Tolong Nikahi Aku

Bawa Dia Kembali Ke Kantor



Bawa Dia Kembali Ke Kantor

0Keduanya saling pandang dalam waktu yang lama, mereka sama-sama tidak ingin mengalihkan pandangannya.      
0

Sinar matahari sore memancar melalui celah-celah daun, sedikit demi sedikit jatuh di atas mereka, lalu memantul seperti sebuah lukisan.      

"Kamu … apakah punggungmu baik-baik saja?" Akhirnya Mo Shiting tersadar dan berbicara dulu. Matanya gelap, memancarkan kekhawatiran yang seolah tidak ada habisnya.      

Gu Li melepaskan lengannya dari tangan Mo Shiting, lalu mundur selangkah dan menjawab dengan ringan, "Tidak apa-apa, terima kasih Tuan Muda Mo atas perhatiannya."      

Selesai berbicara, dia segera berbalik dan dengan acuh tak acuh pergi menuju tempat parkir mobil.      

"Tunggu."      

Mo Shiting menghentikannya dan segera menambahkan, "Aku punya dokumen untukmu."      

Gu Li berbalik dan mengedipkan mata, "Dokumen apa?"      

"Ikut aku." Mo Shiting tidak langsung menjawab, melainkan menyudahi pembicaraan dan segera pergi, karena takut jika Gu Li akan menolak.      

Mata Gu Li berkedip, kemudian berdiam diri sejenak dan berjuang untuk tidak mengikutinya. Namun pada akhirnya, dia tidak bisa mengendalikan hatinya dan mengikuti Mo Shiting dengan kepala tertunduk.      

Lalu dia tidak menyangka jika Mo Shiting akan membawanya kembali ke kantor.      

"Duduklah." Mo Shiting menunjuk ke arah sofa dan memintanya duduk.      

Namun, Gu Li dengan keras kepala menegakkan punggungnya dan berkata dengan masam, "Tidak perlu. Jika ada dokumen yang harus diberikan kepadaku, segera keluarkan dan setelah itu aku akan pergi."      

Bahkan Gu Li bisa menebak dokumen yang dimaksud, sejenis dokumen perjanjian perceraian. Mungkin karena dia tidak menandatangani dokumen perceraian sebelumnya dan sekarang Mo Shiting ingin dia menandatanganinya lagi.      

Memikirkan hal ini, membuat hatinya tertusuk kembali.      

Melihat sikap Gu Li yang seolah menolaknya ribuan mil, Mo Shiting juga merasa tidak nyaman. Dia mengaitkan bibirnya dan tidak mengatakan apapun, kemudian melangkahkan kakinya menuju bar.      

Mata Gu Li berkedip.      

Setelah beberapa saat, Mo Shiting datang dengan membawa segelas jus, lalu diberikan kepadanya.      

Gu Li menggelengkan kepalanya dan dengan acuh tak acuh berkata, "Terima kasih, tapi aku tidak haus."      

Wajah Mo Shiting sedikit menegang, dia lantas segera mengambilnya, kemudian meminumnya sambil berjalan ke arah meja kerjanya. Setelahnya meletakkan cangkir itu di meja eksekutifnya dan dia mulai bekerja kembali.      

Sudut bibir Gu Li berkedut ringan, "Sepertinya Tuan Muda Mo hanya sedang mencari hiburan. Aku sangat sibuk, jadi aku pergi dulu."      

Usai berbicara, dia menoleh ke arah pintu keluar.      

Pada akhirnya Mo Shiting berbicara langsung ke intinya, "Tunggu sampai Lu Yang datang. Silakan kamu duduk dulu."      

Tanpa sadar Gu Li memandangnya, melihat bahwa Mo Shiting sedang mengerutkan kening, menandakan bahwa dia juga tidak senang, sehingga membuat rasa sakit di hatinya semakin menguat.      

Gu Li mengepalkan tangannya erat-erat, mengambil napas, kemudian berjalan.      

Dia duduk di satu sofa tunggal yang letaknya tidak jauh dari meja Mo Shiting. Jarak diantara mereka tidak terlalu jauh dan tidak juga dekat, hanya sekitar tiga meter.      

Tetapi tidak satu pun dari mereka yang berbicara lagi, mendadak ruangan itu menjadi sunyi, hanya suara detak jantung mereka yang terdengar samar-samar.      

Setelah beberapa saat, Gu Li yang tidak melihat Lu Yang segera datang, dia merasa sedikit tidak sabar dan bertanya, "Mengapa Lu Yang belum datang?"      

"Jangan buru-buru, tunggu sebentar lagi." Ucap Mo Shiting, sambil memeriksa dokumen di mejanya.      

Gu Li terpaksa harus menunggu dengan sabar, tepat ketika dia mengira Lu Yang tidak akan muncul, lalu terdengar suara ketukan di pintu.      

"Masuk."      

Mendengar instruksi dingin Mo Shiting, pintu ruangan itu terdorong, kemudian Lu Yang masuk dengan setumpuk dokumen di tangannya.      

Melihat Gu Li, Lu Yang terkejut hingga mulutnya terbuka. Menyadari bahwa itu tidak sopan, dia segera menyesuaikan kacamatanya dan menyapa dengan sopan, "Nyonya Muda, Anda sudah datang."      

Nyonya Muda?      

Diam-diam Gu Li menertawakan dirinya sendiri, karena dia bukan lagi Nyonya Muda. Tidak, seharusnya berkata kalau dia memang tidak pernah menjadi Nyonya Muda!      

Untuk menutupi kesepian di hatinya, dia tersenyum, kemudian mengangguk dan menyapanya.      

"Tuan Muda, ini adalah dokumen yang harus ditandatangani hari ini." Lu Yang meletakkan dokumen di meja eksekutif dan melaporkan dengan hormat.      

"Ya." Mo Shiting mengangguk dan mulai menandatangani dokumen-dokumen itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.