Tolong Nikahi Aku

Aku Akan Menjadi Pacar Masa Depanmu



Aku Akan Menjadi Pacar Masa Depanmu

0Lu Cong menatap Mu Rongqian dalam-dalam dan mencoba menemukan jawaban di wajahnya.      
0

Namun dia segera melepaskan tangannya dengan paksa, "Sudah ku katakan jika tidak kenal ya tidak kenal, tolong segera pergi dari sini!"      

Ini adalah kamar hotel tempat dia tinggal, tetapi sampai sekarang, dia masih tidak ingat bagaimana dia kembali?      

Juga apa yang mereka lakukan tadi malam? Untuk hal ini, dia tidak memiliki ingatan yang baik.      

Semakin Mu Rongqian memikirkannya, semakin dia merasa kesal.      

Melihatnya tidak mau menjawab secara langsung, Lu Cong menyipitkan matanya yang panjang dan secercah pemikiran usil keluar, "Baik, mulai hari ini mari kita saling memperkenalkan diri secara formal."      

Usai berbicara,Lu Cong berinisiatif mengulurkan tangan ke arahnya, "Nona Mu Rongqian yang cantik, perkenalkan namaku Lu Cong, berumur dua puluh enam tahun, belum menikah dan suatu kehormatan bertemu dengan kamu."      

Ah! Belum menikah?      

Baiklah, dia memang belum menikah, hanya saja pernah bertunangan.      

Mu Rongqian mengabaikan tangan Lu Cong yang terulur dan sudut bibirnya tersenyum sinis, "Tuan Lu, aku sama sekali tidak tertarik untuk mengenalmu, juga tidak merasa terhormat. Jika kamu tidak pergi sekarang, maka aku akan memanggil penjaga keamanan."      

Penolakan yang kejam tidak membuat Lu Cong merasa terganggu sama sekali. Justru dia tersenyum dan segera menarik tangannya. Di bawah tatapan tajam Mu Rongqian, dia berjalan menuju sofa yang terletak tidak jauh.      

Melihat punggungnya yang lebar dan tegap, Mu Rongqian menggigit bibirnya, dia merasa sedikit terpesona.      

Saat ini, pria itu telah mengambil celana hitam di sofa, memakainya perlahan dan mengenakan kemeja putih. Ketika dia mengenakan kacamata tanpa bingkai, menutupi mata aslinya yang terlihat jahat dan menawan, tetapi ada sedikit keanggunan di dalamnya.      

Pria ini lebih terlihat dewasa dibanding empat tahun lalu. Tentu saja, juga menjadi semakin tidak bisa ditebak.      

Mu Rongqian diam-diam merasa tidak puas, tanpa sadar ingatannya muncul kembali dibenaknya saat bertemu dan jatuh cinta padanya empat tahun lalu, seketika jantungnya berdegup kencang.      

Lalu dia berdiri dan mengambil napas dalam-dalam. Memutar kepalanya, lalu melihat bahwa Lu Cong telah selesai berpakaian dan sedang berjalan di depannya, alisnya mengerut serius, "Selanjutnya, kamu tidak diizinkan minum tanpa aku di sisimu."      

Mu Rongqian memutar matanya diam-diam, "Siapa kamu? Mengapa aku harus mendengarkanmu?"      

"Aku akan menjadi pacarmu nantinya." Meskipun Mu Rongqian sedikit galak, namun dia memenuhi tipe wanita yang diinginkannya.      

Mungkin ini yang disebut cinta pada pandangan pertama, bukan?      

Saat ini juga, Lu Cong memutuskan untuk mengejarnya.      

Mu Rongqian tidak bisa menahan diri untuk tidak menjawab, "Mengapa kamu tidak sekalian mengatakan bahwa kamu adalah mantan pacarku?"      

"Ah….."      

Lu Cong terkekeh ringan, lalu tiba-tiba mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telinganya, "Baik menjadi mantan pacarmu atau pacarmu saat ini, semuanya tetaplah sama, sama-sama pacar. Selama kamu menyetujui, maka aku adalah milikmu"      

Suara pria itu dalam dan menarik, terdengar geli di telinganya, seolah-olah ada arus yang menarik mereka.      

Mu Rongqian mengepalkan jarinya dan merasa sedikit bingung. Meskipun dia tahu Lu Cong sedang bercanda, namun mengapa jantungnya berdetak lebih cepat.      

Tidak bisa, dia tidak boleh terpengaruh olehnya!      

Memikirkan hal ini, dia dengan cepat menarik pakaiannya, lalu menunjukkan senyum menawan dan bertanya, "Benarkah?"      

Lu Cong sedikit mengangguk, matanya dipenuhi dengan penampilan cantiknya saat ini.      

Wajah Mu Rongqian berubah seketika, "Sayangnya, kamu tidak pantas mendapatkannya!"      

Usai berbicara, sebelum Lu Cong sempat merespon, Mu Rongqian telah mendorongnya dengan keras, "Pergi! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"      

Lu Cong akhirnya diusir oleh Mu Rongqian. Begitu pintu ditutup, dia menekan panel pintu dan menangis tak terkendali.      

Lalu panggilan telepon Gu Li datang lagi, takut dia akan mendengar suaranya yang berbeda, Mu Rongqian menunggu beberapa saat kemudian baru menjawab panggilannya, "Halo."      

"Kakak sepupu, apakah kamu baik-baik saja? Sejak tadi kamu tidak menjawab teleponku, aku sangat cemas."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.