Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Sama-sama Mempermainkan Perasaan (1)



Sama-sama Mempermainkan Perasaan (1)

0Kebenaran selalu begitu jelas, tetapi seseorang tidak berani menyentuhnya dengan mudah. Hanya karena sekali disentuh, hal itu mungkin dapat jatuh ke dalam jurang dan tidak pernah berakhir.     
0

Sama seperti pesan tersebut, sekarang Mu Tingfeng hanya terdiam beberapa saat. Kemudian, ia berkata dengan sedikit kesulitan, "Aku tidak tahu."     

Meskipun ia sudah pernah menikah, ditambah lagi punya seorang anak, entah mengapa dirinya merasa konyol jika baru membicarakan hal-hal ini. Namun itu memang kenyataannya.      

Sebelumnya, ia tidak pernah tertarik pada perempuan mana pun, apalagi mengenal rasa suka.      

Bukannya ia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan bertemu dengan seorang perempuan yang akan membuatnya tergoda dan membuatnya rela menghabiskan hidupnya bersamanya kelak dewasa nanti.     

Namun sayangnya, bahwa semua pikiran indah itu menjadi sia-sia setelah kejadian empat tahun lalu.     

Setelah empat tahun, Mu Tingfeng akhirnya berhasil menyingkirkan perempuan yang selalu ditolaknya itu. Walau demikian, ia tidak menyangka bahwa pada akhirnya orang yang membuatnya merasa berdenyut untuk pertama kalinya adalah... perempuan yang dibencinya itu.     

Ketika Su Ruixin mendengar kata-kata Mu Tingfeng, ia hampir tidak bisa menahan diri untuk melakukan tindakan yang sama sekali berbeda dari penampilannya… Ya, ia melirikkan matanya kepada anaknya itu dengan niat ingin menjahilinya.     

Apa maksudmu dengan tidak tahu? Bagaimana ia bisa tidak tahu hal semacam ini? ! Tebakannya benar, bajingan kecil ini punya sifat yang sama dengan ayahnya, yang tidak pandai mengungkapkan apapun yang dirasakannya. Ketika mereka baru sadar akan perasaan itu, perempuan yang disukai anaknya ini juga telah jauh pergi tanpa diketahui jauhnya!     

Su Ruixin menghela napas. Ia hanya duduk lebih dekat ke sisi Mu Tingfeng dan bertanya, "Kau bilang sedang bingung dan ragu antara menyukainya atau tidak. Baiklah kalau begitu, Ibu tanya sekarang, saat kamu tidak bertemu dengannya, apakah kamu terus-terusan memikirkannya tanpa sadar?"     

Alis Mu Tingfeng menunjukkan ekspresi suram, lalu Su Ruixin berkata lagi, "Ketika kamu melihatnya di tengah orang banyak, tidak peduli berapa banyak orang di sebelahnya atau disebelahmu, apakah matamu akan mengikutinya tanpa sadar?"     

Mu Tingfeng teringat bahwa pada pesta ulang tahun Kakek Zhao hari itu. Ia seperti hampir, mungkin… benar-benar bersikap seperti itu pada Zhao Youlin yang mengejutkan para hadirin.      

"Apakah kamu selalu melakukan hal-hal untuknya secara tidak sadar padahal kamu tidak pernah melakukan itu pada orang lain? Apakah kamu juga mengalami perubahan suasana hati, bahkan mengubah sikapmu karena dia?"     

Mu Tingfeng terdiam dan mengingat ketika dirinya hadir di pesta ulang tahun Kakek Zhao. Padahal jelas-jelas ia tidak suka pesta semacam itu. Namun malam itu... dan ketika dirinya mengantar Zhao Youlin pulang, ia menyadari bahwa tubuh Zhao Youlin gemetar karena angin dingin.      

Seketika kala itu, tubuhnya hampir tanpa sadar melangkah keluar dari mobil dan memakaikan jas miliknya di tubuhnya. Hal yang paling menakutkan adalah bahwa setelah Zhao Youlin membuka toko, ia malah bersembunyi di sudut seperti penguntit setiap hari hanya untuk mengintip setiap interaksinya dan anak itu.     

"Terakhir, yang paling penting, ketika kamu melihat dia sangat dekat dengan lelaki lain dan sikapnya itu lebih istimewa dibandingkan berinteraksi dengan orang lain, apakah kamu akan merasa... tidak nyaman?"     

Mendengar ini, wajah Mu Tingfeng tiba-tiba menjadi gelap. Adegan Zhao Youlin menggandeng Luo Weibing pada hari perceraian, juga ketika keduanya berdansa dengan gembira di lantai dansa pada malam pesta ulang tahun, hal itu langsung muncul di benaknya.     

Semakin memikirkannya, ia semakin merasa tidak nyaman dan semakin hanyut dalam perasaan kesal itu. Ya, ia semakin sesak. Kalau dirinya tidak salah ingat, lelaki itu seharusnya dari Keluarga Luo. Ia ingat bahwa dirinya telah melihat kepala Keluarga Luo di samping lelaki itu hari itu. Secara kebetulan, Keluarga Luo tampaknya menjalin hubungan dengan keluarga mereka baru-baru ini karena perusahaan mereka membicarakan tentang kerjasama.     

Jika lelaki itu benar-benar dari Keluarga Luo, ia seharusnya mempertimbangkan dengan cermat kemungkinan kerja sama antara kedua keluarga.     

Dan pada saat ini, Luo Weibing yang tidak tahu bahwa dirinya akan mengalami bencana besar, malah sibuk mengobrol dengan perempuan cantik. Tiba-tiba ia merasakan hawa dingin di belakangnya, yang membuatnya menggigil, dan terus membuatnya merasakan... firasat buruk.     

Su Ruixin melihat bahwa Mu Tingfeng mulai melepaskan aura dingin segera setelah mendengar kata-kata itu, ia pun sudah tahu jawabannya di dalam hati. Ia lalu menghela napas dan menepuk pundaknya dengan ringan.      

"Nak, kalau kamu masih belum menyadari bahwa kamu menyukai dia, ibu juga tidak tahu nasihat yang tepat untuk kecerdasan emosionalmu yang sangat rendah itu."     

Mu Tingfeng mendengar ekspresi kegembiraan di atas penderitaan dalam kata-kata Su Ruixin. Wajahnya menjadi gelap, tetapi ia tidak bicara dan hanya menundukkan kepala. Ia ingin menghindar dari wajah Su Ruixin.     

Su Ruixin kesal dengan perilaku tuli dan bisu Mu Tingfeng, kemudian ia seperti mengingat sesuatu. Setelah itu, ia tidak tahu sikap yang tepat antara harus tertawa atau menangis.      

"Hah… Lupakan saja, jawabannya hanya bisa dijelaskan oleh dirimu sendiri. Nasihat ibu masih sama, kebahagiaanmu adalah hal yang paling penting. Kalau kamu benar-benar menyukainya, kejarlah, tidak perlu terlalu khawatir. Jika tidak malah melewatkannya, kamu akan terlambat untuk menyesal."     

Mendengar ini, mata biru tua Mu Tingfeng bergerak. Emosi kompleks yang tidak dapat dipahami meluncur dari dalam matanya.     

Kecemerlangan di matanya berkedip sejenak, kemudian berangsur-angsur stabil. Akhirnya ia tampaknya telah membuat tekad tertentu, membuat emosi yang awalnya rumit menjadi jelas sedikit demi sedikit.     

Adapun keputusan seperti yang dibuatnya, hanya pihak-pihak yang terlibat yang akan mengetahuinya.     

Di sisi lain, Zhao Youlin, yang tidak tahu bahwa Mu Tingfeng mulai memilah-milah pikiran dan siap untuk mengambil tindakan, ia sekarang mengikuti Kakek Zhao dengan sombong ke Grup Zhao setelah hari ketiga saat Kakek Zhao memaksanya untuk bergabung dengan perusahaan.      

Hari ketika Zhao Youlin memasuki Grup Zhao, sayangnya itu juga hari ketika Zhao Yifei kembali ke Grup Zhao. Pekerjaan Zhao Yifei di Grup Zhao adalah pekerjaan yang berbeda jauh dengan pekerjaan ayahnya.     

Tepatnya, ketika Zhao Yifei pertama kali memasuki Grup Zhao, Kakek Zhao menugaskannya ke departemen ayah Zhao Yifei. Kakek Zhao berharap anak itu bisa memulai karir dari bawah dan mewarisi ketekunan ayahnya, tetapi ia tidak seperti ayahnya, begitu pengecut.     

Sayang sekali Zhao Yifei tidak bisa bertahan lama. Perempuan ini banyak mengeluh kepada Kakek Zhao dan memintanya untuk mengubah pekerjaan menjadi lebih santai, yang paling penting adalah ditempatkan di departemen yang memiliki banyak pegawai perempuan.      

Wajah Kakek Zhao langsung sangat muram dan tidak berbicara pada saat itu. Setelah melihat Zhao Yifei secara tidak senonoh pada seorang gadis di perusahaan untuk kelima kalinya secara kebetulan, ia akhirnya benar-benar kecewa dengannya.      

Lalu, orang tua ini langsung memindahkan Zhao Yifei ke departemen yang tidak memiliki terlalu banyak pekerjaan dan tentu saja tidak ada pegawai perempuannya. Andaikan ada, kebetulan disatukan dengan pegawai perempuan yang sama-sama tidak berkompeten.      

Pada hari di pesta ulang tahun Kakek Zhao, setelah melihat kecantikan Zhao Youlin yang luar biasa, Zhao Yifei benar-benar dibutakan oleh kecantikannya, dan tidak tahu cara untuk menggoda Zhao Youlin.      

Pada akhirnya, ia hampir dibutakan oleh Zhao Youlin. Kedua matanya yang melihat ke tempat yang seharusnya tidak dilihat, sehingga ia diberi pelajaran sebelum Zhao Youlin pergi.      

Setelah kejadian itu, Zhao Yifei tinggal di rumah sakit selama beberapa hari dan tidak masuk kerja selama beberapa hari. Sekarang, ia akhirnya pulih dan kembali ke Grup Zhao. Tetapi saat melangkah ke kantor, ia mendengar suara yang membuatnya sangat jijik.      

"Pagi-pagi tadi ini, aku mendengar suara kumpulan gagak, kukira ada bencana yang akan terjadi, tetapi aku tidak menyangka itu tanda-tanda adik sepupuku kembali. Apakah tanganmu baik-baik saja? Sudah bisa angkat barang berat sekarang? Jangan karena diinjak-injak seperti itu malah menjadi sampah yang tidak berdaya, itu sungguh merugikan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.