Tolong Nikahi Aku

Berlari Ke Arah Gu Li



Berlari Ke Arah Gu Li

0"Maaf, saya jalan sekarang." Lu Yang akhirnya tersadar kembali dan melirik ke kaca spion. Melihat Gu Li mengambil dua langkah, lalu berhenti dan memandang ke arah mereka dengan sedih, dia menghela nafas tidak berdaya dan perlahan-lahan menyalakan mesin.      
0

Gu Li berdiri di tempat, melihat mobil berjalan semakin jauh, membuat matanya berkaca-kaca.      

Ketika mobil benar-benar menghilang, dia akhirnya tidak bisa mengendalikan diri, berjongkok di pinggir jalan dan menangis dengan keras.      

Selamat tinggal, Kak Ting!      

Selamat tinggal, cinta pertamaku!      

————      

Setelah masuk ke mobil, Mo Shiting tidak bisa menahan diri dan selalu melihat ke belakang. Menatap gadis itu semakin jauh dan hatinya semakin tercekik, sangat tidak nyaman.      

Mobil dengan cepat berbelok di tikungan dan melaju ke jalur satu arah.      

Menyadari bahwa dia mungkin tidak akan pernah bisa melihatnya lagi, tiba-tiba dia merasakan gelombang ketakutan.      

"Berhenti!" Mo Shitting menggeram keras.      

Mendadak Lu Yang menginjak rem.      

Sebelum mobil berhenti sepenuhnya, Mo Shiting sudah membuka pintu untuk keluar dari mobil dan berlari ke arah Gu Li.      

———      

Mencintai seseorang secara sepihak sebenarnya tidak terlalu sulit.      

Namun bagian tersulitnya, ketika kamu memiliki secercah harapan dalam dirinya dan berpikir bahwa dia juga menyukaimu, tapi yang terjadi tidak seperti yang dipikirkan dan pada akhirnya akan merasa kecewa.      

Semakin dalam mencintai, akan semakin merasa sakit hati.      

Saat ini, Gu Li merasakan perasaan cinta yang mendalam dan tidak terbalaskan. Tapi dia adalah gadis yang kuat dan tegar, tidak peduli betapa sedihnya, dia tidak akan membiarkan dirinya menangis di jalan, jadi dia memaksakan dirinya untuk menghentikan air matanya dan segera berdiri.      

Kemudian mendadak mobil Maserati melaju ke arahnya dan berhenti.      

Gu Li berbalik dan melihat pintu mobil terbuka, sosok yang dikenalnya berjalan turun.      

"Kak…"      

Melihat Mu Rongqian, air mata Gu Li yang baru saja berhasil dihentikan, mengalir lagi.      

"Ada apa denganmu?" Mu Rongqian terkejut melihat penampilan Gu Li dan dia dengan cepat melangkah maju untuk menuntunnya.      

"Kak, hatiku sangat sakit.." Lalu Gu Li segera melemparkan dirinya ke dalam pelukan Mu Rongqian dan menangis keras.      

Mu Rongqian memutar bola matanya dan langsung menebak bahwa pasti Mo Shiting yang membuatnya menangis. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggertakkan giginya, "Mo Shiting sialan, bagaimana dia bisa membuatmu menangis? Jangan khawatir, aku pasti akan membantumu membalasnya!"      

"Hiks hiks…" Melihatnya begitu setia, Gu Li terharu dan terisak dua kali, suasana hatinya sedikit membaik.      

Mu Rongqian menepuk pundaknya dan berkata dengan perhatian, "Ayo pergi, kita akan lanjutkan pembicaraan ini setelah kita kembali ke hotel."      

Pembawaan Xiao Lizi yang selalu optimis dan melihatnya seperti ini, pasti dia sangat terluka karena Mo Shiting hingga menangis tersedu-sedu.      

Setelah membujuk dan menegur Gu Li untuk masuk ke dalam mobil, Mu Rongqian duduk di kursi pengemudi dan segera menyalakan mesin.      

Mo Shiting berlari dengan kecepatan beberapa ratus meter, yang menarik perhatiannya adalah pemandangan Gu Li dibawa pergi oleh Mu Rongqian.      

Lalu melihat bahwa ada yang menjaganya, mendadak hatinya yang khawatir berubah menjadi lega.      

Mo Shiting mengepalkan tangannya dan setelah beberapa saat, mengendurkan tangannya kembali, kemudian memandang ke bawah dan menghapus cahaya gelap di bagian bawah matanya.      

Bagaimanapun, biarlah terjadi seperti ini.      

Lebih baik sakit hati sekarang daripada kemudian hari!      

———      

Setengah jam kemudian, Mu Rongqian dan Gu Li tiba di hotel tempat dia menginap.      

Gu Li merenung sepanjang waktu dan sama sekali tidak berbicara.      

Setelah masuk ke dalam kamar, Mu Rongqian meminta Gu Li untuk duduk di sofa, lalu dia berjalan ke meja bar untuk membuatkan segelas air madu, "Minumlah, ini bisa melegakan tenggorokanmu."      

"Terima kasih." Gu Li mengambil gelas madu itu dan segera meminumnya.      

Kemudian dia memegang gelas sambil merenung.      

Mu Rongqian yang duduk di sampingnya, bertanya dengan cemas "Apa yang terjadi? Apakah kalian benar-benar sudah cerai?"      

Usai berbicara, dia melihat Gu Li menatapnya dengan wajah terkejut.      

"Sungguh? Apakah tebakanku benar?" Seketika Mu Rongqian menutup mulutnya dan matanya melebar.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.