Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Memakai Nama Samaran Terlebih Dahulu



Memakai Nama Samaran Terlebih Dahulu

0Jiang Xingyi menjadikan fotonya dengan Jiang Yu sebagai latar belakang ruang obrolan.     
0

Jika bukan orang terkenal, ia pasti tidak akan ragu untuk menjadikan foto itu sebagai foto profilnya di Weibo atau Wechat.     

Tapi mengingat banyak orang tidak tahu hubungan dirinya dengan keluarga Jiang dan tidak ingin menimbulkan masalah bagi Jiang Yu, ia masih menahan diri.     

Jiang Xingyi tidak lupa bahwa ia memiliki hal lain untuk dilakukan ketika ia datang ke sini hari ini. Ia mengeluarkan beberapa tiket konser dan berkata, "Adik, konser ku tahun ini akan ditambahkan satu kota lagi, yaitu di ibu kota, ini adalah tiket konsernya, total ada empat tiket.      

Kamu boleh mengajak teman sekelas atau temanmu yang lain, aku berharap kamu bisa datang ke konserku."     

Jiang Yu mengambil tiketnya.     

Jika itu di ibu kota, Jiang Yu merasa nyaman untuk datang.     

Jiang Yu melirik waktu, Jiang Xingyi segera berkata, "Konsernya akan diadakan saat akhir pekan, jadi pastikan kamu datang ya."     

Sebelum Jiang Yu bisa menjawab, Jiang Xingyi berkata lagi, "Lagu yang kamu tulis untukku terakhir kali, aku akan menggunakannya sebagai lagu tema untuk album baru. Aku sudah menyusun lirik dan membuat demo. Apa kamu mau mendengarkannya? Aku juga akan menyanyikannya untuk pertama kalinya di konser di ibu kota ini."     

Saat berbicara, Jiang Xingyi mengklik file audio di ponselnya dan bahkan menyiapkan earphone untuk Jiang Yu.     

Jiang Yu mendengarkan dengan seksama.     

Jiang Yu harus mengatakan bahwa Jiang Xingyi memang sangat berbakat dalam musik, lirik serta musiknya sangat cocok.     

Memang benar ini adalah lagu itu dimana ia membuatnya hanya dengan mengikuti bagan yang ada.     

Jiang Xingyi sudah melakukan semuanya, datang sendiri untuk memberikan tiket konsernya, jika Jiang Yu masih tidak datang, itu akan sangat membuatnya kecewa.     

Jiang Yu berkata, "Baiklah, aku bisa pergi. Aku hanya memperbaikinya, bukan aku yang menulis lagu itu, melainkan kamu sendiri. Aku hanya membantumu menemukan inspirasi."     

"Jadi anggap saja kita sudah menulis lagu bersama, adik, sudah jangan menyangkalnya lagi." Jiang Xingyi dengan cepat melanjutkan, "Ketika lagu ini dirilis, aku ingin menambahkan namamu di kolom komposer, boleh?"     

"Kamu juga boleh tidak menambahkan namaku."     

Pada titik ini, Jiang Xingyi tidak mendengarkan Jiang Yu.     

Sebagai pencipta musik, ia memiliki prinsipnya sendiri.     

"Lagu ini sejak awal memang tidak bisa ku selesaikan, sebagai seorang musisi, aku tentu harus menghargai orisinalitas dan itu sangatlah penting bagiku. Adik, kamu tidak ingin membuatku merasa tidak tenang kan?"     

Kata-kata Jiang Xingyi berhasil membujuk Jiang Yu.     

"Baiklah kalau begitu, tulis saja…"     

Jiang Yu berpikir sejenak dan berkata, "Daging sapi bumbu cabai."     

Jiang Xingyi membelalakkan matanya, "???"     

Identitas Jiang Yu ingin tetap disembunyikan dan Jiang Xingyi bisa mengerti.     

Lagi pula, dengan bakat musik adiknya ini, jika nama aslinya diumumkan, ia khawatir semakin banyak orang yang akan menemukannya di masa depan dan tentu itu akan mengganggu kehidupan pribadinya. Jadi memang lebih baik memakai nama samaran terlebih dahulu.     

Tapi... daging sapi bumbu cabai?     

Jiang Xingyi memiliki tanda tanya di kepalanya, mungkinkah ada sesuatu dengan hidangan itu?     

"Adik, nama itu… apa kamu masih belum kenyang?"     

Tidak heran Jiang Xingyi akan menebak seperti itu, karena dia merasa Jiang Yu menyukai segalanya dan tidak pilih-pilih soal makanan. Secara logika, seorang pecinta makanan seperti itu seharusnya tidak hanya memiliki titik lemah untuk satu hidangan saja …     

Jiang Yu menjawab, "Bukan."     

Jiang Xingyi masih bertanya dengan penasaran, "Lalu?"     

Jiang Yu menunjuk ke piring di atas meja dan bertanya, "Bukankah ini daging sapi bumbu cabai?"     

Mungkin hidangan ini memiliki nama yang lebih elegan di menu, tapi Jiang Yu tidak membaca menunya, jadi wajar saja jika ia tidak tahu.     

Di matanya, ini adalah daging sapi bumbu cabai, hidangan terbaik malam ini.     

Jiang Xingyi tidak mengatakan apapun, "..."     

Ia melihat hidangan di atas meja dan terdiam untuk waktu yang lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.