Tolong Nikahi Aku

Dia Berhasil Menempati Tempat Tidur Utama?!



Dia Berhasil Menempati Tempat Tidur Utama?!

0Saat ini aroma manis gadis itu menyerbak di sepanjang hidungnya, dengan sedikit menunduk lagi ke bawah, dia bisa mencium dua bibir yang merah seindah buah cherry itu.      
0

Tenggorokan Mo Shiting sedikit bergerak, wajahnya yang lembut dan tampan perlahan mendekatinya.      

Namun pada akhirnya, dia menahan diri.      

Mo Shiting menggendongnya ke area sofa, awalnya ingin meletakkannya di sana. Tetapi matanya melihat luka di tubuh Gu Li, tanpa sadar dia merasa khawatir jika dia akan jatuh saat tidur nanti, sehingga dia berbalik dan membaringkannya di ranjangnya sendiri.      

Gu Li tidak tahu apa-apa mengenai itu, dia tidur seperti babi.      

Mo Shiting tidak bisa menahan diri dan mencubit wajahnya, sambil tersenyum, "Tidurlah, babi kecil bodoh."      

Setelah mengatakan ini dengan suara rendah, dia menyelimutinya dengan selimut, menyesuaikan ketinggian bantal untuk Gu Li, kemudian pergi ke kamar mandi.      

Lalu beberapa saat terdengar gemericik air dari kamar mandi, Gu Li membuka matanya. Memutar bola matanya dan menyadari bahwa dirinya sedang berbaring di ranjang milik Mo Shiting, untuk menyadarkan dirinya, Gu Li mencoba mencubit pahanya dengan tidak percaya.      

Ah, sakit!      

Ini bukan mimpi, dia berhasil menempati tempat tidur utama!!      

Hahaha, puas sekali!      

Gu Li dengan gembira berguling-guling di tempat tidur. Ternyata ada hari dimana dia bisa digendong ke tempat tidur oleh Mo Shiting tanpa paksaan. Haha, masih mengatakan bahwa dia tidak menyukainya? Pembohong!      

Ah, aku akan tidur seranjang dengannya malam ini…      

Semakin Gu Li memikirkannya, semakin dia bersemangat dan secara tidak sengaja menyentuh lukanya, lalu menahan ringisan itu dengan menggertakkan gigi.      

Kemudian suara air itu tiba-tiba berhenti.      

Takut Mo Shiting akan menemukan dia telah bangun, Gu Li bergegas kembali ke posisi semula dan berbaring lurus.      

Menutup matanya? Tidak, karena dia tidak terbiasa dengan situasi ini, jadi haruskah dia menendang selimut?      

Memikirkan hal ini, Gu Li segera menjulurkan kakinya dan menendang selimut, tapi tendangannya terlalu kuat sehingga selimut terjatuh ke lantai.      

Sial. Bermaksud untuk memperbaikinya, tapi justru terlambat, karena saat ini terdengar pintu kamar mandi digeser.      

Tidak ada cara lain, yang lebih penting adalah menjaga piyamanya tetap sempurna.      

...     

Ketika Mo Shiting keluar dari kamar mandi, dia melihat gadis itu berbaring miring di tempat tidur dalam bentuk S dengan dua kaki ramping yang sangat menarik perhatian, aliran cahaya melintas di matanya. Lalu melihat ke bawah, dia menemukan bahwa selimutnya telah jatuh ke lantai, dia mengerutkan keningnya. Kemudian melangkah, mengambil selimut dan berdiri di tepi tempat tidur memperhatikan Gu Li.      

Merasakan ada mata sedang melihatnya, Gu Li bersemangat sekaligus gugup dan diam-diam menantikan langkah selanjutnya.      

Namun, dia tidak pernah membayangkan bahwa pria ini tidak terpesona oleh kecantikannya, bukan hanya memindahkannya ke tengah tempat tidur, meluruskan tangan dan kakinya, tetapi juga membantunya menutupinya dengan selimut…      

"!!!" Gu Li terkejut sebab terdengar suara "Plak", lalu diikuti lampu padam.      

Mendengar suara langkah kaki pria itu berangsur-angsur menghilang, Gu Li tercengang.      

Hanya itu?      

Apakah dia tidak cukup menarik, atau memang Mo Shiting tidak bisa? Pasti dia tidak bisa!      

Karena dia adalah peri kecil, bagaimana mungkin tidak menarik?      

...     

Gu Li terbangun, lalu meregangkan tubuhnya dengan malas. Memang ranjangnya besar nyaman, jauh lebih baik daripada sofa.      

Setelah selesai mandi, dia kemudian memilih T-shirt longgar dan rok untuk dipakai, lalu turun menggunakan sandal.      

Saat ini berpikir bahwa Mo Shiting pasti akan sarapan di rumah, tetapi dia tidak melihatnya.      

"Nyonya Muda, kamu sudah bangun." Sapa Bibi Guan      

Bibi Guan yang masuk dari luar, melihat Gu Li, tersenyum dan berkata, "Tuan Muda pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi Nyonya dan memberitahuku untuk mengoleskan obat padamu. Nyonya Muda, Tuan Muda sangat peduli denganmu."      

Bibi Guan benar-benar tidak pernah lupa membantunya kapan saja dan di mana saja.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.