Tolong Nikahi Aku

Kakak, Bantu Aku Mengambilkan Bajuku



Kakak, Bantu Aku Mengambilkan Bajuku

0"Ada harga yang harus dibayar ketika kita berbohong, aku benar-benar datang bulan." Ucap Gu Li dengan wajah yang cemberut.      
0

Mo Shiting terdiam, "...."      

Jadi dia tadi berbohong padanya?      

Tetapi, melihat bahwa dia terlihat tidak nyaman, Mo Shiting juga tidak memikirkan hal lain dan bertanya dengan cemas, "Kalau begitu sekarang kamu .…"      

"Ah, aku harus mandi sekarang." Gu Li dengan cepat menyelesaikan pembicaraannya dan bergegas masuk ke kamar mandi.      

Ketika Mo Shiting menyadarinya, Gu Li sudah menutup pintu geser kamar mandi dengan keras.      

Begitu tergesa-gesa? Mo Shiting tertawa.      

Gu Li khawatir bercak darah haidnya akan menodai celananya, jadi dia sama sekali tidak menyadari jika dia bahkan tidak membawa pakaian ganti, kemudian langsung ke bak mandi dan segera mandi.      

Ketika dia selesai membersihkan badannya, hendak memakai baju dan dia baru menyadari hal ini.      

Ah! Mengapa dia melupakan hal yang penting ini? Dia tidak habis pikir dengan dirinya sendiri.      

Lalu bagaimana?      

Dia tidak mungkin memakai pakaian lama kembali, setelah mengobrak-abrik seluruh kamar mandi, kecuali beberapa handuk kecil, hanya ada satu handuk mandi berukuran 70x140 cm.      

Apakah dia harus keluar mengenakan handuk itu? Tapi handuk mandi pendek seperti itu, tidak bisa menutupi tubuhnya.      

Lagi pula, haidnya datang mendadak, bagaimana jika ….      

Sungguh dia tidak bisa membayangkan hal itu. Bagaimana jika dia meminta bantuan Kak Ting untuk membawakan pakaiannya?      

Meskipun malu, itu lebih baik daripada mengotori lantai.      

Memikirkan hal ini, Gu Li berteriak di depan pintu, "Kak Ting, apakah kamu ada di sana?"      

"Ya!" Mo Shiting sedang duduk di sofa dengan mata tertutup, ketika dia mendengar suara Gu Li memanggilnya, dia segera membuka matanya.      

"Tolong aku, Kakak." Suara gadis itu penuh tawa, dia bahkan tidak memanggilnya Kak Ting, tetapi justru memanggilnya dengan sebutan Kakak.      

Harus dia akui bahwa sebutan "Kakak" ini lebih menyenangkan di telinga daripada sebutan sebelumnya.      

Mo Shiting berdiri dan berjalan ke pintu kamar mandi, "Ada apa?"      

"Aku lupa membawa pakaian." Mengetahui bahwa Mo Shiting berada di luar, keduanya hanya dipisahkan oleh sebuah pintu, suara Gu Li melembut.      

Wajah cantik itu berangsur-angsur berubah menjadi sedikit merona, tidak tahu apakah karena malu atau karena uap air panas di kamar mandi.      

Lupa bawa pakaian?      

Gambaran ekspresi wajah gadis yang malu pada saat ini muncul di pikiran Mo Shiting, matanya yang panjang dan sipit memancarkan cahaya aneh.      

AC di ruangan itu menyala sepenuhnya, namun, dia malah merasa sedikit panas.      

Dia kemudian menarik kerah kemejanya, lalu mencoba menahan suasana hatinya yang bergejolak.      

Saat ini, suara menggoda gadis itu terdengar lagi, "Kak Ting, apakah kamu masih ada di sana?"      

Mo Shiting tersadar kembali, memasukkan tangan ke saku celananya, bersandar di sudut dinding dan menjawab, "Ya."      

"Kamu bisa membantuku." Mendengar dia bersuara, Gu Li menghela napas lega.      

Mo Shiting sedikit mengangkat alisnya dan sengaja menggodanya, "Aku tidak keberatan jika kamu keluar telanjang."      

Gu Li tidak menyangka jika Mo Shiting akan menggodanya seperti itu, wajahnya memerah seperti tomat matang lalu menjawab, "Aku tidak mau. Bisakah kamu membantuku?"      

"Panggil aku kakak satu kali lagi."      

"Apa?" Gu Li tercengang, bertanya-tanya mengapa dia melakukan ini secara tiba-tiba?      

Namun, dia tidak bergumul lama dan segera memanggilnya dengan patuh, "Kakak, bantu aku untuk mengambilkan bajuku. Ada di laci bawah lemari, ada satu set pakaian dalam dan baju tidur katun, lalu tolong ambilkan aku pembalut wanita malam hari."      

Membicarakan hal terakhir, dia berubah menjadi lebih malu.      

Awalnya Mo Shiting ingin menggodanya lagi, tetapi begitu dia mendengar kata "pembalut wanita", dia langsung teringat bahwa Gu Li sedang haid jadi tidak tega menggodanya lagi.      

"Tunggu." Usai berbicara, dia melangkahkan kaki menuju ke lemari pakaian. Kemudian Membuka laci bawah lemari, ternyata benar terisi penuh dengan celana dalam dan bra.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.