Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Menemui Mendiang Istri (1)



Menemui Mendiang Istri (1)

0Pemakaman yang Kakek Zhao pilih untuk istrinya secara tidak terduga berada di tempat yang terpencil dan sederhana.     
0

Menurut Kakek Zhao, Nenek Zhao adalah wanita yang suka ketenangan. Semasa hidupnya, Nenek Zhao telah mengikutinya berkeliling dan menyaksikan semua hiruk pikuk kehidupan di dunia.     

Sekarang, setelah Nenek Zhao meninggal, Kakek Zhao tidak ingin terlalu banyak orang mengganggunya yang memiliki terlalu banyak urusan.     

Karena itu, hanya pada hari peringatan kematian saja Kakek Zhao akan membawa keluarganya ke sini untuk mengunjungi istrinya. Sedangkan di hari lain, tidak bisa sembarangan mengunjungi untuk mengganggu peristirahatan Nenek Zhao.      

Berbeda dari pernikahan yang menguntungkan dan dilakukan banyak keluarga kaya, istri Kakek Zhao bukanlah putri dari keluarga kaya.     

Orang tua Nenek Zhao hanyalah dua profesor di universitas biasa, sehingga Nenek Zhao terpengaruh oleh profesi mereka sejak kecil, dan secara alami mengembangkan temperamen yang lembut, perhatian, dan pengertian.      

Ditambah dengan kecerdasan alami dan temperamennya yang elegan, Kakek Zhao yang baru saja masuk universitas pada waktu itu, jatuh cinta padanya hampir pada pandangan pertama. Tanpa disangka, cinta ini adalah cinta seumur hidup.     

Pada saat itu, Keluarga Zhao sangat kacau karena berbagai alasan. Sebagai putra sulung dari anak kedua kepala Keluarga Zhao saat itu, orang tua dan paman bibi Kakek Zhao berharap bisa menikahkan perempuan yang memiliki latar belakang sejenis dan membawa manfaat dengan drastis.      

Tetapi pada saat itu, Kakek Zhao sudah memiliki hati Nenek Zhao. Ia tidak akan membiarkan orang yang lebih tua memaksanya untuk menikahi perempuan asing dan belum pernah ditemui beberapa kali.     

Karena alasan ini, Kakek Zhao berselisih dengan keluarganya sendiri secara langsung dan memutuskan untuk pindah sendiri.     

Segera setelah itu, terjadi perselisihan internal di Keluarga Zhao untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan dalam Keluarga Zhao. Pondasi Kekeluargaan Keluarga Zhao yang berusia seabad goyah dan hampir hancur.     

Perubahan dalam keluarga itulah yang membuat Kakek Zhao itu tumbuh dari pesolek yang suka pamer dan flamboyan, dalam semalam berubah menjadi kepala keluarga yang tenang dan mandiri.      

Ia menopang Keluarga Zhao yang goyah dengan satu bahu, menentang semua pendapat dan memindahkan Keluarga Zhao ke kota. Setelahnya, ia menghabiskan bertahun-tahun untuk membangun kembali kerajaannya di kota baru itu. Bisa dibayangkan betapa sulitnya masa itu.     

Selama mengalami masa yang paling sulit, Nenek Zhao dari keluarga biasa ini selalu berada di sisi Kakek Zhao dari awal hingga akhir. Ia tidak pernah mengkhianatinya, selalu menemaninya melalui suka dan duka, dan bekerja sangat keras untuk melahirkan tiga anak.     

Kemudian dengan upaya Kakek Zhao, Keluarga Zhao kembali ke kejayaannya. Tetapi perempuan yang diam-diam menjaganya selama bertahun-tahun itu tiba-tiba melahirkan secara prematur ketika melahirkan putra ketiganya.     

Selain anaknya lahir dalam kondisi lemah, ibunya juga terpengaruh dan pondasi hidupnya menjadi buruk. Setelah itu, bahkan jika Kakek Zhao mencoba segala macam cara dan memanggil dokter yang tidak terhitung jumlahnya, ia tetap tidak bisa membantu istrinya untuk memulihkan luka pada tubuhnya.     

Akibatnya, tubuh Nenek Zhao memburuk selama beberapa tahun ke depan, dan akhirnya gagal untuk bertahan hidup. Pada malam musim dingin, ia tidur nyenyak dan tidak pernah bangun lagi.     

Setelah kematian Nenek Zhao, tidak ada wanita lain lagi di sisi Kakek Zhao. Bukannya tidak ada orang yang berpikiran untuk mengambil posisi itu di sisi Kakek Zhao, hanya saja mereka yang berani memiliki ide ini, akhirnya mendapatkan hasil yang tragis.      

Bagi Kakek Zhao, orang yang ada di sisinya cukup satu dan tidak ada yang bisa menggantikannya. Posisi di sampingnya akan selalu menjadi milik Nenek Zhao. Bahkan jika Nenek Zhao pergi, posisi belahan jiwa akan disimpan untuknya selamanya, sampai Kakek Zhao menghilang dari dunia ini menemaninya di alam baka.      

Zhao Youlin membantu Kakek Zhao berdiri di depan batu nisan. Melihat foto di batu nisan yang tidak pernah pudar, hatinya sedikit bergerak.     

Wanita di foto itu terlihat masih berusia awal 40-an. Di mata orang-orang saat ini, penampilannya tidak terlalu berlebihan. Hanya bisa dianggap sebagai wanita pendiam dan cantik.      

Tetapi kecantikan itulah yang membuat wanita ini sedikit lebih alami dan tidak ternilai daripada perempuan cantik sekarang yang mengandalkan berbagai kosmetik dan operasi kecantikan.     

Sekali melihatnya memang membuat siapapun tidak merasa Nenek Zhao ini istimewa, tetapi bisa memberi seseorang dengan perasaan nyaman seperti angin musim semi, dan membuat siapapun secara tidak sadar ingin memandangnya lagi.      

Penampilannya ini membuktikan pepatah lama 'tak sengaja melihat sekali, membuatnya ingin melihatnya berkali-kali'.      

Saat ini, di antara para artis papan atas di televisi, ada banyak orang yang sangat dicari dengan penampilan yang luar biasa.     

Tetapi setelah menonton orang seperti itu untuk waktu yang lama, kekaguman di awal lama-lama menghilang, menyisakan kebosanan.      

Sama seperti api yang terkena bensin. Awalnya api itu akan membara dan menyilaukan, tetapi karena terbakar terlalu hebat pada awalnya, umur api itu terlalu pendek.     

Kecantikan Nenek Zhao justru sebaliknya. Kecantikannya tidak semembara api, tetapi sejernih air, membingungkan dan tidak terlihat. Tetapi ketika terkesima terhadap kecantikannya, seseorang akan menemukan bahwa tanpa sadar kekagumannya pada kecantikan itu telah menyatu dengan darah dagingnya, tidak bisa terlepas, tak bisa dilupakan.      

Ketika memandang wajah Nenek Zhao yang lembut dan tersenyum di foto itu, di benak Zhao Youlin tiba-tiba muncul wajah Duan Yarong secara tumpang tindih, tanpa bisa dipahami.     

Pada saat itu, Zhao Youlin akhirnya mengerti alasan Kakek Zhao tidak bisa melupakan Nenek Zhao walau sudah berpisah bertahun-tahun.      

Tidak perlu ditanya, penampilan dan temperamen Nenek Zhao itu juga merupakan salah satu alasan penting yang membuat perasaan Kakek Zhao sangat dalam padanya.      

Zhao Youlin berdiri di sana menatap foto Nenek Zhao di batu nisan sambil melamun. Ia tidak menyadari bahwa Kakek Zhao telah melepaskan tangan yang membantunya berdiri, lalu Kakek Zhao berjalan ke batu nisan sendirian, berjongkok dan membelai tekstur batu nisan.      

Setelah Kakek Zhao melepaskan tangan tadi, Zhao Youlin tidak melihat sosok Kakek Zhao yang tidak mau kesepian dan suka mengganggu dirinya.      

"Zhao Youlin, jangan kira karena mendapat dukungan dari kakek sekarang, kamu bisa bersantai di sini. Kuberi tahu kamu, orang yang bahagia di awal belum tentu bisa bahagia sampai akhir. Kita lihat saja nanti." Suara Zhao Youxi yang penuh amarah masuk ke telinga Zhao Youlin, membuatnya tersadar dari lamunan.      

Zhao Youlin tidak bereaksi banyak terhadap tindakan Zhao Youxi yang menunjukkan kekuatan. Di matanya, sikap Zhao Youxi bukan hanya keberatan pada sikap kakek lalu tidak berani bersikap sewenang-wenang, juga marah hanya karena melihat Zhao Youlin menjadi pusat perhatian.      

Sekarang Zhao Youxi seperti harimau yang sakit gigi dan cakarnya dicabut. Posisi yang tidak bisa ditahannya lagi, tapi tidak ingin orang lain tahu bahwa dirinya sudah lemah. Sebab, ia takut akan dimangsa oleh musuh lain. Selain menggertak dengan suara kencang, tidak ada lagi yang bisa dilakukan olehnya.      

"Oke, aku akan menunggu dan melihatnya." Zhao Youlin menoleh dan tersenyum sedikit pada Zhao Youxi, yang telah berdiri di belakangnya entah sejak kapan. Sikapnya yang tenang ini seperti hanya berbicara dengan Zhao Youxi tentang topik yang tidak penting.     

Wajah Zhao Youxi kesal. Sekali lagi ia merasakan provokasi dalam senyum Zhao Youlin, yang hampir membuatnya sulit untuk mengendalikan diri.     

Zhao Youlin menatap tatapan mata Zhao Youxi yang penuh rasa ingin membunuh, seolah-olah Zhao Youxi berharap bisa segera melompat ke tubuhnya dan mencabik-cabik dirinya.      

Ia pun mengangkat alisnya dan melontarkan kalimat yang menyulut amarah Zhao Youxi semakin ganas, "Apakah dalam waktu dekat ini Nona Zhao baik-baik saja di kantor?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.