Tolong Nikahi Aku

Dia Sangat Pintar Menggoda



Dia Sangat Pintar Menggoda

0"Ya, helikopter sudah menunggu di depan." Setelah Mo Shiting selesai berbicara, dia menunjuk ke lapangan hijau yang luas di depannya.      
0

Gu Li menoleh dan melihat sebuah helikopter terparkir di sana. Pada saat yang sama, pintu helikopter terbuka dan Lu Yang turun dari atas.      

"Tuan Muda, semuanya sudah siap!"      

Mo Shiting mengangguk padanya, lalu mengelus kepala Gu Li, berkata dengan nada yang memanjakan, "Tetaplah di rumah, jangan membuat masalah, mengerti?"      

"Kapan aku membuat masalah?" Gu Li mengelus hidungnya, terlihat manja.      

Awalnya dia masih sedikit enggan untuk berpisah dengannya, tetapi ketika mendengar dia berkata seperti itu, mendadak perasaan itu hilang seketika.      

Pria ini, memang sengaja merusak suasana.      

Terkadang Gu Li merasa bahwa dia sangat pintar menggoda, tetapi juga terkadang merasa bahwa dia pria yang sangat lurus.      

Dia semakin tidak memahami pria yang dicintainya adalah pria yang seperti apa.      

Penampilan centil dan marah gadis kecil itu sangat lucu, Mo Shiting tidak bisa menahan senyum, "Kamu adalah tukang pembuat masalah, bagaimana pun, bersikap baiklah selama aku tidak ada, oke?"      

"Ya, ya. Berisik." Gu Li sengaja bersikap tidak menyukainya, tetapi hatinya merasa senang, manis seperti madu.      

Seorang pria yang lebih dingin dari gunung es mendadak perhatian kepadamu, bukankah itu menandakan dia peduli padamu?      

"Kak Ting, kalau begitu selamat tinggal. Cepat naik ke pesawat dan berhati-hatilah." Khawatir Lu Yang menunggu terlalu lama, Gu Li segera mendesaknya.      

Mo Shiting menjawab 'hm', lalu menoleh untuk melihat Lu Yang dan sedikit menyipitkan matanya yang menawan.      

Menerima sinyal mata Tuan Muda, Lu Yang langsung mengerti dan segera berbalik.      

Saat Gu Li melihat Lu Yang berbalik dengan cepat, dia mengedipkan bulu matanya yang panjang dan lentik dengan bingung. Detik berikutnya, dia melihat tangan besar Mo Shiting memegang lehernya, kemudian menundukkan kepala dan mencium bibirnya .…      

Ah! Ternyata dia hendak melakukan hal ini.      

Itu sangat berbahaya.      

Dicium oleh Mo Shiting di tempat terbuka, membuat Gu Li merasa sangat malu, wajah kecilnya memerah hingga ke belakang telinganya. Dia sangat khawatir jika ada seseorang akan lewat dan melihat mereka, tetapi kemudian dia berpikir bahwa beberapa hari kedepan diai tidak bisa bertemu dengan Mo Shiting, seketika itu juga dia merasa tidak tega untuk mendorong Mo Shiting.      

Sudahlah, lagi pula bukan dia satu-satunya yang malu. Apa yang perlu ditakutkan?      

Bagaimana pun, mereka adalah pasangan suami istri yang sah, bukankah wajar jika mereka berciuman?      

Memikirkan hal ini, Gu Li dengan cepat melepaskan ketakutannya. Kemudian tangan kecil itu meraih leher pria di depannya, dia berjinjit dan membalas ciumannya ….      

Keduanya berciuman begitu lama karena mereka tidak bisa berpisah satu sama lain. Beberapa kali, Lu Yang mengira mereka sudah selesai berciuman dan berbalik dengan tenang, tetapi seperti yang diduga, mereka belum selesai, bahkan seolah dunia milik mereka berdua saja.      

Apakah mereka sedang menyindirnya karena masih lajang?      

Setelah mengantarkan Mo Shiting pergi, Gu Li kembali ke villa dan terus menjelajahi dunia arsitektur.      

Waktu berlalu dengan cepat dan hanya satu hari sebelum ujian masuk Universitas Ibukota.      

Karena lokasi ujian berjarak setidaknya 2 jam berkendara dari villa keluarga Mo, Gu Li memutuskan untuk menginap di hotel terdekat satu hari sebelumnya, supaya bisa mengikuti ujian dengan kondisi terbaik esok harinya.      

"Xiao Lizi, ini sup ginseng yang kakek minta di dapur, masakkan untukmu. Kamu bisa membawanya dan meminumnya di malam hari."      

Sebelum pergi, Tuan Besar Mo menyerahkan sebuah termos padanya.      

Gu Li menerimanya dengan kedua tangan, "Terima kasih, Kakek. Beberapa hari ini sudah merepotkan Kakek."      

Setelah beberapa hari dia tinggal di vila dan lelaki tua itu merawatnya dengan sangat baik, bahkan dia makan dan tidur dengan nyaman, sepertinya berat badannya bertambah 5 kg.      

Tuan Besar Mo tersenyum dan melambaikan tangannya, "Untuk apa berterima kasih? Akulah yang harus berterimakasih karena kamu mau kemari untuk menemaniku, orang tua yang malang ini."      

 "Ah …."      

 "Semangat untuk ujiannya! Ingatlah untuk kembali ke sini setelah ujian besok sore."      

Khawatir jika dia tidak akan kembali, dengan cemas Tuan Besar Mo memberitahunya.      

Mendengar itu, Gu Li tertawa, "Baik Kakek, jangan khawatir, aku akan tinggal di sini sampai Kak Ting pulang."      

Berbicara tentang Mo Shiting, dia sebenarnya sedikit mengkhawatirkannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.