Tolong Nikahi Aku

Ingin Menciumnya?



Ingin Menciumnya?

1Lalu Mo Shiting memeluknya dengan erat, dia tidak peduli berapa banyak Gu Li menendang dan memukul, dia tidak akan melepaskannya.      
1

Gu Li sangat tertekan.      

Dia bahkan bisa berkelahi dengan para pengawal dengan sangat baik, namun bagaimana dia bisa seperti dikutuk ketika bertemu pria ini dan dia tidak bisa melarikan diri.      

"Mo Shiting!"      

Dengan sengaja Gu Li mencubit lehernya dan berteriak dengan marah, "Jika kamu tidak segera melepaskanku, maka jangan salahkan aku jika bersikap kasar."      

Ancaman gadis itu tampaknya tidak memiliki efek, wajahnya cemberut, tetapi entah mengapa justru terlihat seperti ikan lumba-lumba yang lucu.      

Mo Shiting memiliki senyum tipis di matanya. Dia kemudian menyandarkan kepalanya di dekatnya dan bertanya, "Kamu? Apa yang bisa kamu lakukan padaku?"      

"Kamu …."      

Merasa diremehkan oleh Mo Shiting, membuat Gu Li sedikit marah, matanya bersinar dan dia mengerahkan kekuatannya, lalu dengan cepat tangannya melingkari lehernya.      

Apa yang ingin dilakukan gadis ini?      

Mo Shiting tertegun sejenak, tetapi di detik berikutnya, dia melihat bahwa Gu Li berjinjit dan bibirnya yang seperti jeli perlahan menekannya.      

Apakah ingin menciumnya?      

Haruskah dia setuju?      

Jantung Mo Shiting melompat setengah tanpa sadar, tetapi setelah ragu-ragu sejenak, ciuman yang diharapkan tidak jatuh di bibirnya, namun pada ….      

"Kamu berani menggigitku?"      

Ada rasa sakit yang membakar di pipinya, yang benar-benar menghilangkan pesona di hati Mo Shiting.      

Gadis sialan, menggigit wajahnya begitu keras, seolah-olah ingin menggigit dagingnya, lihat bagaimana dia membereskannya!      

Mo Shiting sangat marah hingga dia ingin membunuh seseorang, tetapi di detik berikutnya, gadis itu kembali menyerangnya, menginjak punggung kakinya dan ketika dia tidak siap Gu Li mendorongnya menjauh.      

Tubuh mungil itu dengan cekatan melepaskan diri dari kurungannya dan bergegas kabur beberapa meter menjauhinya. Gu Li berbalik dan membuat wajah jelek ke arahnya, "Haha, cepatlah bercermin. Aku pergi dulu, bye bye."      

Usai berbicara, Gu Li segera melangkahkan kakinya dan berlari.      

Ketika Mo Shiting melangkahkan kaki panjangnya hendak mengejarnya, tapi sudah terlambat. Saat ini, gadis itu sudah masuk ke dalam taksi dan melaju pergi.      

"Sial!" Umpat Mo Shiting, lalu mengangkat kakinya menendang pintu mobil.      

Sehingga saat mobil mengalami tabrakan, maka akan langsung berbunyi dan membuatnya lebih kesal.      

Setelah masuk ke dalam mobil, dia tiba-tiba mengingat sesuatu, kemudian dengan cepat mengambil ponselnya dan membuka kamera depan.      

Dan benar saja, wajah sebelah kirinya jelas terlihat dua bekas gigitan, sepertinya tidak akan hilang dalam satu atau dua hari ini.      

"Argh ...." Mo Shiting membanting setir dengan kesal, lalu menghidupkan mesin dan pergi.      

Tampak sangat baik, dua bekas gigitan ini, dia pasti akan mencari gadis itu membalasnya.      

Di satu sisi, Gu Li duduk di kursi belakang taksi, jantung kecilnya terus berdetak kencang.      

Huh, nyaris saja.      

Beruntung ada taksi lewat, jadi dia bisa segera naik dan pergi. Jika tidak, sungguh dia tidak bisa menjamin apakah bisa lolos dari Mo Shiting.      

"Nona, mau ke mana?" Tanya sopir dengan ramah.      

Saat ini Gu Li baru teringat, dia sudah naik begitu lama dan masih belum memberi tahu lokasi tujuan, kemudian tersenyum minta maaf dan berkata, "Maaf, Anda terus mengemudi saja, aku akan menelepon sebentar."      

Tentu saja dia akan ke rumah sakit, tapi letak rumah sakit tetap harus dia tanyakan pada Da Ha.      

Gu Li menelepon dan Da Ha segera menjawabnya, "Bos, akhirnya kamu menghubungiku. Apakah kamu baik-baik saja?"      

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Sekarang kamu berada di rumah sakit mana?"      

"Rumah sakit nomor satu." Jawab Da Ha apa adanya dan menambahkan, "Jangan khawatir, gadis itu sudah tertolong. Dokter mengatakan jika sebentar lagi dia akan sadar."      

"Oke. Sampai jumpa nanti." Setelah menutup teleponnya, Gu Li segera meminta supir taksi itu untuk pergi ke rumah sakit nomor satu, lalu menoleh ke belakang.      

Tampak ada beberapa mobil di belakangnya yang juga mengikuti arahnya, termasuk mobil Bentley hitam Mo Shiting.      

Gu Li mengerutkan bibirnya dan berkata dalam hati, ini tidak baik.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.