Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Saatnya Untuk Menyelesaikan Penghitungan yang Lama



Saatnya Untuk Menyelesaikan Penghitungan yang Lama

0Setelah Jiang Yu mengatakan kata-katanya yang panjang, ia benar-benar menatap Jiang Wan dengan serius, seolah-olah wajahnya berkata 'Kamu telah berbohong dan aku akan melihat bagaimana kamu akan terus berbohong'.     
0

Hari ini Jiang Yu terbilang mengatakan cukup banyak kata dan sekarang ia merasa tenggorokannya sedikit haus.     

Jiang Yu berkata perlahan, "Pikirkan dengan perlahan sekarang, jangan terburu-buru."     

Kemudian, ia berjalan menuju Feng Linbai dan bertanya, "Kamu mau minum apa?"     

"Limun, seperti yang biasa kamu minum."     

"Oke."     

Jiang Yu pergi ke dapur, menuangkan dua gelas limun lalu segera kembali. Ia menyerahkan segelas kepada Feng Linbai dan kemudian membawanya untuk duduk di sofa.     

Setelah minum, tak satu pun dari mereka berbicara.     

Jiang Yu benar-benar tidak terburu-buru dan Feng Linbai tidak memiliki kesadaran diri sebagai tamu.     

Ia duduk santai di samping Jiang Yu, berpikir bahwa akan lebih baik, jika waktunya sedikit lebih lama, Jiang Yu tidak akan mengusirnya.     

Jiang Yu sendiri tidak keberatan Feng Linbai mengetahui tentang perselisihan antara ia dan Jiang Wan.     

Karena karena nyatanya memang seperti itu. Di sekolah, banyak orang yang juga sudah mengetahui soal ini, apa yang terjadi di luar sekolah terakhir kali, Feng Linbai juga berpartisipasi di dalamnya, tidak ada yang harus disembunyikan.     

Ada beberapa alasan mengapa Jiang Chenglang tidak terburu-buru membahas soal Lin Bai.     

Pertama, karena Feng Linbai adalah anggota keluarga Feng, kekuatan di belakang keluarga Feng tidak sebanding dengan keluarga Jiang.     

Tapi itu hanya alasan klasik saja, sejujurnya tidak ada orang yang mau masalah keluarganya diketahui oleh orang luar kan? Seharusnya ia segera membujuk pria itu agar segera pergi.     

Alasan kedua, kemungkinan Feng Linbai juga terlibat dalam masalah ini, jadi mungkin penjelasannya bisa membantu menyelesaikan masalah.     

Berbanding terbalik dengan Jiang Yu yang terlihat tenang, Jiang Wan terlihat sedang tertekan.     

Perkataan Jiang Yu menggagalkan semua kebohongan yang sudah diutarakan olehnya.     

Setelah Jiang Yu mengatakan dua poin pertama, Jiang Wan memikirkan jawaban untuk membalas Jiang Yu.     

Awalnya Jiang Wan berpikir akan menjawab dengan yang sama persis dengan yang ditanyakan oleh Jiang Yu, ia kan menyalahkan semua orang hingga titik akhir, termasuk mencurigai Jiang Yu sendiri.     

Kemudian, ia hanya perlu meminta maaf pada Jiang Yu, mengakui bahwa ia telah salah menyalahkan Jiang Yu, dan meminta maaf padanya.     

Tapi sekarang Jiang Yu telah mengatakannya, dan jika ia melakukannya lagi, itu berarti memang ada yang salah dari pernyataannya.     

Jiang Wan masih belum mengatakan apa-apa, tapi air mata nya mulai menetes.     

Ia sepertinya tidak berani mengeluarkan suara, menggigit bibirnya erat-erat, dan tubuhnya sedikit gemetar.     

Ia menundukkan kepalanya, bulu matanya berkedip, dan air mata jatuh di ujung seragam sekolahnya, meninggalkan noda air bulat-bulat.     

Jiang Wan memutar jarinya, seolah-olah ia telah sangat dirugikan. Butuh waktu lama untuk ia menghela nafas dan kemudian bergumam, "Karena kamu berpikir begitu, kak, maka kamu boleh berpikir seperti yang kamu pikirkan. Aku tahu, tidak peduli apapun yang akan aku katakan, kamu tidak akan akan percaya."     

Ia mengangkat kepalanya dan menatap Jiang Chenglang dengan air mata berlinang, "Kakak, aku bersalah, semua yang ku katakan sebelumnya adalah salah, dan sekarang aku melakukan kesalahan lagi pada kak Yu. Seharusnya aku benar-benar masuk daftar hitamnya, dan dia tidak akan pernah mau memaafkan aku lagi.     

Aku juga tidak memiliki cara untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah, juga tidak bisa membuktikan rasa sakit yang kuderita, kalau begitu masalah ini cukup sampai disini saja, semua aku yang salah.     

Aku… Aku perlahan bisa mencerna apa yang aku derita hari ini, tidak masalah, kita… Aku… lupakan saja…"     

"Siapa bilang lupakan saja?"     

Kali ini Feng Linbai yang angkat bicara.     

Jari-jarinya menggosok kaca, "Terakhir kali di luar sekolah, Nona Jiang memberi kami hadiah, Nona Jiang masih belum melupakannya, kan? Sekarang, saatnya untuk menyelesaikan penghitungan yang lama."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.