Tolong Nikahi Aku

Ingin Segera Bertemu Seseorang



Ingin Segera Bertemu Seseorang

0"Kak Ting..." Gu Li bergegas keluar dari pintu dan kebetulan dari jarak tidak terlalu jauh melihat Mo Shiting keluar dari mobil. Mungkin karena dia yang terlalu tersemangat, hingga tak memperhatikan anak tangga yang berada di bawah kakinya, lalu kakinya menginjak udara dan terjatuh ke depan.      
0

"Aw…."      

Tidak ada adegan pahlawan yang menyelamatkan gadis cantik, hanya ada Gu Li yang malang terjatuh di lantai. Siku lengannya tergores dan terluka, rasa sakit membuatnya meringis kesakitan. Bagaimana dia bisa begitu sial?      

Gadis itu terduduk dengan kaki ditekuk, kemudian mengangkat wajahnya dan menatap pria yang sedang berjalan ke arahnya saat ini.      

Bulan bersinar cerah, bintang-bintang bertebaran dan sinar cahaya bulan menyinari tanah selapis demi selapis, menerangi wajahnya yang tampan luar biasa, memberikan pesona misterius pada pakaian hitamnya yang keren dan tampan, membuat semua orang semakin terpesona.      

Gu Li mengedipkan mata, tidak tahu mengapa secara tiba-tiba hidungnya terasa buntu, seperti ada air mata di matanya. Lalu dia menggigit bibirnya, ketika melihat Mo Shiting menghampiri, kemudian dia mengangkat sedikit celananya dan berjongkok.      

"Bagian mana yang terluka?"      

Di malam yang sunyi, terdengar suara rendahnya tersirat sedikit kekhawatiran.      

"Tanganku... sangat sakit." Gu Li terpaksa menunjukkan tangannya yang terluka dan perkataannya penuh dengan nada manja.      

Mo Shiting meraih pergelangan tangan Gu Li yang ramping dan melihat lebih dekat, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerutkan kening, "Siapa yang menyuruhmu berjalan tanpa melihat? Kamu pantas mendapatkannya!"      

Usai memarahi Gu Li, Mo Shiting tetap menggendongnya dan membawa masuk ke dalam rumah.      

Saat ini, para pelayan sudah tertidur, sehingga suasana vila menjadi sunyi.      

Mo Shiting langsung membawa Gu Li ke kamarnya yang terletak dilantai atas dan menurunkannya.      

Melihat Mo Shiting menempatkan dirinya di atas lemari setinggi satu meter lebih dan hendak berbalik untuk pergi, Gu Li dengan cepat meraih lengannya, "Ini sangat tinggi, bagaimana aku bisa turun? Lututku sedang terluka, aku tidak bisa melompat dari sini."      

Mo Shiting menatapnya dan mengerutkan bibirnya, "Sekarang kamu sadar jika lututmu sedang cedera?"      

Gu Li mengelus hidungnya, "Benar sekali, tadi aku sedang terburu-buru ingin bertemu seseorang, sehingga melupakannya."      

"Oh." Mo Shiting tertawa geli, dia memegang tangan Gu Li, kemudian meraih lengannya untuk diletakkan di telapak tangannya, meremasnya dengan ringan, "Duduk dan tunggu aku di sini."      

"Oke." Jarang melihat Mo Shiting begitu lembut padanya, membuat hati Gu Li bergetar, dia mengangguk patuh.      

Mo Shiting berjalan keluar. Lalu Gu Li menggoyangkan kakinya dan melihat goresan yang baru ditambahkan, dia mengerutkan kening kembali.      

Setelah beberapa saat, Mo Shiting kembali dengan peralatan medis di tangannya.      

Melihat bahwa Mo Shiting bersungguh-sungguh mengoleskan obat untuknya, Gu Li tersenyum sangat manis, "Kak Ting, terima kasih."      

Mo Shiting tidak menjawab. Sebaliknya dia justru meletakkan kotak obat di sebelahnya, kemudian mengambil kapas dan povidone untuk membersihkan luka Gu Li. (Povidone adalah obat luka seperti betadine.)      

Gerakannya lembut, pandangan pria itu terfokus pada lukanya. Mata Gu Li hingga tidak berkedip melihatnya. Semakin Gu Li melihatnya, semakin manis senyum yang tercetak dibibirnya dan dia menemukan bahwa dirinya semakin menyukai Mo Shiting.      

Mo Shiting tidak memperhatikan pemikiran gadis itu. Setelah dia membantunya membalut luka Gu Li dengan kain kasa, dia tiba-tiba teringat luka bakar yang ada di pahanya dan reflek mengangkat rok Gu Li tanpa sepatah kata pun.      

Gerakan itu sangat cepat, sehingga Gu Li tidak punya waktu untuk menghentikannya. Dalam sekejap, celana dalam dengan corak lucu terlihat begitu saja.      

"Ah…!" Gu Li berteriak tanpa sadar.      

Melihat Gu Li berteriak seperti itu, kemudian Mo Shiting baru menyadarinya.      

Berawal dari perhatiannya tertuju pada luka bakarnya, namun sekarang pandangannya bergeser dan dia melihatnya secara tidak sengaja. Tindakan pengolesan obatnya berhenti secara mendadak, tanpa sengaja tatapan matanya tertuju pada celana dalam Gu Li dan memakunya.      

"Bajing*n!" Gu Li merasa sangat malu, dia memarahi Mo Shiting seraya menurunkan roknya kembali untuk menutupi celana dalamnya.      

Melihat tindakan itu Mo Shiting mendengus tanpa berkata-kata, "Bajing*n? Apakah ada sesuatu tentang dirimu yang tidak bisa kulihat?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.