Tolong Nikahi Aku

Inisiatif Mencariku



Inisiatif Mencariku

0[Putra Raja yang paling dicintai, Pangeran Frank.]      
0

Frank?      

Bagaimana mungkin .…      

Mendengar nama ini seketika Gu Li menjadi cemas,      

[Bagaimana kondisinya? Apakah lukanya parah?]      

Untung saja pihak lain membalas,      

[Tidak sampai mengancam nyawanya.]      

[Baiklah, kalau begitu kamu terus menyelidiki pergerakan Aliansi Darah Hitam, aku akan menghubungi Frank.]      

Kebetulan Frank adalah salah satu dari sekian banyak pengagumnya, sebenarnya, daripada menyebutnya pengagum, dia lebih cocok disebut penggemar kecilnya, karena anak muda itu baru berusia 15 tahun.      

Setelah Gu Li mengirim pesan, dia segera kembali ke kamarnya dan menelepon Frank.      

Telepon terus berdering, tetapi tidak ada yang menjawab. Tepat saat Gu Li akan menyerah dan mematikan telepon, panggilannya terhubung.      

Terdengar suara anak muda yang berbicara mandarin dengan logat inggrisnya, "Kak Lizi, ada apa hingga kamu berinisiatif mencariku? Apakah kamu menghubungiku karena mengetahui jika aku terluka?"      

Mendengar suaranya yang bersemangat, seharusnya dia baik-baik saja dan dalam hati Gu Li yang semula menggantung perlahan-lahan berubah menjadi lega.      

Gu Li berdeham dan bertanya dengan cemas, "Bagaimana kondisimu? Apakah sudah lebih baik?"      

"Hanya luka kecil, tidak masalah."      

Frank menjawab sambil tersenyum, lalu bertanya, "Kak Lizi, kapan kamu akan datang menemuiku?"      

Gu Li menjawab, "Saat ini aku masih sibuk, nanti setelah ada waktu luang aku akan menemuimu. Tetapi, aku perlu bantuanmu."      

"Ada apa? Asalkan aku bisa melakukannya, maka aku pasti akan membantumu."      

Frank menepuk dadanya menjamin, tetapi ketika dia mendengar Gu Li memintanya untuk memaafkan pusat perbelanjaan Grup Perusahaan Mo, dia menolaknya dengan tegas, "Kak Lizi, masalah ini sudah di luar kemampuanku."      

 "Mengapa?"      

Gu Li bingung dan bertanya, "Kamu terluka dan ayahmu begitu mencintaimu. Asalkan kamu menyatakan ketersediaanmu untuk memaafkan pusat perbelanjaan Grup perusahaan Mo dan menerima kompensasi dari perusahaan Mo, bukankan masalah ini selesai?"      

Gu Li memikirkan hal ini secara sederhana, tetapi Frank berkata, "Kak Lizi, sebaiknya jangan ikut campur masalah ini."      

"Masalah Mo Shiting adalah masalahku."      

"Mengapa seperti itu?"      

Frank terkejut, lalu kepalanya menoleh dan tatapan matanya penuh keterkejutan, "Kak Lizi ... orang yang kamu sukai ternyata adalah dia? Kak Lizi, Mo Shiting sekarang menjadi target nomor satu dalam daftar pembunuhan di banyak negara Barat, jika kamu bersamanya, maka akan sangat berbahaya."      

 Gu Li terdiam, "...."      

Apa yang dilakukan Kak Ting hingga membuat begitu banyak negara membenci dan menargetkannya?      

Apakah negara E juga termasuk salah satu di antaranya?      

Karena belum bisa menemukan kelemahan Kak Ting, akhirnya mereka mendapatkan kesempatan ini dan memanfaatkannya?      

Semakin Gu Li memikirkannya, semakin dia merasa bahwa kemungkinan ini sangat tinggi, mendadak wajah cantiknya berubah menjadi serius, "Frank, katakan dengan jujur, bagaimana negara E akan menindaklanjuti masalah ini? Aku mendengar bahwa kompensasi perusahaan Mo tidak sedikit."      

"Ini …." Frank ragu-ragu dan menolak menjawab.      

"Oke, tidak apa-apa jika kamu tidak mengatakan apa pun."      

Dengan dingin Gu Li mengakhiri pembicaraannya dan hendak menutup telepon, namun Frank panik dan dengan cepat menahannya, "Jangan marah Kak Lizi. Aku juga tidak tahu tentang hal ini secara spesifik, tetapi jangan khawatir, Mo Shiting sudah kembali negara Hua, dia pasti akan baik-baik saja."      

Apakah itu artinya jika Mo Shiting terus menetap di negara E, maka keselamatannya akan terancam?      

Gu Li mengerucutkan bibirnya, dia berpikir dengan serius.      

"Kak Lizi, apakah kamu mendengarku?"      

Gu Li tersadar dan menjawab dengan nada yang lebih lembut, "Aku mengerti. Istirahatlah dengan baik. Nanti aku akan mencarimu."      

"Baik. Bye-bye." Frank mengakhiri pembicaraan dengan tersenyum dan menutup telepon.      

Detik berikutnya, dia melihat ke arah orang kepercayaan yang berdiri di sampingnya dan senyum di sudut bibirnya menghilang, "Jika Kak Lizi tahu bahwa ledakan kali ini direncanakan oleh negara E, menurutmu, apa yang akan dia pikirkan?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.