Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Kakak Kenapa Kamu Seperti Ini Padaku



Kakak Kenapa Kamu Seperti Ini Padaku

0Gadis itu menangis tersedu-sedu dan berkata, "Aku...bagaimana aku bisa pergi keluar untuk bertemu orang-orang? Jika orang-orang mengetahuinya, apa yang harus aku lakukan di masa depan? Bagaimana aku bisa hidup?     
0

Aku benar-benar tidak tahan, aku merasa sangat kotor dan menjijikkan sekarang ... Kakak, apakah kamu juga tidak menyukaiku?     

Aku benar-benar tidak tahu tindakanku yang mana yang sudah membuatnya marah hingga dia jadi setega ini padaku? Jika itu karena perkataan terakhirku, aku sudah meminta maaf untuk itu, masih belum cukup?     

Jika dia memang masih belum puas, dia bisa mengatakannya padaku. Aku rela terus memohon maaf padanya, atau jika memang perlu, aku akan berlutut padanya, begitukah? Dia juga bisa memarahiku, aku tidak akan pernah membalas, tapi kenapa dia menggunakan cara kasar seperti itu padaku?"     

Jiang Chenglang berkata, "Wanwan, kamu tenanglah dulu."     

"Tidak kak, aku tidak bisa tenang, masalah ini terjadi padaku, bagaimana aku bisa tenang!"     

Setelah mengungkapkan kekesalannya, ia menghela nafas lagi dan menertawakan dirinya sendiri, "Kak, apa yang aku lakukan salah? Apakah karena nama keluarga ku bukan Jiang, atau karena aku memiliki darah yang berbeda dari kalian?     

Dulu kamu berkata jika kita semua adalah keluarga, tapi, itu hanya kalian, tidak termasuk aku. Aku tahu jika kamu merawatku dengan sepenuh hati karena ayah yang memintanya, kamu memperlakukan aku dengan baik hanya untuk menjalankan perintah ayah dengan baik saja, tidak sepenuhnya karena menganggapku sebagai adik perempuanmu.     

Sepertinya sekarang ini, aku sedang dianiaya, dan kakak hanya bisa menenangkanku dengan acuh tak acuh. Kak, apa kamu pikir aku yang membuat masalah tidak masuk akal? Apa kamu pikir aku sudah melakukan kesalahan fatal pada kakak perempuan?     

Benar juga, dia tetap adik kandungmu, jadi kamu lebih mudah berempati padanya, daripada aku yang bukan siapa-siapa walau akulah yang sudah tinggal bersamamu selama dua belas tahun…"     

Jiang Chenglang menggelengkan kepalanya, "Tidak begitu, Wanwan, aku juga memperlakukanmu sebagai adik ku sendiri, hanya saja masalah ini ..."     

Jiang Chenglang menghentikan kalimatnya di tengah jalan dan berpikir sejenak.     

Jiang Yu berjalan dari luar tidak terkendali dan bertanya dengan keras, "Katakan padaku, apa yang aku lakukan padamu?"     

Begitu dia muncul, Jiang Wan segera mengambil bantal dan melemparkannya, tapi berhasil ditepis oleh Jiang Yu dengan lambaian tangannya.     

Jiang Wan terisak dan berkata, "Mengapa kamu masih berpura-pura tidak bersalah? Bukankah kamu yang mencari orang untuk menghadangku di persimpangan saat aku berbelanja pulang sekolah, lalu mereka memperlakukanku…"     

Jiang Yu memandangi rambut Jiang Wan yang berantakan. Ia menutupi dadanya, matanya merah, seolah ia terlalu ketakutan.     

Dari kata 'memperlakukanku', ada banyak hal yang dibayangkan dengan liar apa yang terjadi sebenarnya, tapi menilai dari sikap Jiang Wan yang terlihat tidak terburu-buru untuk melawan pelaku dengan putus asa, berarti mereka tidak terlalu berniat untuk merusak kesuciannya.     

Tapi, tindakan seperti itu tetap saja memberikan luka tersendiri yang cukup besar.     

Jiang Yu bertanya, "Mana buktinya?"     

"Tentu saja aku punya bukti, jika tidak, aku juga tidak mungkin menuduhmu tanpa alasan!" Jiang Wan menyerang balik dengan percaya diri.     

Ia dengan marah mengeluarkan kartu pelajar, "Lihat, ini kartu pelajarmu kan? Setelah beberapa orang itu menyerangku, ini terjatuh dari saku mereka, dan aku langsung mengambilnya.     

Kakak, apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang? Mengapa ID pelajar mu muncul pada orang lain? Kamu sudah tidak bisa mengelak jika kamu adalah geng kan sekarang?"     

Jiang Yu melihat kartu pelajar. Itu memang namanya dan stempel sekolah tercetak di atasnya, jadi itu tidak bisa dipalsukan.     

Tapi, ia tersenyum perlahan.     

Melihat senyum sinis yang tersungging di bibir Jiang Yu, hati Jiang Wan tiba-tiba membeku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.