Tolong Nikahi Aku

Menciumnya Hingga Tidak Marah



Menciumnya Hingga Tidak Marah

0Gu Li tercengang dan merasa linglung sejenak.      
0

Detik berikutnya, dia merasakan jari tangan Mo Shiting memutari bagian dadanya seperti sedang bermain piano dan menggodanya, "Apakah ukuran D sekecil ini?"      

Huh!      

Dasar bajingan!      

Mo Shiting tidak hanya melihat ukuran branya, tetapi dia bahkan menertawakannya?      

Seketika wajah Gu Li memerah, di tengah kekesalan dan malunya, dia dengan cepat mengambil bantal yang ada disebelahnya dan melemparkannya ke arah kepala Mo Shiting sambil berkata, "Dasar tidak tahu malu!"      

Mo Shiting dengan mudah menangkap bantal itu dan bibir tipisnya tersenyum menawan, "Sepertinya aku menebaknya dengan benar."      

"Kamu ...."      

Gu Li dengan marah bangkit dari tempat tidur, merapikan piyamanya yang kusut, lalu menegakkan dada di depan Mo Shiting dan bertanya marah, "Apakah ini terlihat kecil?"      

Mo Shiting melirik ke bawah, menuruti perkataan Gu Li, tetapi sayangnya piyama ini terlalu lebar dan tebal, bahkan dia tahu jika Gu Li tidak memakai apa pun di baliknya, namun tampak dari luar memang tidak terlihat apa pun.      

Tetapi sensasi sentuhannya tepat. Membayangkan kembali sensasi kelembutan pada cengkeraman tangannya, membuat perasaan Mo Shiting sedikit bergejolak.      

Gu Li melihat Mo Shiting tidak menjawab, dia mendengus dingin, "Lupakan saja, aku tidak akan mempermasalahkan hal ini. Lain kali …."      

"Lain kali kenapa?" Tanpa disadari pria itu sudah mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Gu Li dan mendekatkan dirinya.      

Keduanya semakin mendekat, bahkan sangat dekat hingga napas Mo Shiting seperti membaur bersama napas Gu Li. Membuat hati Gu Li semakin berdebar dan kedua tangannya mencoba memegang pinggang Mo Shiting untuk mendorongnya lebih jauh, sambil berkata, "Aku masih marah, menjauhlah dariku."      

"Bagaimana dengan lain kali?" Mo Shiting terus bertanya.      

Gu Li memelototinya, "Lain kali kamu akan menyesal! Kamu akan sangat bergantung dan tidak bisa melepaskan diri."      

Mo Shiting terdiam, "...."      

Siapa yang memberinya kepercayaan diri seperti ini?      

Mo Shiting tersenyum dan membalas, "Oke, aku sangat menantikan hari penyesalanku."      

"Kamu!!"      

Gadis itu mendorongnya dan berkata, "Kamu tidak akan punya kesempatan itu. Sampai mati pun aku juga tidak akan memberimu kesempatan."      

Dengan sengaja Gu Li bersikap seperti ini, daripada mengatakan bahwa dia sedang marah, lebih tepatnya dia sedang bersikap manja kepada Mo Shiting.      

Sangat menggemaskan.      

Mo Shiting menunduk, dia tidak dapat menahan diri dan Menciumnya. Sesaat, ada perasaan geli dan asam dalam hatinya.      

"Kamu ...."      

Gu Li hendak melawan, tetapi sebelum dia sempat berbicara, Mo Shiting sudah menciumnya kembali.      

Satu kali, dua kali, tiga kali ... dan terus menciumnya, hingga dia tidak jadi marah, karena ciuman Mo Shiting membuat Gu Li tidak berdaya dan tertawa.      

"Hahaha, tidak boleh menciumku lagi."      

"Hahaha, jangan ...."      

———      

Kedua orang itu bermesraan dalam kamar dengan waktu yang lama, kemudian turun. Saat ini sudah lewat waktu sarapan.      

Gu Li mengelus perutnya yang lapar dan berkata pada Mo Shiting, "Kak Ting, aku sangat lapar. Kamu sudah berada di sini, bagaimana jika kamu membuatkanku sarapan?"      

Mo Shiting mengerutkan keningnya, "Aku tidak bisa memasak."      

"Bisa, dengan belajar. Aku ingin makan makanan buatanmu."      

Xiao Lizi mulai merayunya, "Bagaimana Kakak? Cukup dengan menggoreng telur saja dan memanggang sepotong roti."      

Gerakan ini adalah senjata ampuhnya dan Mo Shiting hanya bisa menurutinya, "Oke."      

"Terima kasih Kak Ting." Gu Li mengangguk dan alis matanya tampak tersenyum.      

Lalu setelah beberapa saat, dia tidak lagi tersenyum. Usai melihat setumpuk sesuatu berwarna hitam berada di atas piring putih dan dia tidak tahu itu makanan apa, kemudian Gu Li menelan ludahnya dengan aneh, "Ini … Telur mata sapi?"      

"Ya."      

Gu Li terdiam, "...."      

Apakah dia boleh memilih untuk tidak makan?      

Tetapi jawabannya sudah pasti, tentu tidak boleh.      

Karena dia yang mengajukan permintaan ini, jadi bagaimana pun rasanya juga harus dimakan sampai habis. Lagipula, ini adalah hasil masakan pertama Kak Ting, dia tidak boleh menghina ....      

Hanya telur mata sapi, itu mudah untuk dihabiskan.      

Dengan setengah hati Gu Li mengambil sumpit dan hendak memakannya, tetapi saat ini dia melihat Mo Shiting mengambil dua piring yang berisi sesuatu yang berwarna hitam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.