Tolong Nikahi Aku

Digoda Kembali?



Digoda Kembali?

0Tinggi Gu Li lebih pendek 20 cm dari Mo Shiting, tetapi dengan ditambah ketinggian bangku, dia menjadi lebih tinggi dari Mo Shiting.      
0

Gu Li menundukkan kepala menatapnya dan berkata dengan senyum di matanya, "Kak Ting, dengar baik-baik. Jika kamu tidak menyukaiku, maka aku akan segera menyukai orang lain."      

Suara gadis itu terdengar manis, lembut, menawan, provokatif, lucu dan menggemaskan di telinganya.      

Mo Shiting mencubit pinggangnya dan memperingatkan, "Tidak boleh!"      

Gu Li memeluk lehernya dan mencium pipinya, "Kalau begitu, apakah kamu menyukaiku?"      

Telinga Mo Shiting perlahan-lahan menjadi memerah dan dengan malu segera mengganti topik pembicaraan, "Aku akan menggendongmu kembali."      

Mendengar itu Gu Li benar-benar marah, dia tetap duduk dan berkata, "Pulanglah sendiri. Aku ingin tinggal di sini."      

Mo Shiting tidak punya pilihan lain selain membungkuk, meletakkan tangannya di belakang bangku dan menahannya dalam pelukan, lalu menatapnya, "Apakah kamu marah?"      

"Ya!"      

"Bukankah kamu sudah mengetahui jawabannya?"      

Wajah Gu Li cemberut dan berkata, "Apa yang aku ketahui? Jika kamu tidak mengucapkannya dan semua ini hanya tebakanku saja."      

"Bukankah hal semacam ini cukup dilakukan saja? Mengapa harus diucapkan juga?" Ucap Mo Shiting yang kurang setuju. Memang, dia merasa bahwa mulai menyukai Gu Li.      

Tetapi apakah hal itu harus diucapkan?      

Bukankah dia sudah menunjukkan sikapnya dengan jelas?      

Wanita memang merepotkan.      

"Harus, harus, kamu ingin mengatakannya atau tidak?" Sifat keras kepala Gu Li muncul, dia bersikeras meminta Mo Shiting mengutarakan jawabannya.      

Mo Shiting menjawab dengan tidak berdaya, "Suka, apakah kamu puas?"      

"Terlihat terpaksa." Gadis itu bergumam tidak puas.      

"Kalau begitu aku akan menarik kembali ucapanku."      

"Tidak boleh."      

Gu Li segera memeluk pinggangnya, "Apa yang diucapkan tidak boleh ditarik kembali. Kamu tidak boleh menyangkalnya!"      

Ah, sungguh tidak mudah. Dia melakukan semua yang dia bisa untuk membuat Mo Shiting menyatakan perasaannya, bagaimana mungkin bisa ditarik kembali?      

Ditambah pria ini terlalu sulit untuk ditaklukkan. Tampaknya perjalanannya masih panjang untuk membuat Mo Shiting sepenuhnya jatuh cinta padanya. Memikirkan hal ini, Gu Li tidak bisa menahan perasaannya yang sedikit tertekan, lalu dia melepaskan pelukannya dan menoleh.      

Mo Shiting terkejut karena sikapnya yang tiba-tiba berubah menjadi dingin, dia segera mengulurkan tangan hendak mengelus kepalanya, tetapi justru ditepis oleh Gu Li.      

"Ada apa lagi?"      

"Aku ingin menenangkan diri."      

Mo Shiting terdiam, "...."      

"Angin malam ini besar, ayo kita pulang dan memikirkan ketenanganmu."      

Dia jarang melihat pria ini masih bisa bercanda di saat seperti ini. Sebenarnya, Gu Li tidak merasa marah, dia hanya sedikit merasa tidak puas.      

Setelah digoda seperti ini, suasana hati Gu Li menjadi lebih baik, bibirnya mengerucut dan mulai bertingkah manja, "Seseorang baru saja berkata akan menggendongku."      

Bibir Mo Shiting sedikit melengkung, "Oke."      

"Tapi aku lebih suka gendongan seperti putri." Begitu suara manja gadis itu selesai, Mo Shiting tidak mengatakan apapun dan langsung menggendongnya, "Apakah kita sudah bisa pulang, Tuan Putri?"      

Tidak menduga Mo Shiting akan memanggilnya Tuan Putri dan menggunakan nada sayang seperti itu, Gu Li merasa saat ini hatinya meleleh.      

Gu Li tersenyum dan memeluk leher Mo Shiting, "Ya, Kakak Ksatriaku."      

Kakak ksatria?      

Mo Shiting tersenyum, dia tiba-tiba merasa sebutan ini cukup menyenangkan.      

Kemudian Mo Shiting menggendongnya sepanjang jalan kembali ke bungalow. Setelah masuk ke dalam rumah, dia tidak menurunkannya, tetapi justru mendudukkannya di bangku ganti sepatu, lalu mengambil sepasang sandal dari lemari sepatu supaya dia bisa menggantinya.      

Melihat Mo Shiting begitu perhatian padanya, Gu Li tersenyum manis hingga matanya menyipit dan menggodanya, "Kak Ting, bagaimana jika kamu membantuku memanaskan air kamar mandi?"      

Ya, Gu Li ingin menggodanya lebih lagi.      

Mo Shiting menjawab dengan setengah tersenyum, "Lalu bagaimana jika aku membantumu mandi sekalian?"      

Wah, dia digoda kembali?      

Apakah Mo Shiting berpikir dirinya akan mundur saat dia mengatakan itu? Jika ya, maka dia terlalu meremehkan Gu Li. Jadi, dia dengan cepat mengganti sepatunya dan berdiri, kemudian memegang tangannya, "Bagaimana jika kita mandi bersama?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.