Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Merasa Paling Penting (3)



Merasa Paling Penting (3)

0Minta maaf? Mata Zhao Youlin berkedut, tetapi dirinya jadi mengerti tujuan sebenarnya dari dua orang yang tiba-tiba berlari untuk menemuinya ini. Ternyata kata-kata yang dilontarkannya di kedai kopi kemarin memicu bencana.      
0

Balas dendam padaku? Zhao Youlin diam-diam mencibir di dalam hati, tetapi ia tidak begitu narsis dengan berpikir bahwa kedua orang ini benar-benar peduli padanya lalu menyuruhnya untuk minta maaf.      

Lalu, perihal balas dendam padanya, ia merasa bahwa kedua orang ini hanya takut Mu Tingfeng akan marah dan melampiaskan amarahnya pada Keluarga Zhao. Ya, mereka berdua hanya takut menerima dampak buruk darinya.      

"Kamu ingin aku menemui Tuan Muda Mu untuk minta maaf?"     

"Itu benar." Zhao Shuncheng menjawab dengan masuk akal. Akan tetapi, ia lupa bahwa orang di depannya ini bukan lagi putri tertua yang selalu patuh padanya. Alhasil tentu saja keinginannya itu dengan cepat menjadi tidak mungkin untuk diwujudkan.      

"Mustahil!!!"     

"Apa?" Zhao Shuncheng tercengang, matanya membulat seperti sebelumnya, dan menatap Zhao Youlin dengan tidak percaya.     

Zhao Youlin mengulanginya dengan sabar, "Aku bilang, mustahil bagiku untuk meminta maaf kepada Mu Tingfeng."     

Kesabaran terakhir Zhao Shuncheng akhirnya lenyap akibat kata-kata Zhao Youlin yang tidak berperasaan itu. Ia pun meraung, "Kau ini, jangan tidak tahu malu!"     

Siapa yang tidak tahu malu?! Zhao Youlin ingin tertawa dengan logika cacat Zhao Shuncheng. Kondisi saat ini merupakan kejadian pertama dalam hidupnya yang mendengar bahwa ada seorang ayah yang memaksa putrinya untuk meminta maaf kepada mantan menantunya demi kehormatan ayahnya.      

Jika Zhao Youlin membuat daftar tahun-tahun teraneh yang pernah dialaminya, maka tahun inilah yang lebih aneh.      

"Apapun yang kamu katakan, sama sekali tidak mungkin bagiku untuk meminta maaf kepada Mu Tingfeng. Jika tidak ada lagi yang ingin kamu katakan, silakan minggir, dan kuharap aku tidak pernah bertemu denganmu lagi di masa depan."     

Zhao Youlin menarik Joy melewati keduanya dan hendak pergi. Tetapi sebelum dirinya bisa mengambil dua langkah, ia mendengar teriakan keras dari belakang.     

"Berhenti. Masalah ini bukan terserah padamu. Hari ini, mau tidak mau, kamu harus pergi ke rumah Keluarga Mu bersamaku. Pengawal, seret dia masuk ke mobil."     

Sebelum Zhao Shuncheng selesai berbicara, Zhao Youlin dan Joy melihat empat sampai lima pengawal berpakaian hitam telah bersiap mengepung mereka.      

Zhao Youlin menyapu pandangannya pada para pengawal ini, lalu tersenyum mengejek, "Kenapa jadi begini? Karena tidak bisa dengan cara halus, maka kamu mau melakukannya dengan cara kasar?"     

"Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Bawa anak itu dan masuk ke dalam mobil dengan patuh, lalu pergi ke kediaman Keluarga Mu untuk meminta maaf kepada Tuan Muda Mu. Jika tidak, jangan salahkan ayah yang akan bertindak tanpa ampun." Zhao Shuncheng mengancam Zhao Youlin dengan wajah datar.      

Mata Zhao Youlin sedikit berkedip, tatapan matanya penuh dengan ejekan, "Tanpa ampun? Kapan kamu pernah bersikap halus kepadaku? Kenapa aku tidak punya kesan sedikitpun tentang itu?"     

Wajah Zhao Shuncheng suram, lalu ia meraung, "Bawa Nona Tertua masuk ke dalam mobil."     

Li Hongyu di samping Zhao Shuncheng terus menatap Joy di sebelah kaki Zhao Youlin. Ia tidak bisa menahan diri untuk berteriak ketika dirinya melihat sekelompok orang mengelilinginya, "Hati-hati, jangan sakiti anak itu."      

Li Hongyu berkata demikian sesungguhnya bukan benar-benar khawatir tentang keselamatan anak itu, hanya saja ia ingat bahwa anak itu juga anak dari Keluarga Mu. Bahkan jika anak itu bersama Zhao Youlin sekarang, tetapi ia masih memiliki setengah darah Keluarga Mu.     

"Nona tertua, silakan" Seorang pengawal berkacamata hitam berjalan ke Zhao Youlin terlebih dahulu dan memberi isyarat mempersilakan Zhao Youlin masuk mobil.      

Zhao Youlin tidak bergerak sedikitpun, membuat pengawal itu ragu-ragu. Akhirnya si pengawal mengulurkan tangannya ke Zhao Youlin sambil berkata, "Nona, maaf."     

Begitu kata-kata itu terlontar, tangan yang terulur ke arah lengan Zhao Yulin berhenti tiba-tiba setengah meter dari Zhao Youlin.      

Pengawal itu tertegun sejenak. Ia menatap telapak tangan putih polos yang bersiap mencubit tangannya. Mengikuti tangan itu, ia sedikit demi sedikit mendongak, menatap wajah Zhao Youlin yang tanpa ekspresi.     

Segera, matanya melebar, menyaksikan senyuman tipis nan jelas di wajah Zhao Youlin yang tenang dan lembut. Firasat yang tidak menyenangkan muncul secara spontan. Ternyata, firasat itu benar….     

"Argh…" Jeritan itu melengking menembus langit malam seluruh apartemen, menakuti orang-orang yang berjalan di apartemen, juga mengguncang hati beberapa orang di sekitarnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.