Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Bertemu Nona Bos



Bertemu Nona Bos

0Pelayan itu terdiam, "..."     
0

Ekspresi tertegunnya hanya berlangsung sesaat, lalu ia menundukkan kepalanya, dan tawa meluap dari tenggorokannya.     

"Baiklah, restoran ini akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi permintaan dari pelanggan kami yang terhormat."     

Setelah mengatakan ini, ia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan, berjalan ke ujung koridor, berbelok ke sudut, menaiki tangga, dan memasuki sebuah ruangan.     

Setelah memasuki ruangan, pria itu segera duduk bersandar di sofa. Ia mengingat adegan tadi dan senyum main-main muncul di sudut mulutnya.     

Jari-jari ramping dengan santai membuka kancing pakaian kerja, melepasnya, dan membuang pakaian itu sesuka hati, pria itu telanjang, mengeluarkan ponsel dari saku celananya dengan satu tangan, dan sebuah panggilan video muncul.     

Setelah video terhubung, pria itu melambai ke kamera dan berkata dengan riang, "Hei, kecebong kecil, aku katakan padamu, apa kamu terkejut?"     

Ke Yanbin yang ada di ujung lain video terdiam, "..."     

Ia terdiam selama dua detik sebelum berkata, "Apakah kamu cabul?"     

"Terima kasih atas pujiannya." Pria itu meletakkan dagunya dengan tangan yang lain, "Apakah kamu baru mengetahuinya hari ini?"     

Ke Yanbin membalas, "Aku tutup teleponnya."     

Pria itu buru-buru berkata, "Apakah kamu tidak bertanya-tanya mengapa aku mencarimu?"     

Ke Yanbin berkata dengan wajah tegas, "Biasanya bukan hal yang baik jika kamu tiba-tiba mencariku, pasti ada sesuatu, cepat katakan ada apa kamu mencariku, jangan banyak omong kosong, aku sangat sibuk, jika tidak langsung berbicara pada intinya, teleponnya akan ku tutup sekarang."     

Pria itu membalas, "Aku baru saja bertemu dengan nona bos…"     

Ekspresi wajah Ke Yanbin seolah mengatakan 'Coba lihat apa yang kamu lakukan'.     

Pria itu tersenyum dan berkata, "oh serius, bos yang baru."     

"Aku tahu."     

"Hmm." Pria itu memuji, "Dia terlihat lebih cantik daripada di foto."     

Ke Yanbin memperingatkan, "Ku peringatkan kau jangan berani bertindak yang macam-macam padanya, kau tahu kan jika bos besar selalu memantaunya."     

"Aku tahu." Pria itu dengan acuh tak acuh berkata, jangan bertingkah seolah aku adalah pria yang paling tidak berperasaan disini."     

Ke Yanbin menjawab, "katakan dihadapannya jika kau punya nyali."     

"Kecebong kecil, kamu sangat menyebalkan."     

Pria itu mengedipkan mata pada Ke Yanbin, "Apa kamu sangat ingin melihatku di permalukan dan di injak-injak dengan kejam olehnya?"     

Nada bicara itu sangat sembrono membuat Ke Yanbin tiba-tiba merasa kedinginan.     

Mengetahui selera buruk orang ini, Ke Yanbin tidak ingin berputar-putar dengannya, dan bertanya langsung, "Jadi, apa yang akan kamu lakukan?"     

"Tidak melakukan apa-apa." Pria itu mengangkat alisnya, "Itu hanya pengaturan khusus untuk menemui bos baru secara langsung dan kemudian aku tahu ..."     

Ke Yanbin menunggu kata-kata berikutnya tapi kemudian pria itu berkata, "Tidak jadi."     

Ke Yanbin tidak mengatakan apapun, "..."     

Ke Yanbin merasa jika pria itu benar-benar tidak bisa berbicara serius dengannya, seperti sebelumnya, seolah belum pernah merasa cukup mempermainkannya!     

Setiap kali ia mulai berbicara dan dengan sengaja mengangkat rasa ingin tahunya, pria itu akan tiba-tiba berhenti dan tidak melanjutkan kata-katanya, sungguh menyebalkan!     

"Jangan menatapku seperti itu, kau tahu, kau tidak akan bisa mengalahkanku, dan bayangkan ada berapa banyak orang yang akan tertekan jika kau memukulku di wajah ku yang tampan ini."     

Pria itu berpura-pura menghela nafas, "Tapi, jika aku boleh mengatakan yang sebenarnya, ku pikir itu adalah pertama kalinya tuannya terlihat sangat riang, padahal pihak lain hanya seorang gadis sekolah menengah, aku kira itu karena kepolosan kekanak-kanakan tuan muda aja, dan dia tiba-tiba menjadi lembut melihat kelucuan gadis kecil itu, ternyata gadis itu benar-benar menawan dan menarik.     

Aku bahkan sengaja mendekorasi ruangan itu secara khusus dengan warna merah muda yang menggemaskan, namun dia menolak semuanya, dan menampakkan sisi gadis yang dingin, dan…."     

Di tengah kata-kata pria itu, sebuah pesan baru tiba-tiba muncul. Ia menyelinap pergi dan melihatnya. Setelah sedikit terpana, senyum di sudut bibirnya menjadi lebih jelas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.