Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Pindah Rumah (2)



Pindah Rumah (2)

0Berdiri di belakang Kakek Zhao, Paman Zhao tidak bisa menahan tawa ketika mendengar kata-kata Zhao Youlin yang tidak sopan.     
0

Apakah nona memang memiliki sikap membangkang dan tidak menghormati orang tua? Tampaknya nona tertua masih menganggap bahwa bahwa dirinya telah terjebak dalam trik Kakek Zhao dalam pesta waktu itu!     

Tetapi berbicara tentang itu, ia khawatir, di antara semua anggota Keluarga Zhao, hanya nona tertua saja yang berani berbicara seperti itu pada Kakek Zhao.      

Para pelayan di rumah yang telah pulih dari keterkejutan awal, kini mereka terkejut lagi ketika mereka mendengar kata-kata Zhao Youlin itu. Sikapnya itu adalah menunjukkan perbuatan kasar Zhao Youlin, namun juga keberanian Zhao Youlin.     

Di mata para pelayan ini, bahkan jika Kakek Zhao memang menyukai sikap Zhao Youlin yang seperti itu, kata-kata Zhao Youlin pada awalnya telah menyentuh batasan diri Kakek Zhao.      

Mereka tidak berpikir bahwa Zhao Youlin adalah sejenis orang yang tidak tahu cara mengendalikan perbuatan liar, dan ia harus membuat jarak satu inci. Sekarang, pria tua yang menghargai mereka itu, takutnya akan marah!     

Sama seperti semua orang yang menahan napas dan menunggu Kakek Zhao marah, ternyata Kakek Zhao malah bertindak mengejutkan di depan mereka.      

Hal yang terlihat adalah tangan Kakek Zhao yang terulur ke Joy membeku di udara. Setelah beberapa saat membeku, ia membalikkan tubuhnya dan menatap Paman Zhao dengan wajah sedih. Ia pun berkata, "A… A… Aku… apakah setua itu?"     

"Pfft …" Paman Zhao buru-buru mengepalkan telapak tangannya untuk menutup mulutnya, mencoba yang terbaik untuk menjaga ekspresi di wajahnya tetap serius, "Anda memang sudah tua, tetapi tetap kuat. Anda orang berusia tujuh puluh tahun yang terlihat seperti empat puluh tahunan."     

Kakek Zhao seolah-olah termotivasi dan langsung menjadi energik. Jarinya langsung menunjuk Paman Zhao dan matanya memandang Zhao Youlin. Pada akhirnya ia berkata, "Gadis kecil, dengarkan, dengarkan ucapan yang dikatakan Paman Zhao. Kakek ini tidak tua, kakek benar-benar tidak tua!"     

Zhao Youlin memberinya pandangan menghina, lalu dengan kejam melontarkan kalimat, "Kamu percaya pada ucapannya. Ternyata kamu kakek tua pikun."     

Kakek tua pikun, kakek tua pikun, kakek tua pikun….     

Terdengar suara tawa yang ditahan "pffft". Kakek Zhao pun merasakan tusukan anak panah yang menusuk jantungnya. Serangan ini mengarah tepat ke hatinya, membuatnya tidak bisa bangkit.      

Rubah tua vs rubah kecil, pada permainan ketiga ini, rubah kecil menang!     

Para pelayan di ruangan itu tercengang, tidak bisa bereaksi sama sekali.     

Zhao Youlin akhirnya melirik Kakek Zhao yang berjongkok di samping dengan wajah suram, yang moralitas dan keagungannya menurun sangat jauh dari biasanya. Ia memutar matanya tanpa daya dan merasa malas untuk terjerat lagi dengan kakek itu.      

Kemudian, Zhou Youlin berbalik badan lalu bertanya pada pelayan yang paling dekat dengannya, "Di mana kamarku?"     

Pelayan itu seorang wanita paruh baya, yang gemetar ketika dirinya mendengar pertanyaan Zhao Youlin. Seolah-olah ia tiba-tiba terbangun dari mimpi, lalu buru-buru menjawab, "Di lantai dua, saya akan mengantar Anda ke sana."     

"Aku saja yang membantunya." Setelah melihat lelucon bersama Kakek Zhao itu, Duan Yarong mendengar pertanyaan Zhao Youlin tentang kamar, jadi ia bergegas dan mengarahkan sekelompok pelayan untuk membantu Zhao Youlin membawa barang bawaannya.     

Zhao Youlin hendak naik ke lantai atas sambil menggendong anaknya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, lalu berhenti dan kembali ke Kakek Zhao.      

Ketika Kakek Zhao melihat Zhao Youlin pergi lalu kembali, jiwanya tiba-tiba terkejut, dan lipatan di wajahnya muncul dari senyumnya, "Nak Lin, aku tahu kamu tidak akan meninggalkan kakekmu begitu saja dan naik ke atas tanpa menyapa. Ayo… ayo sini, cepat biarkan kakek menggendong Joy."     

Melihat Kakek Zhao mengulurkan tangannya ke Joy lagi, Zhao Youlin menggerakkan sudut mulutnya, lalu menoleh ke samping, dan menjatuhkan empat kata, "Kamu terlalu banyak berpikir."     

"....lalu apa tujuanmu untuk kembali?"     

Zhao Youlin tidak menjawab, lalu ia mengeluarkan dua jepit rambut emas dari tasnya dan menyerahkannya kepada Kakek Zhao, "Aku hanya ingin mengembalikan barang ini kepadamu, oh, bukan, mengembalikan ke pemilik aslinya."     

Ia pergi dengan marah pada hari itu, sehingga kedua jepit rambut emas itu terbawa pulang bersamanya. Meskipun ia tidak tahu nilai sebenarnya dari dua jepit rambut emas ini, tetapi ia juga tidak bodoh.      

Pada pandangan pertama, ia merasa benda semacam ini adalah benda mewah. Jadi, akan lebih baik untuk mengembalikannya jika punya kesempatan.     

Memiliki harta yang berharga dapat dengan mudah membawanya menghadapi bencana yang lebih besar. Ia tahu alasan ini.      

Hati kaca Kakek Zhao hancur lagi, tetapi kali ini ia tidak terburu-buru untuk menerimanya. Ia malah mendengus marah, "Tidak akan kuterima. Barang yang sudah kuberikan mana mungkin kuambil lagi?"     

Mulut Zhao Youlin berkedut lagi ketika mendengar ini. Hatinya sangat marah, apa artinya Kakek Zhao tidak mau menerimanya? Dia sudah berusia tujuh puluh tahun, bisakah dia bersikap tidak begitu naif dan lebih dewasa. Ya, lebih dewasa! Hah, dasar sial!     

Mengambil napas dalam-dalam, Zhao Youlin berkata dengan getir, "Kakek, aku tidak bisa menerima ini. Kamu harus mengambil kembali barang yang begitu berharga ini dan memberikannya kepada seseorang yang lebih cocok dengan barang ini."     

Setelah Zhao Youlin selesai berbicara, ia membalikkan tangannya ke suatu arah dan bersiap untuk menyerahkan jepit rambut emas langsung ke Paman Zhao di samping.     

Kakek Zhao dengan cepat menghentikan tangannya dan berkata dengan wajah buruk, "Apa yang kamu lakukan?"     

"Mengembalikan barang!" Zhao Youlin memandang Kakek Zhao dengan agak tidak masuk akal. Ia benar-benar tidak berdaya tentang kekesalan yang tidak masuk akal dari kakek tua itu.      

Kakek Zhao memelototinya. Ya, jangan tanya itu benar-benar menakutkan atau tidak, "Untuk apa dikembalikan? Barang itu untuk Joy, bukan untukmu, jadi untuk apa kamu kembalikan?"     

Zhao Youlin tertegun sejenak, kemudian ia tidak bisa menahan tawa dan menangis, "Untuk Joy? Untuk apa anak laki-laki menginginkan barang ini?"     

Kakek Zhao mendengus dan berkata dengan percaya diri, "Ini adalah mahar nenekmu kala itu, juga menjadi barang favorit nenekmu selama hidupnya. Sekarang, barang ini menjadi pusaka keluarga. Ini diberikan untuk Joy… untuk melamar kekasihnya kelak, yang akan menjadi cicit menantu perempuanku."     

Zhao Youlin bahkan lebih tidak berdaya dengan ucapan orang tua ini, apa yang bisa dia lakukan dengan ini? Joy baru berusia empat tahun sekarang, bukankah terlalu dini untuk membahas menantu perempuan! Pada akhirnya, kakek memutar rencana ingin memberikan padanya, dan….     

Zhao Youlin melirik jepit rambut emas di tangannya. Ketika mendengar bahwa benda ini adalah peninggalan almarhum Nenek Zhao, Zhao Youlin tidak merasa seperti orang biasa yang gembira ketika mendapatkan harta berharga. Ia hanya menarik kebencian dari masalah yang sulit dihadapi, yang harus segera dibuang.      

Sayangnya, sebelum ia bisa mengambil tindakan, Joy yang sedang meringkuk di bahunya bertanya dengan rasa ingin tahu, "Bu, apa itu menantu perempuan?"     

Zhao Youlin tersedak, tepatnya hampir tersedak air liurnya sendiri.     

Tetapi lelaki tua itu takut dunia tidak akan kacau dan datang, "Menantu perempuan itu…."     

"Kakek!" Zhao Youlin memelototi Kakek Zhao, ia seketika memiliki rasa untuk mencoba membunuh lelaki tua aneh yang berani menghancurkan bunga-bunga tanah air dengan matanya.     

Kakek Zhao sedikit bersalah ketika ditatap oleh Zhao Youlin.     

Duan Yarong menahan tawanya sebentar, lalu melangkah maju dan berkata, "Youlin, karena kakek berkata ingin memberikannya padamu, kamu bisa mengambilnya. Kakek memiliki kebaikan hati, jika kamu menolaknya, kakek akan sedih."     

Duan Yarong bicara seperti ini. Meskipun Zhao Youlin masih sedikit enggan, tetapi ketika berpikir bahwa putrinya akan tinggal di sini, lalu menyalahkan Kakek Zhao yang mungkin terasa sedang merendahkannya, tentu hal ini akan terasa berbahaya bagi Joy yang sangat imut dan polos ini terseret ke sana.      

Setelah menimbangnya sejenak, Zhao Youlin menghela napas ringan, mengambil kembali dua jepit rambut emas itu, dan dengan enggan menjawab, "Kalau begitu, terima kasih, Kakek." Ia pun berbalik dan berjalan ke atas tanpa melihat ke belakang, sambil menggendong Joy.      

"Oh, Youlin, tunggu aku."     

Pria tua itu tersenyum dan melihat punggung Duan Yarong dan Zhao Youlin menjuh di ujung tangga. Kemudian ia dengan lantang berkata kepada putra tertuanya yang sangat diandalkannya itu, "Bagaimana? Seleraku bagus, kan? Apakah kamu puas dengan putrimu ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.