Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Berdansa (3)



Berdansa (3)

0Benar saja, nona tertua Keluarga Zhao ini tampaknya masih terobsesi pada Presdir Mu. Meskipun keduanya telah bercerai, tetapi masih ada tempat untuknya di hati.     
0

Ye Yan melihat Zhao Youlin berjalan ke arah Mu Tingfeng. Matanya menyipit berbahaya dan yang muncul di kedalaman matanya bukan tatapan cemerlang seperti mata orang-orang yang hadir, melainkan… tatapan gembira di atas penderitaan orang lain.      

Melihat Zhao Youlin berjalan ke arahnya, Mu Tingfeng juga berpikir bahwa Zhao Youlin akan menghampirinya. Ia tidak tahu dirinya lebih merasa bahagia atau lebih kecewa, sangat rumit.     

Ia mengangkat tangan kanannya sedikit, dan hendak mengulurkannya ke arah Zhao Youlin. Akan tetapi, ia menemukan bahwa perempuan itu bahkan tidak meliriknya sedikitpun dan langsung melewatinya tanpa menoleh ke belakang.      

Ekspresi Mu Tingfeng kosong selama beberapa detik. Tangan yang baru saja akan diulurkannya membeku beberapa sentimeter di depannya.     

Namun, Zhao Youlin tidak peduli bagaimanapun reaksi Mu Tingfeng. Ia hanya berjalan cepat layaknya seseorang yang sedang berfikir dan mencoba melarikan diri. Ia tersenyum kepadanya dan berkata "Ayo, kita berdansa."     

Luo Weibing, junior yang tertangkap oleh Zhao Youlin dan dipaksa melakukan sesuatu, ingin kabur dari sini. Dengan tatapan diam namun bingung dan takut, dalam hatinya hanya bisa mengeluh sedih, 'Tolong ... tolong! ! ! huhuhu….'     

Sayangnya, tidak ada yang bisa mendengar tangisan hati Luo Weibing. Bahkan jika ada yang mendengarnya, tidak ada yang akan maju untuk menyelamatkannya.     

"Huhuhu… Kakak Lin, lepaskan aku, aku… aku tidak bisa berdansa, kamu cari teman dansa sendiri saja, ya?" Luo Weibing yang terseret secara tragis, berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.     

Zhao Youlin sama sekali tidak ingin banyak bicara dengannya di sini, jadi ia mengalihkan pandangannya ke kaki Luo Weibing, dan mencibir, "Tidak bisa berdansa? Kamu punya dua kaki panjang tetapi tidak bisa berdansa, apa gunanya punya kaki?"      

"Oh, kalau begitu patahkan saja kakimu itu, sekalian 'kaki ketiga' mu juga dipatahkan, bagaimana?"      

Kaki ketiga yang dimaksud adalah bagian tubuh laki-laki di antara kedua kaki. Ya, semua orang bisa menebaknya, kan!     

Luo Weibing bergidik ketika mendengar kata-kata itu dan langsung merasa dingin di bagian tertentu dari tubuhnya, tepatnya sedikit... nyeri!     

"Tidak, aku bisa berdansa, kok. Aku bisa… aku juga bisa menari tarian apapun! Sebagai seorang pemuda anggun yang pernah menghadiri berbagai pesta makan malam dan menjadi pesona ribuan gadis muda, bagaimana mungkin pria ini tidak bisa berdansa?" Sambil tertawa canggung.     

Zhao Youlin meliriknya dengan ringan, lalu berkata sambil tersenyum sedikit, "Kamu cukup membanggakan, ya? Kalau begitu, mari kita perhitungkan alasanmu bisa menjadi begitu berani menutup teleponku tiba-tiba dua hari yang lalu, bagaimana?"     

Luo Weibing langsung tertegun. Ia tahu bahwa orang ini tidak akan membiarkannya pergi begitu saja, huhuhu...     

Begitu Zhao Youlin menyeret Luo Weibing ke lantai dansa, Luo Weibing segera merasakan berbagai tatapan yang menyorot kepadanya dari segala arah, rasa seperti menjadikannya sasaran lemparan benda tajam.      

Secara khusus, tiba-tiba ia menerima dua sorotan tatapan dingin dalam situasi kacau ini. Tidak perlu mencari tahu, Luo Weibing bisa tahu orang yang menembakkan tatapan dingin itu.      

Musik elegan perlahan diputar, semua orang di pesta melangkah ke lantai dansa dengan gembira. Tetapi tragedi Luo Weibing baru saja dimulai.     

Mu Tingfeng berdiri di samping dan menyaksikan perempuan berpakaian cerah menari di lantai dansa berhadap-hadapan dekat dengan lelaki lain. Untuk beberapa alasan, api tanpa nama tiba-tiba muncul di hatinya.     

Kemarahan ini datang begitu tiba-tiba sehingga dirinya tidak bisa menahannya sama sekali. Ia juga tidak ingin menekannya. Tetapi, ada orang yang tanpa tahu situasi hatinya saat ini datang menghampirinya. Orang itu sepertinya mau menjadi samsak tinjunya.      

Zhao Youxi memelototi Zhao Youlin yang berada di tengah lantai dansa, lalu tersenyum ringan dan mulai mendekati Mu Tingfeng lagi. Ia mengulurkan tangan untuk memegang tangan Mu Tingfeng, "Tuan Muda Mu, aku…" Namun sayangnya, ia malah mendapat tatapan dingin dari Mu Tingfeng yang membuatnya takut dan kaku.      

Mu Tingfeng melirik Zhao Youxi dengan penuh kebencian, dan dengan dingin melontarkan sepatah kata, "Pergi!"     

Zhao Youxi sangat ketakutan dengan aura mengerikan dari tubuh Mu Tingfeng. Ia menggigit bibirnya, lalu melangkahkan kakinya, dan melarikan diri dengan enggan.     

Berdiri di depan meja makan, Kakek Zhao yang sedang mengobrol dengan beberapa orang tua seusianya, matanya melihat tindakan Mu Tingfeng itu.      

Kedua matanya langsung dipenuhi oleh perubahan ekspresi dengan cepat, lalu memancarkan jejak kelicikan dan perhitungan yang unik sebagai seorang pengusaha.      

Durasi satu lagu yang diputar tidak panjang juga tidak pendek, tetapi itu cukup bagi Luo Weibing untuk menyadari betapa menyakitkannya situasi ini.      

Di akhir lagu, lelaki dan perempuan di lantai dansa saling melepaskan tangan. Pada saat mereka semua meninggalkan panggung dengan sopan, kaki Luo Weibing seketika terasa sangat sakit hingga mati rasa.     

Harus diketahui bahwa Zhao Youlin mengenakan sepatu hak tinggi stiletto yang tinggi haknya lebih dari sepuluh sentimeter. Diinjak oleh sepatu Zhao Youlin yang seperti itu, seketika Luo Weibing seperti bisa langsung terbang ke surga.      

Namun, penderitaan Luo Weibing jauh lebih dari itu. Ketika dirinya tertatih-tatih keluar dari lantai dansa, yang menyambutnya bukanlah meja dan kursi yang empuk, melainkan wajah suram dari ayahnya yang tampan.     

"Katakan, apa yang sudah terjadi antara kamu dan nona tertua Keluarga Zhao itu?"     

Luo Weibing langsung tertegun dengan perasaan ketakutan.     

'Huaa…. Kak Lin, tolong bawa aku pergi, jangan tinggalkan aku sendiri! Huhuhu….' Teriaknya dalam hati.     

Pada saat ini, tidak mungkin bagi Zhao Youlin untuk mendengar tangisan pahit di hati junior laki-lakinya itu.      

Setelah dansa pembukaan berakhir, Zhao Youlin memanfaatkan situasi orang-orang yang sedang berjalan ke sana kemari dengan naik tangga untuk pergi ke lantai dua.     

Tidak apa-apa untuk jadi pusat perhatian sesekali, tetapi ia tidak ingin jadi pusat perhatian untuk waktu yang lama.     

Begitu berjalan ke lantai dua, Zhao Youlin secara sekilas melihat Duan Yarong dan dua orang lain berdiri di tepi koridor.      

Joy jelas sangat menyukai Duan Yarong, dan anak itu sangat tenang selama digendong olehnya begitu lama. Tapi sampai dirinya melihat Zhao Youlin naik dari tangga, ia melambaikan tangannya dan ingin Zhao Youlin yang menggendongnya, "Ibu..."     

"Joy." Zhao Youlin mengambil Joy dengan senyum ringan lalu mencium wajah bulat Joy yang membuat bocah itu terkikik.     

Zhao Youlin selesai mencium Joy lalu tersenyum ringan dan berterima kasih kepada Duan Yarong, "Terima kasih bibi telah menjaga Joy sedari tadi."     

"Kita sudah menjadi keluarga, untuk apa bersikap seperti orang asing? Joy bersikap sangat baik, aku sangat ingin bermain dengannya lebih lama lagi, jadi aku tidak merasa sedang menjaganya." Jawab Duan Yarong.      

Tiba-tiba ia memalingkan muka dari tubuh Joy dan menoleh ke Zhao Youlin. Ada sedikit kekecewaan dan antisipasi muncul di wajahnya, "Youlin…"     

Zhao Youlin tertegun olehnya. Ia terdiam sesaat, tersenyum sedikit, dan mengeluarkan sebuah kalimat, "Aku tahu... Bu."     

Duan Yarong tertegun sejenak, kemudian ada ledakan kegembiraan yang tidak terlukiskan. Wajahnya yang bermartabat saat ini benar-benar runtuh seketika.      

Ia bingung untuk beberapa saat sebelum bisa bereaksi. Matanya merah, ia memegang tangan Zhao Youlin dengan erat dan berkata, "Anak baik, anak baik, kalau kamu mengalami sesuatu di masa depan, kamu harus memberi tahu ibu. Ibu tidak akan membiarkanmu dan Joy disakiti lagi."     

Zhao Youlin melihat kegembiraan Duan Yarong yang tidak terkendali, hatinya menghangat, dan senyum di wajahnya menjadi lebih tulus. Ia mengangguk dan kemudian mengalihkan pandangannya ke Zhao Shunrong yang ada di belakang Duan Yarong.     

Zhao Shunrong menatap Zhao Youlin dalam-dalam untuk sementara waktu, kemudian berkata dengan sungguh-sungguh, "Ayo kita pulang ke rumah setelah pesta ulang tahun."     

Rumah? Zhao Youlin tertegun sejenak. Itu adalah kata yang hangat dan menarik. Apakah orang ini sudah menerima keberadaan dirinya dalam keluarga? Atau hanya menerimanya sementara?     

Faktanya, memang begitu.     

Duan Yarong selalu memiliki perasaan terhadap Zhao Youlin sebelumnya, dan tidak sulit untuk menerimanya.     

Namun Zhao Shunrong berbeda. Menyuruhnya untuk menerima seorang gadis sebagai putrinya padahal seharusnya adalah keponakannya, berbohong jika pria ini benar-benar tidak keberatan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.