Tolong Nikahi Aku

Tolong, Mo Shiting Ditangkap Monster



Tolong, Mo Shiting Ditangkap Monster

0Ingin makan buah pir yang manis?      
0

Apakah dia sedang menggodanya?      

Wajah Gu Li semakin memerah, sesaat dia tidak tahu dan entah mendapatkan kekuatan dari mana, dia dengan cepat mendorong Mo Shiting menjauh.      

Mo Shiting mundur dua langkah, lalu Gu Li melihat dan mengambil piring buah itu, kemudian berkata dengan kesal, "Semuanya ada tetapi tidak ada buah pir, terserah kamu mau makan tidak!"      

Selesai berbicara, dia menyerahkan piring buah itu kepada Mo Shiting.      

Mo Shiting hanya bisa menerimanya dan bertanya, "Mau makan bersama?"      

"Tidak."      

"Aku akan menyuapimu?"      

"Oke."      

Mo Shiting terdiam, "...."      

Awalnya dia berpikir jika Gu Li akan menolaknya. Dia kemudian membawa piring buah itu ke arah sofa, sedangkan gadis itu sudah duduk di sana dengan kaki yang disilangkan, seolah menunggu untuk diberi makan.      

Gu Li merasa menang, tetapi dia tidak tahu bahwa penampilannya yang seperti itu di mata seorang pria tetap terlihat seperti anak kucing yang berperilaku baik dan lucu.      

Mo Shiting tersenyum dan duduk di sebelahnya.      

"Aku ingin makan melon!"      

"Oke." Mo Shiting mengambil sepotong melon dan menyuapinya.      

Gu Li membuka mulut lebar-lebar dan makan tanpa merasa sungkan.      

"Manis atau tidak?"      

Gu Li menatap Mo Shiting dan matanya tampak berbinar. Lalu Gu Li mengangguk dengan puas, "Manis. Aku masih mau."      

"Oke." Mo Shiting sangat sabar, dengan lembut memberinya satu potong melon lagi.      

Gu Li melahap melon itu dengan puas.      

Mo Shiting hanya menyuapi Gu Li, namun dia bahkan tidak pernah membayangkan hal ini, karena ini seperti mimpi. Andai mereka bisa seperti ini selamanya .…      

"Kenapa kamu tidak makan?"      

Setelah beberapa kali makan melon yang disuapi oleh MO Shiting dan melihatnya tidak makan, membuat Gu Li tidak tahan dan segera bertanya padanya.      

Mo Shiting meliriknya dengan ringan, "Menurutku ini tidak manis sama sekali."      

"Tidak manis?"      

Gu Li tanpa sadar menjilat bibirnya dan berkata, "Tidak, melonnya sangat manis."      

"Benarkah?" Mo Shiting sedikit tidak percaya.      

Gu Li dengan serius menjawab, "Ya, benar."      

Ketika dia mencondongkan badannya dan hendak mengambil sepotong kecil untuk dia coba, namun siapa menyangka, Mo Shiting dengan cepat meraih pinggangnya dan menariknya untuk duduk di pangkuannya.      

Saat Gu Li hendak berdiri, Mo Shiting berbicara dengan suaranya yang menawan, "Manis atau tidak, maka harus dicoba dulu."      

"Apa?" Dia membuka bibirnya sedikit dan menoleh untuk menatapnya, tepat saat itu dia telah mempermudah Mo Shiting untuk menciumnya.      

Setelah beberapa saat, akhirnya Mo Shiting menempelkan bibirnya ke bibir Gu Li, menghisapnya dengan ringan, lalu matanya menyempit dan berkata, "Menurutku pir ini tetap yang lebih manis."      

Mendengar itu Gu Li dengan cepat menampar wajahnya yang tampan dan memperingatkan dengan serius, "Tolong, jangan menciumku sesuka hati lagi!"      

Tenaganya memukul sama seperti orangnya lembut, tetapi justru seperti pasangan yang sedang bermain.      

Mo Shiting menangkap tangan kecilnya dan meremasnya lembut, pandangan matanya penuh dengan perasaan asmara tidak terbatas, "Oke, aku akan menciummu dengan serius di masa depan.      

Gu Li terdiam seketika.      

Pria ini semakin pintar menggodanya. Tetapi, dia tidak akan tergoda begitu mudah.      

Huh, lihat saja, bagaimana dia membuatnya kesal!      

Kemudian gadis itu memutar matanya dan tiba-tiba berteriak, "Bibi Guan, tolong, Mo Shiting ditangkap oleh monster."      

Sedangkan Mo Shiting hanya terdiam, "...."      

———      

Setelah kembali ke kamarnya, wajah Gu Li masih panas. Dan usai menutup pintu, dia baru menyadari jika dirinya sudah terbiasa masuk ke kamar Mo Shiting.      

Melihat sekeliling, barangnya masih tersusun dengan rapi di sana, seperti tidak ada yang berubah. Tapi Gu Li mengerti, beberapa hal pasti akan berubah perlahan-lahan.      

Apakah perubahan yang baik atau buruk, dia tidak tahu. Namun, saat ini dia tahu bahwa dirinya harus segera pindah dari kamar Mo Shiting.      

Bagaimanapun sebentar lagi mereka akan cerai dan tidak boleh dipandang remeh olehnya.      

Meskipun dia mencintainya dan ingin hidup bersamanya selamanya, tetapi dia bukan mainan. Bagaimana bisa dia membiarkan Mo Shiting menciumnya ketika hanya ingin saja dan membuangnya seketika jika tidak menginginkannya lagi?      

Dia juga bisa marah, oke?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.