekarang. Aku rela menunggu, asal jangan buru-buru menolakku, toh permintaanku tidak terlalu berlebihan."      

"Lagi pula, hal yang kuinginkan hanyalah kesempatan untuk mengejarmu, bukan bicara terus terang. Bagimu ini tidak terlalu merugikan, bahkan masih bisa mendapatkan kontrak sesuai keinginanmu karena ini. Dengan demikian, kamu juga tidak benar-benar dirugikan, kan?"     

"kamu tidak berpikir sikapmu ini terlalu sembrono padaku?" Zhao Youlin seperti telah mendengar lelucon besar, lalu tatapannya ke arah Ye Yan tidak menghangat karena penjelasannya. Malahan, ia bersikap lebih dingin.      

"Ya, mungkin bagi Tuan Ye, dibandingkan dengan mengungkapkan perasaan 'Aku jatuh cinta padamu, aku ingin bercinta denganmu'. Yang dinamakan mengejar jelas tindakannya akan terasa lebih halus, tetapi aku perlu memberitahumu, Tuan Ye…"     

Zhao Youlin berhenti sejenak, samar-samar ada badai di matanya yang dalam, "Dalam kamusku, pengakuan halusmu sebenarnya tidak berbeda dengan kata-kata menjengkelkan lainnya. Tidak hanya tidak jauh berbeda, tetapi juga malah membuat orang lain merasa lebih jijik."      

"Bagaimanapun, orang-orang itu tahu cara mengekspresikan pikiran mereka dengan jujur, tetapi penghalusan makna kata-katamu hanya akan membuat orang merasa lebih munafik. Pada akhirnya, ini hanya perbedaan antara bajingan sejati dengan orang munafik yang pura-pura baik." Tambah Zhao Youlin.     

Pemikiran Zhao Youlin sebenarnya sangat sederhana. Jika seorang lelaki menyukai dirinya sendiri dan ingin mengejarnya, sebenarnya boleh saja….!     

Meski sayangnya dia terlahir kembali menjadi ibu yang sudah menikah dan memiliki seorang putra, tetapi ia yang sekarang sudah bercerai dan memilih untuk melajang. Jadi, ia bisa mencoba memulai hubungan baru.     

Jadi, jika ada seorang lelaki hanya datang untuk memberitahunya bahwa dirinya menyukainya dan berharap memberinya kesempatan untuk mengejarnya, bahkan jika tidak menyukainya, ia akan dengan sopan menolaknya dan berterima kasih atas cintanya yang salah untuknya itu.     

Namun sayangnya, Ye Yan tidak melakukan hal tersebut. Pria ini malah berpikir untuk mencari cara baru agar bisa lebih dekat dengan Zhao Youlin melalui kontrak ini.     

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Zhao Youlin mengalami hal seperti itu. Karena kecantikannya, ia pernah mengalaminya di kehidupan sebelumnya ketika baru masuk ke kepolisian. Ia bertemu dengan bos yang memiliki niat buruk terhadapnya.     

Lelaki itu memberinya segala macam petunjuk, tetapi Zhao Youlin tidak tergerak. Pada akhirnya, lelaki itu tidak bisa menahan diri lagi. Ia memilih malam ketika Zhao Youlin sedang bertugas sendirian lalu menembak Zhao Youlin secara langsung.     

Zhao Youlin masih ingat bahwa lelaki itu berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah, menjanjikan dirinya semua jenis kekayaan yang bisa dinikmatinya jika mau mengikutinya.      

Zhao Youlin masih ingat wajah yang dipikirannya itu. Ya, lelaki itu selalu merasa lebih unggul dari yang lain. Untungnya saat itu, Zhao Youlin masih muda dan energik. Ia pun tidak memikirkan konsekuensinya sama sekali.      

Kala itu, Zhou Youlin hanya merasa penuh amarah dan langsung... ehem, mendorong lelaki yang berniat jahat itu ke bawah. Ia pun memukulnya hingga membuat lelaki itu hampir tidak bisa melanjutkan hidup.      

Hasil akhirnya bisa dibayangkan, lelaki itu kemudian dipindahkan. Kemudian, kedudukannya naik selangkah demi selangkah, begitu bersemangat sehingga membuat orang tidak tahan untuk menghadapinya.      

Sedangkan Zhao Youlin, ia dicatat sebagai sesuatu yang menghasilkan kerugian besar untuk ini. Hal-hal lain pun terasa menjadi salah sejak itu. Setelah bekerja selama beberapa tahun, ia menjadi kapten tim kecil seperti kura-kura.     

Namun, berkat keributan seperti itu, beberapa orang yang kemudian memiliki niat jahat terhadap Zhao Youlin secara bertahap mereda. Mereka tidak berani melampaui tugas dengan curang. Zhao Youlin pun masih sangat puas dengan ini.     

Bahkan kemudian, orang-orang di atasnya telah mempersiapkan rencana balas dendam padanya. Namun Zhao Youlin tidak menyesali perbuatannya.      

Meski demikian, yang tidak diduganya adalah, bahwa setelah bertahun-tahun, akan ada orang seperti itu lagi dalam hidupnya. Ya, orang yang menggunakan keuntungan semacam ini untuk mengukur perasaan dan bicara soal meminta dirinya memberinya kesempatan!     

Reaksi Zhao Youlin benar-benar di luar dugaan Ye Yan, sehingga di depan tatapan mengejek dan agresif Zhao Youlin, Ye Yan langsung kehilangan kata-kata. Ia tidak tahu cara menjelaskan kepada Zhao Youlin tentang yang sebenarnya dipikirkannya tentang perempuan ini.     

Ketika Ye Yan akhirnya bereaksi, ia membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tetapi kalimat Zhao Youlin berikutnya benar-benar menghalangi kata-katanya.     

"Kamu baru saja bilang bahwa tidak rugi bagiku untuk menyetujui permintaanmu, kan?"     

Ye Yan melihat ekspresi menyindir di sudut bibir Zhao Youlin. Entah bagaimana, tiba-tiba ia memiliki firasat yang tidak menyenangkan.     

"Aku..." Tuan Muda Ketiga Ye yang selalu indah berlama-lama di antara bunga-bunga dan berbicara dengan manis di ujung jarinya, mendadak tidak tahu cara berbicara.      

Tentu saja, Zhao Youlin tidak berencana memberinya kesempatan untuk menjelaskan isi hatinya.     

Ada cibiran di sudut bibirnya dan Zhao Youlin hampir dengan sinis berkata, "Ternyata di hati Tuan Ye, perasaan dapat diukur dan didefinisikan dengan kata-kata seperti untung dan rugi. Hal ini yang benar-benar membuka mata saya."     

"Youlin, bukan itu maksudku..." Untuk pertama kalinya, Ye Yan menemukan bahwa dirinya akan mengalami hari ketika tidak bisa berkata-kata.     

"Tuan Ye, apa maksudmu dengan itu? Tetapi sudahlah, tidak peduli artinya semua perkataanmu tadi, rasanya aku tidak ingin mendengarnya. Ada kalimat yang diucapkan dengan baik, dan tidak spekulatif."      

"Mungkin di mata Tuan Ye, kata-kata itu tidak memiliki arti khusus. Namun di mataku, kata-kata itu benar-benar menyinggungku. Sampai batas tertentu, sulit bagi orang-orang dengan pandangan hidup yang berbeda untuk memiliki bahasa yang sama. Ya. Jadi tolong maafkan aku atas permintaan yang dibuat oleh Tuan Ye barusan."     

"Youlin, dengarkan aku..." Ye Yan ingin membela diri, tetapi Zhao Youlin memotongnya lagi.     

"Selain itu, aku tidak berpikir kita perlu makan makanan ini. Semuanya yang terjadi hari ini seharusnya tidak terjadi. Aku seharusnya tidak mendengar ucapan yang Tuan Ye katakan barusan, dan kita seharusnya tidak pernah membahas kontrak ini."      

"Hal yang Tuan Ye maksudkan yang hubungannya dengan tanah itu di masa depan, juga menjadi kebebasan Tuan Ye. Aku tidak bisa mengendalikannya dan aku tidak ingin memperdulikannya lagi."      

"Oh, ya! Hari ini sampai di sini saja, aku ada urusan, jadi aku pamit dulu. Sampai jumpa. Oh, tidak! Kalau bisa, aku berharap tidak akan berjumpa dengan Tuan Ye lagi."      

Setelah mengatakan itu, Zhao Youlin mengangkat tas lalu pergi.      

Melihat ini, Ye Yan buru-buru mengulurkan tangan untuk menghentikannya. Sayangnya, Zhao Youlin mengambil celah untuk menghindar dengan berbalik ke samping dan langsung menghindari tangan Ye Yan. Ia berjalan pergi dengan cepat.     

Ye Yan menatap tangannya yang hanya menangkap angin dan tertegun sejenak. Ketika sadar kembali, ia melihat ke pintu keluar dan sudah tidak ada bayangan Zhao Youlin lagi.     

Telapak tangan yang tidak menggenggam apa-apa itu mengepal, mata Ye Yan memancarkan sedikit rasa malu dan penghinaan pada diri sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.