Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Siapa Bilang Dia Tidak Dibutuhkan (3)



Siapa Bilang Dia Tidak Dibutuhkan (3)

0Sun Fengzi menggunakan satu tangannya untuk menutupi wajahnya yang telah ditampar ke satu sisi. Kemudian kepalanya menoleh perlahan, wajahnya penuh ekspresi ketidakpercayaan, "Kamu…kamu ternyata menamparku? Kamu berani menamparku!"     
0

Zhao Youlin mengepalkan tangan yang baru saja digunakan untuk menampar Sun Fengzi. Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman mengejek, "Kenapa kamu terkejut? Padahal ini bukan pertama kalinya untukmu."     

"Kamu…" Mata Sun Fengzi menyipit, lalu ia teringat bahwa dirinya pernah ditampar oleh Zhao Youlin saat pertama kali bertemu dengannya di hari ulang tahun kakek Zhao di taman belakang hari itu. Mengingat itu, wajahnya mulai suram.      

Tepat saat Su Fengzi mau memaki, Zhao Youlin menyibakkan punggung tangannya untuk menamparnya lagi.      

Tangan Sun Fengzi masih dipegang oleh Zhao Youlin, sehingga dirinya tidak bisa mengelak bahkan jika dirinya mau. Akibatnya, ia harus ditampar oleh Zhao Youlin lagi.     

Bekas lima sidik jari berwarna merah cerah muncul begitu terang di kedua sisi pipi Sun Fengzi. Tetapi Zhao Youlin masih merasa itu tidak cukup. Ia tertawa kecil, "Tamparan pertama tadi untuk membalas sikapmu pada ibuku, karena kamu telah bicara tidak sopan padanya…"      

"Tamparan yang kedua adalah untuk anakmu yang tidak berguna itu, juga untuk mengajarimu bahwa anak nakal yang tidak bisa diandalkan itu sepanjang hari bisanya hanya menyakiti orang lain…"      

"dan selanjutnya, tamparan ini…."     

Zhao Youlin mengangkat tangannya perlahan saat dirinya berbicara, lalu menampar Sun Fengzi lagi dengan tamparan keras, "Tamparan ini untuk melampiaskan amarahku sendiri, karena kau baru saja memfitnahku. Aku, Zhao Youlin, bagus kalau aku bersikap suci dan murni, dan biarkan saja kalau aku punya masa lalu yang buruk. Bibi kecil sepertimu tidak berhak mengaturku."     

Melihat sebagian besar wajah Sun Fengzi bengkak, Zhao Youlin puas. Ia pun melepaskan tangannya dan menyingkirkan tubuh Sun Fengzi ke belakang beberapa langkah hingga jatuh langsung ke lantai.     

"Kamu… berani sekali… ternyata kamu…."     

Zhao Youlin maju dua langkah sambil mencibir, lalu membungkuk mendekati Sun Fengzi untuk menghina, "Hari ini aku mau memperingatkanmu, aku benar-benar berani! Aku sudah memberitahumu dengan jelas di pesta ulang tahun kakek, kalau sekali saja berani menjelek-jelekkan ibuku, aku akan menampar mulut busukmu, sampai kau tidak bisa mengucapkan kata-kata jelek lagi."      

"Selain itu karena kamu telah melanggar peringatanku saat itu, maka aku tidak akan segan kepadamu. Bukankah kamu menganggap omonganku ini hanya omong kosong sehingga tidak punya integritas sedikitpun?"     

Mendengar itu, Sun Fengzi hanya bisa tertegun, "Kamu!"      

"Aku kenapa? Aku tanya, bisakah kamu mengubah kata-katamu dengan yang baru? Setiap kali kamu mengancam seseorang, kamu selalu mengatakan hal yang sama. Rasanya kata-kata itu menumpuk di telingaku." Ujar Zhao Youlin sambil mengorek telinganya dengan tidak sabar.     

Setelah itu, dia mendekatkan wajahnya ke Sun Fengzi, dan berkata dengan bercanda, "Bibi ketiga, tidak masalah jika kamu tidak bisa mengendalikan mulutmu mulai sekarang. Aku akan tetap mengawasimu. Kamu bisa mencoba cari gara-gara lagi."      

"Ehmmm… Yah, kita lihat saja nanti, yang menyakitkan adalah mulutmu, atau tanganku. Aku sangat senang melakukan ini. Jangan tanya, ini sungguh bukan tamparan biasa, kalau bisa, aku bisa menamparmu beberapa kali lagi." Tambahnya.     

Ke Ke Ke… Kejam sekali! Ini kali pertamanya Xia Zetao melihat dari jarak dekat penganiayaan fisik dan mental yang dilakukan oleh Zhao Youlin. Menurutnya, kemarahan presdirnya saja sudah cukup kejam, ternyata kemarahan mantan istri presdir juga sama kejamnya.      

Jika dipikir-pikir, sangat mengerikan bila dirinya melayani dua manusia ganas ini pada saat yang sama di masa depan!     

Semua orang, termasuk Sun Fengzi, tercengang oleh tindakan tidak terduga Zhao Youlin.     

Rasa sakit yang membakar di pipinya membuat Sun Fengzi bereaksi lebih dulu. Ia menatap langsung ke mata Zhao Youlin yang polos, hatinya membeku, dan hampir berteriak keras.      

"Pembunuhan, pembunuhan! Ini namanya rencana pembunuhan! Apakah tidak ada hukum di negeri ini? Apakah tidak ada keadilan di negeri ini? Shunchang… Shunchang… datanglah! Bantu aku, keponakanmu akan membunuhku!"      

"Setelah menghabisi anakmu, kamu ingin istrimu dibunuh juga? Untuk apa kamu terus berdiri kaku seperti kayu? Kalau kamu tidak datang untuk membantu keluargamu, seluruh keluargamu akan dipukuli sampai mati! Hei, kenapa aku begitu sengsara? Huhuhu…."     

Zhao Shunchang terkejut ketika mendengar tangisan Sun Fengzi. Ia ingin bergegas ke sisi Sun Fengzi, tetapi dibekukan di tempat oleh ancaman ringan Zhao Youlin.     

"Paman ketiga, kusarankan paman untuk tetap di tempat dengan sikap yang patuh. Kalau tidak, aku tidak bisa menjamin bahwa wajah bibi ketiga atau tangannya tidak akan seperti adik sepupuku.... Jika itu terjadi, ibu dan anak ini benar-benar hanya bisa dipersatukan kembali di rumah sakit."     

Langkah kaki Zhao Shunchang langsung terhentak dan berhenti. Wajahnya menjadi pucat dalam sekejap. Setelah bibirnya bergetar selama beberapa detik, ia berkata kepada Zhao Youlin dengan hampir lesu, "Youlin, tidak peduli apapun, kami semua ini paman dan bibimu."     

Zhao Youlin tidak menghargainya sama sekali. Ia mencibir dan berkata, "Aku tidak bisa menoleransi lagi, aku tidak mau punya bibi yang terus memanggilku jalang kecil."     

Zhao Youlin tidak pernah percaya pada hubungan saudara, membedakan kaya dan miskin, ataupun moralitas teman. Ia hanya tahu bahwa ketika orang lain baik pada dirinya, ia akan baik kepadanya juga.      

Begitu Zhao Shunchang selesai bicara, Zhao Youlin tiba-tiba menoleh dan menatap dingin pada ratapan dan rintihan Sun Fengzi. Ia berkata dengan jijik, "Bibi ketiga, apakah kamu tahu bahwa dirimu yang sekarang mengingatkanku pada sesuatu?"     

Tangisan Sun Fengzi berhenti, air mata mengalir di wajahnya dengan bekas kelima sidik jari merah cerah, membuat penampilannya itu sedikit lebih lucu.      

Zhao Youlin dengan jahat menggoyahkan hasrat Sun Fengzi, lalu berkata pelan, "Kamu yang sekarang, benar-benar mengingatkanku pada bibi-bibi di pasar sayur yang sukanya membuat masalah dan tidak punya etika."     

"Apa?!" Wajah Sun Fengzi berubah menjadi marah ketika mendengar Zhao Youlin membandingkannya dengan bibi yang ribut-ribut tentang beberapa sen demi beberapa sen di pasar sayur, yang tingkahnya tidak masuk akal, yang berbicara bahasa kotor. Ia memelototi Zhao Youlin dengan perasaan ingin membunuhnya hidup-hidup.      

Ia membuka mulut dan ingin mengutuk lagi, tetapi ketika baru saja membuka mulut, rasa sakit langsung menyebar dari kedua sisi pipinya.     

Pemandangan itu secara luas bisa dilihat oleh Zhao Youlin, sehingga gadis itu bisa melihat setiap gerakannya. Sudut bibirnya sedikit terangkat. Ia tidak tertarik untuk mengagumi wajah bengkak Sun Fengzi yang bengkak seperti kepala babi, jadi ia berbalik dan bersiap untuk pergi.     

Siapa yang tahu bahwa Sun Fengzi juga orang yang keras kepala tanpa otak. Walau seluruh wajahnya dipelintir oleh rasa sakit, ia masih tidak mau melepaskan keinginannya untuk berdebat.      

Melihat Zhao Youlin semakin menjauh darinya, ia menutupi wajahnya dan mencoba yang terbaik untuk menggeram.      

"Zhao Youlin, kamu jalang, kamu menyakiti Yifei-ku, dan sekarang kamu datang untuk menyakitiku lagi. Kamu akan dihukum, kamu pasti dapat pembalasan! Pantas saja... pantas kamu ditinggalkan, pantas saja kamu diusir dari rumah, pantas saja kamu tidak diinginkan oleh siapapun dalam hidupmu dan akan sendirian sampai mati!"     

Raungan Sun Fengzi menyebabkan semua orang yang hadir mengubah ekspresi mereka.     

Zhao Shunchang bergegas ke sisi Sun Fengzi dengan tergesa-gesa, berdiri di depannya untuk menutupinya dengan gemetar ketakutan. Wajahnya yang ketakutan menoleh ke belakang melihat ke arah Zhao Youlin.      

Zhao Youlin menyipitkan matanya sedikit berbahaya. Tepat ketika semua orang mengira dirinya akan meledakkan amarah, suara dingin dan mempesona menyela percakapan di antara mereka berdua, yang mengejutkan semua orang.     

"Siapa yang bilang padamu, kalau tidak ada yang menginginkannya?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.