Tolong Nikahi Aku

Ada Yang Aneh



Ada Yang Aneh

0Da Ha menuangkan secangkir teh krisan untuknya dan bertanya, "Bos, besok setelah lomba terakhir acara "Thousands of Charming Female Stars", sepertinya kamu sudah tidak ada kegiatan bukan? Apakah kamu sudah memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya?"      
0

Gu Li menopang dagunya dengan satu tangan, "Aku sudah memikirkannya, aku akan pergi kuliah."      

"Apa?!" Da Ha terkejut.      

"Kenapa? Apakah aneh kalau aku kuliah?" Tanya Gu Li dengan serius.      

Da Ha terdiam sejenak dan berkata, "Melihat kemampuanmu, kamu bahkan dapat menjadi seorang profesor. Apakah tidak terlalu sia-sia hanya menjadi mahasiswa?"      

"Tidak akan sia-sia. Karena tujuanku untuk mengambil pengalaman hidup. Aku sudah dewasa dan belum pernah pergi ke kampus. Aku sangat menantikannya."      

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi bersamamu. Dimanapun kamu berada, maka aku akan berada di sana juga." Ucap Da Ha dengan pasrah.      

Gu Li tampak meremehkannya, "Tidak perlu, tidak perlu. Kamu segera memulai perusahaan hiburan, aku masih mengandalkanmu untuk menghasilkan uang."      

Da Ha terdiam, "..."      

"Lalu apakah kamu sudah memiliki universitas atau jurusan yang diinginkan?"      

Karena Gu Li telah memutuskan untuk kuliah, maka pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting.      

"Jurusan desain di universitas ibukota." Selesai berbicara, dia mengambil cangkir teh dan hendak menyesapnya. Di saat bersamaan, sebuah ucapan "jangan minum" terdengar dari belakang.      

Gu Li menghentikan gerakan meminumnya, lalu menoleh dan melihat pelayan yang baru saja membawakan teh untuk mereka bergegas menghampirinya.      

"Ada apa?"      

Gu Li meletakkan cangkir teh kembali di atas meja dan bertanya dengan nada bingung, "Apakah ada yang salah dengan teh ini?"      

"Tidak tidak."      

Lin Ranzhu segera menyangkalnya, kemudian dengan cepat dia menyingkirkan seluruh teko teh dan dua cangkir teh, sambil menjelaskan, "Maaf, ternyata saya salah mengantarkan minuman, ini telah dipesan oleh tamu lain."      

Gu Li mengerutkan kening, menatap wajah cemas kecil itu dan meliriknya, lalu matanya berkedip dan cahaya gelap melintas di matanya.      

Da Ha terlihat bingung, "Kami juga memesan teh krisan. Karena sudah diantarkan ke meja kami, kamu tidak perlu mengembalikannya dan memberikan teh pesanan kita kepada meja orang lain, bukankah dengan ini selesai?"      

Pertanyaan tajamnya membuat Lin Ranzhu merasa sedikit kewalahan.      

Sulit baginya, karena ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya untuk melakukan hal yang jahat. Di saat-saat terakhir seperti ini hati nuraninya tersadar dan dia bertemu Da Ha yang terlihat lugu namun sebenarnya sangat pintar.      

Lin Ranzhu tidak bisa menjelaskan untuk beberapa saat, jadi dia hanya bisa terus meminta maaf.      

"Lupakan, bawa pergi saja." Gu Li segera mendamaikan suasana.      

"Terima kasih." Lin Ranzhu tersenyum maaf padanya dan pergi dengan cepat.      

Begitu dia pergi, ekspresi Da Ha berubah menjadi serius, "Bos, aku rasa ada yang aneh dengan pelayan itu."      

"Mungkin saja." Gu Li sedikit mengangguk, tetapi tidak menghiraukannya lagi.      

Setelah diganggu oleh Lin Ranzhu, keduanya kembali membahas tentang perguruan tinggi.      

Usai makan malam, Gu Li pergi ke kamar mandi, sementara Da Ha pergi untuk mengambil mobil.      

Restoran itu berada di pusat perbelanjaan besar, sehingga sulit menemukan kamar mandi. Dia terus berputar-putar dan tidak menemukannya, tapi di sebuah sudut, dia mendengar suara tamparan keras. Lalu dia melihat sekelilingnya dan yang menarik perhatiannya adalah dua gadis muda yang sedang berdebat.      

Terlihat salah satu gadis itu sedang menampar gadis lain yang berada di depannya dan gadis yang ditampar itu hanya bisa diam, bahkan meminta maaf.      

"Maafkan aku, Kak. Aku benar-benar tidak bisa melakukan hal jahat seperti ini. Maafkan aku…."      

Dengan sadar Lin Ranzhu segera meraih lengan Xiao Zhou dan memohon padanya, tetatpi justru dihempaskan dengan kasar.      

"Hal kecil seperti ini saja kamu tidak mau membantuku dan sekarang kamu masih ingin aku meminjamkan uang untuk biaya pengobatan ayahmu?! Apakah kamu tidak punya malu?!"      

"Tapi … kamu telah berjanji untuk meminjamkanku uang sebelumnya dan ayahku juga paman kandungmu. Apakah kamu benar-benar tidak ingin menolongnya? Bahkan dia juga membesarkanmu."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.