Tolong Nikahi Aku

Pura-Pura Mabuk



Pura-Pura Mabuk

0Ketika kembali ke vila langit biru dan laut biru, hari sudah larut malam. Mo Shiting langsung menggendong Gu Li ke atas, sejenak ragu-ragu dan akhirnya meletakkannya di ranjangnya. Kemudian membantunya melepas sepatunya, menutupinya dengan selimut, lalu hendak pergi, tetapi jari-jarinya ditahan olehnya.      
0

"Kak Ting…." Panggilan gadis itu membawa pesona yang menawan.      

Hati Mo Shiting sedikit tersentuh, dia berbalik menatapnya, lalu melihat bahwa matanya tertutup rapat, mungkin dia sedang mengigau.      

Mo Shiting mengulurkan tangan untuk melepas tangannya dan gadis itu mendadak membuka matanya.      

Mata yang berair seperti aprikot dan kabur itu sepertinya dipenuhi bintang.      

"Sudah bangun?" Melihat bahwa Gu Li masih memegangi jarinya, Mo Shiting tidak jadi pergi dan kembali duduk di tepi ranjang.      

"Belum….!!!" Gadis itu menggelengkan kepalanya, suaranya terdengar centil dan manis, berbeda dari biasanya aktif dan lucu, tapi sama-sama menyenangkan hatinya.      

Mo Shiting mengerutkan bibirnya, matanya yang dalam berkilauan dengan kelembutan yang belum dia sadari, "Belum bangun? Lalu terus tidur?"      

"Tidak, aku ingin Kak Ting mengobrol denganku." Gadis itu bersikeras.      

Dia jelas tidak terlalu mabuk, tetapi penampilannya yang serius terlihat sedikit lucu.      

Saat ini Mo Shiting tiba-tiba memikirkan panggilan telepon beberapa waktu yang lalu, matanya yang dalam menyipit dan sedikit berbahaya, "Baik, mari kita mengobrol. Aku akan bertanya dan kamu menjawab."      

"Baiklah! Baiklah!" Gu Li mengangguk dengan penuh semangat.      

Lalu Mo Shiting bertanya dengan suara yang dalam, "Siapa Earl Allen?"      

Gadis itu tampak bingung, "Earl Allen? Aku tidak mengenalnya."      

"Sungguh tidak kenal?" Mo Shiting jelas tidak percaya.      

Gu Li memikirkannya dengan serius, lalu menggelengkan kepalanya.      

Mo Shiting terdiam, "...."      

"Kak Ting, siapa itu? Mengapa kamu menanyakan pertanyaan ini kepadaku?"      

Gu Li mengedipkan bulu matanya yang lentik, matanya yang besar penuh keraguan dan rasa ingin tahu.      

"Sekarang aku akan bertanya lagi dan kamu harus menjawabnya!"      

"Oh." Gadis itu cemberut dan seketika berhenti berbicara.      

Kemudian Mo Shiting bertanya, "Berapa banyak ikan yang telah kamu lukai?"      

"Aku bukan nelayan, jadi aku tidak menangkap ikan."      

"Kamu adalah raja laut!"      

"Tidak! Aku bukan raja laut, aku adalah seorang peri kecil yang murni. Kamu harus percaya padaku."      

Mo Shiting lagi-lagi terdiam, "...."      

Apakah gadis ini benar-benar mabuk?      

Mengapa dia tidak bisa mendapatkan informasi apapun?      

Apakah Gu Li sedang berpura-pura?      

Mo Shiting mengerutkan kening dan menatap Gu Li curiga.      

Melihat itu kulit kepala Gu Li mati rasa seketika karena tatapan Mo Shiting dan tangannya yang bersembunyi di bawah selimut mengepal tanpa sadar.      

Tidak mungkin! Tidak mungkin!      

Dia sangat pandai berakting, bagaimana bisa ketahuan? Dan dia jelas melakukannya dengan sempurna.      

Aaaa…..!!      

"Apakah kamu bisa berenang?" Pria itu bertanya dengan cepat.      

Gu Li bahkan tidak memikirkannya, "Tidak."      

"Apakah kamu memiliki penggemar?"      

"Tidak."      

"Apakah kamu mabuk?"      

"Tidak."      

Gawat, ketahuan!      

Diam-diam Gu Li mengepalkan pergelangan tangannya, kemudian dia melihat Mo Shiting berdiri, memasukkan tangannya ke dalam saku dan menatapnya, "Karena kamu tidak mabuk, maka bangunlah sekarang."      

Mendengar itu Gu Li berpura-pura tidur, "..."      

Mata Mo Shiting berkedip beberapa saat dan mengancam dengan nada lucu, "Jika kamu tidak bangun, maka aku akan menciummu."      

Menciumnya?      

Yeay! Mata gadis itu tiba-tiba berbinar, akhirnya dia mendapatkannya.      

Awalnya Mo Shiting hanya ingin menakut-nakutinya, tetapi perilaku gadis itu sangat tidak terduga dan justru membuat dia sangat ingin menciumnya.      

Begitu pikiran ini terbentuk, itu bagaikan menghantamnya seperti lautan pegunungan yang luar biasa. Sebelum otaknya bisa bereaksi, bibir tipisnya sudah lebih dulu menempel pada bibir Gu Li.      

Cup…      

Apakah Mo Shiting benar-benar menciumnya?      

Pasti dia yang mabuk, bukan Mo Shiting…      

Melihat itu Gu Li melebarkan matanya tidak percaya, sesaat hatinya dilema tapi pada akhirnya menutup matanya dengan patuh.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.