Tolong Nikahi Aku

Pindah Ke Kamarnya



Pindah Ke Kamarnya

0Gu Li tidak menyangka bahwa selama acara dua jam setengah, cuplikan yang menunjukkan wajahnya kurang dari sepuluh kali dan hampir semua cuplikan hanya sekilas menunjukkan wajahnya.      
0

Apa yang terjadi?      

Meskipun dia bukan seorang selebriti, tetapi penilaiannya sangat tinggi, lalu mengapa tim program memperlakukannya seperti ini?      

Biasanya, demi menaikkan rating penonton, tim program seharusnya tidak melakukan hal ini.      

Gu Li mengerutkan kening dan tampak bingung.      

Setelah pertunjukan, dia membuka Weibo lagi. Dan tentu saja, popularitasnya jauh lebih sedikit sekarang, bahkan penggemar Qiu Yuxin tidak banyak memarahinya.      

Tentu saja, ini juga karena tim program langsung menghapus cuplikan pertengkaran dia dengan Qiu Yuxin dan hanya menyiarkan skor total antara Qiu Yuxin dan Zhou Xiao.      

Para penggemar bahkan tidak tahu tentang ini, jadi bagaimana mereka bisa memarahinya?      

Justru di sisi lain, di antara pembaca komiknya, banyak yang mengeluh tentang dia yang kurang disorot, melihat itu Gu Li merasa menghangat hatinya.      

Da Ha yang berada di luar negeri pun juga ikut menonton acara tersebut, dia tidak sabar mengirim pesan suara di WeChat, "Bos, ada apa? Mengapa cuplikanmu hilang? Aku baru saja mengirim WeChat untuk bertanya pada Paman Yang dan sampai sekarang dia belum menjawabnya."      

"Waktu penayangan acara terbatas. Mungkin cuplikan orang lain tidak mudah dihapus." Jawab Gu Li.     

"Berarti kita harus lebih berjuang untuk mendapatkan kesempatan menunjukkan wajah kita di episode berikutnya, jika tidak, gurumu pasti tidak akan bisa melihatnya."      

"Oh. Aku juga berpikir seperti itu." Nada Gu Li mulai terdengar serius.      

Da Ha dengan cepat mengirim serangkaian pesan suara. Ketika dia baru saja akan mendengar pesan suara itu, Mo Shiting kembali.      

Tiba-tiba Bibi Guan berseru, "Tuan Muda", mendengar itu Gu Li terkejut hingga dia langsung berdiri dari sofa. Kemudian dia memutar kepalanya dan secara kebetulan tatapannya bertemu dengan pria itu.      

Memikirkan pengakuan yang dia ucapkan pagi tadi secara menggebu-gebu. Mata gadis itu berbinar dan dengan cepat memalingkan wajahnya. Gu Li berharap dia tidak mengingatnya.      

Meskipun dia biasanya pintar berbicara, suka mengucapkan kata-kata manis, tetapi ungkapan perasaan yang begitu terus terang itu baru pertama kali dia lakukan dan itu sangat memalukan. Terutama saat Mo Shiting tidak memberikan responnya sama sekali.      

Mo Shiting bisa menebak apa yang sedang dipikirkan gadis itu, lalu dia tersenyum dan berjalan ke arah Gu Li dengan langkah panjangnya.      

Gu Li yang terlihat ingin segera pergi, tapi tanpa sengaja menabrak sudut meja teh. Dia jatuh kembali ke sofa, membungkuk dan menggosok betis yang tersenggol sambil mengeluh, hari ini dia benar-benar sial.      

"Kamu baik-baik saja?" Suara berat pria itu terdengar tepat di atas kepalanya.      

Gu Li terlalu malu untuk mengangkat kepalanya, sambil menggosok kakinya dia berpura-pura tenang dan berkata, "Tidak apa-apa. Kamu sudah pulang, apakah kamu sudah makan malam?"      

"Sudah." Mo Shiting mengangguk ringan, kemudian duduk di sampingnya dan menatap kakinya.      

Kulit putihnya sedikit memerah, tapi untungnya tidak serius. Namun, perabotan rumah ini memang sudah waktunya untuk diganti.      

Gu Li menggosok betisnya cukup lama, sudut matanya bisa melihat sekilas kalau Mo Shiting masih duduk di sebelahnya dan tidak berniat pergi sama sekali. Dia menggigit bibirnya dengan kesal. Sedang memikirkan bagaimana menghilangkan rasa canggung ini dan secara tiba-tiba pria itu berkata, "Pindah ke kamarku malam ini."      

Apa?      

Pindah ke kamarnya?      

Mengapa?      

Gu Li mengedipkan mata dan perlahan mengangkat kepala, kemudian memandang Mo Shiting, matanya menatap penuh dengan keraguan.      

Mo Shiting segera menjelaskan dengan suara yang dalam, "Kita adalah suami-istri, jadi sudah sewajarnya jika kita tinggal di kamar yang sama."      

Baru saja Gu Li ingin membantah, tetapi sebelum dia bisa mengatakan, dia sudah mendapatkan pelototan oleh mata dingin dan tegas pria itu. Gu Li menyadari dan terpaksa harus menyetujuinya, "Baiklah. Aku akan berkemas sekarang."      

Usai berbicara, tanpa menunggu respom Mo Shiting, Gu Li langsung menghilang secepatnya. Dia menutup pintu kamarnya, kemudian bersandar di belakang pintu, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya.      

Ah… mereka akan hidup bersama, lalu apa yang harus dia lakukan?      

Apakah dia mendengkur saat tidur? Apakah dia akan mengeluarkan air liur? Apakah dia mengigau saat tidur?      

Bagaimana jika dia tidak sengaja mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dikatakan?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.