Tolong Nikahi Aku

Pacar



Pacar

Tentu saja Gu Li tidak dapat menjawab pertanyaan Mo Shiting. Dia tidak sadarkan diri hingga matahari terbenam dia baru saja bangun. Demamnya sudah turun, hanya saja kepalanya masih sedikit pusing.      

Dia mencoba bangun dari tempat tidur dan melihat sekelilingnya dan menyadari jika dia sedang berada di rumah sakit.      

Siapa yang mengantarnya ke rumah sakit?      

Apakah Da Ha?      

Seharusnya dia, bukan?      

Beruntung Gu Li bisa mencegah jika terjadi sesuatu padanya dan dia sudah menghubungi Da Ha pagi-pagi sekali. Jika tidak, mungkin saja dia sudah mati di rumah dab tidak ada yang mengetahuinya.      

Menyadari kemungkinan ini, Gu Li hanya bisa menghela napas.      

Sebelum Gu Li pingsan, dia masih mengingat panggilan teleponnya dengan Mo Shiting, kekejamannya itu seperti pisau tajam dan masih tertanam kuat di lubuk hatinya sampai sekarang.      

Sebenarnya dia tahu tidak bisa menyalahkannya dalam hal ini, tetapi hatinya masih terasa tidak nyaman. Gu Li juga tidak tahu apakah perceraian hari ini memang sengaja dia kacaukan, lalu apakah pria itu akan membiarkannya begitu saja?      

Huh, dia tidak mau memikirkannya lagi. Jadi biarlah dia menjalaninya selangkah demi selangkah.      

Tepat ketika dia hendak pergi ke kamar mandi, tiba-tiba pintu terbuka dan muncul sosok tinggi. Lalu Gu Li melihat kearah pintu dan pandangannya jatuh pada tatapan itu.      

Mo Shiting?      

Kenapa dia bisa ada di sini?      

Gu Li mengedipkan matanya, terlihat sedikit keterkejutan di matanya.      

Mo Shiting menangkap ekspresi sekilasnya dan berjalan menghampirinya, sudut bibirnya sedikit terangkat, "Sudah bangun?"      

Suaranya terdengar rendah dan agak sedikit naik, ditambah dengan pesona yang tinggi.      

"Iya." Gu Li mengangguk kaget. Ketika dia sadar, pria itu sudah menghampirinya.      

"Kamu….." Ucap Gu Li dan tanpa sadar ingin mundur selangkah, tetapi ketika melihat Mo Shiting tiba-tiba mengangkat tangan kanannya untuk menyentuh dahinya dan berbisik rendah, "Sudah tidak panas lagi."      

Gu Li terdiam, "...."      

Apa yang terjadi?     

Apakah dia salah minum obat?      

Mengapa suaranya terdengar begitu lembut?      

Pasti terjadi sesuatu ketika ada yang berbeda dari biasanya!      

Jangan-jangan Mo Shiting akan mencekiknya hingga mati disaat dia sedang lengah?      

Bagaimanapun dia hari ini telah mengingkari janjinya, jika dilihat dari emosinya, dia pasti sangat marah sekarang!      

Tidak! Tidak! Dia tidak bisa duduk diam, dia harus melakukan sesuatu.      

Gu Li menggigit bibirnya, kemudian mengambil kesempatan berbicara terlebih dahulu, "Kak Ting, kamu lihat bukan aku benar-benar sakit, jadi aku tidak berbohong padamu?"      

Setelah dia berbicara dan mengedipkan mata dengan polos padanya, kemudian memamerkan tingkah kelucuannya.      

"Lalu?"      

Mo Shiting memasukkan satu tangan ke sakunya, menggodanya. Melihat mata besar gadis itu berbinar, sudut bibirnya melengkung sempurna.      

Siasat dan kelicikannya seperti itu baru bisa menandingi gadis rubah kecil ini.      

Gu Li tidak tahu kalau dia sudah menjadi rubah kecil di hati Mo Shiting. Ketika dia bertanya, dia segera berkelit dan menjawabnya dengan senyuman, "Keadaanku sudah sangat sehat, tapi anehnya justru aku jatuh sakitnya pada hari ini, tidak di hari lain. Apakah ini artinya jika kita ditakdirkan untuk bersama? Bukankah begitu Kak Ting?"      

Tanpa diduga Gu Li biasanya menggunakan banyak alasan yang aneh dan tidak tahu malu, namun Mo Shiting memandangnya sekilas, melewatinya dan menuju ke arah sofa.      

Kaki panjang pria itu terlipat dengan sempurna, gerakannya santai, tetapi tidak bisa menyembunyikan aura kemewahan pada dirinya.      

Gu Li dengan berani mengikuti dan berdiri di depannya. Lalu Mo Shiting menatapnya, wajahnya terlihat sangat halus dan cantik yang terpancar jelas di pupil hitamnya.      

Jari-jarinya mengetuk dengan ringan pada sandaran sofa dan tiba-tiba bertanya, "Siapa pemuda pirang itu? Pacar?"      

"Apakah yang kamu maksud itu Da Ha?"      

Gu Li sedikit terkejut dan buru-buru menjelaskan, "Jangan salah paham! Dia adalah teman baikku. Hubungan antara aku dan Da Ha jelas, lebih murni dari kertas putih."      

Melihat ekspresi gugup Gu Li, Mo Shiting sedikit menyipitkan matanya dan terlihat sedikit ceroboh, "Aku mengurungnya, jadi apakah kamu ingin menyelamatkannya?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.