Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Memaksa Mati Orang Lain



Memaksa Mati Orang Lain

0Jiang Wan dan Ni Manman juga termasuk di antara kerumunan orang yang mengelilingi mereka.     

Seseorang berkata, "Jiang Wan, pergi dan bujuk kakakmu. Chen Miaoyi menangis dan memohon padanya hingga seperti ini, tapi dia masih tidak setuju, apakah dia akan memaksa orang lain mati?"     

"Itu benar, awalnya Chen Miaoyi tidak bertaruh untuk keluar dari sekolah, tetapi kakakmu yang memberi ide itu. Kakakmu terlalu tidak baik hati, bukankah itu seperti sengaja menghukum Chen Miaoyi?"     

"Aku tidak menyangka jika kakakmu yang biasanya tidak begitu menonjol justru tiba-tiba mengejutkan semua orang dengan menjadi peringkat satu saat ujian, tapi dia sangat jahat. Kenapa nilainya bagus? Tapi hatinya busuk!"     

Jiang Wan ragu-ragu, "Tapi, yang satu adalah kakakku, yang satu adalah teman baikku, aku terjebak diantara mereka, dan tidak tahu aku harus berbuat apa…"     

Ni Manman mendukung Jiang Wan, "Jangan dipaksakan, Wanwan! Siapa yang tidak tahu jika Wanwan adalah gadis yang baik hati, masalah seperti ini juga dia tidak pernah berharap akan pernah terjadi!     

Meskipun kak Jiang Yu tidak terlalu baik kepada Wanwan, tetapi Wanwan tidak pernah mengatakan hal buruk tentang Jiang Yu!     

Bagaimanapun, ia masih dari keluarga Jiang dan tinggal satu atap dengan Wanwan. Mereka akan sering bertemu dan itu tidak dapat dihindari, siapa yang tega menyuruh Wanwan untuk memarahinya. Dengan karakter Wanwan yang anggun, dia tidak mungkin melakukan itu!     

Bahkan Maoyi juga paham dengan hal ini dan tidak menyangkut-pautkan Wanwan dalam masalahnya, jika ingin menyalahkan seseorang, harusnya kalian salahkan Jiang Yu, kenapa harus meminta Wanwan mengurusnya?"     

Jiang Wan menurunkan matanya, "Manman, jangan katakan itu ... Faktanya, apa yang mereka katakan benar, aku juga bertanggung jawab di sini karena tidak menghentikan mereka tepat waktu, dan ini terjadi ..."     

Jiang Wan menggenggam erat jari-jarinya dan berkata, "Ini salahku, ini semua salahku ..."     

"Wanwan, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, ini semua keputusan Maoyi sendiri, tidak ada hubungannya denganmu."     

Ni Manman menghiburnya dan berkata, "Bukankah Miaoyi sudah memohon pada kakakmu sekarang? Tapi kakakmu tidak akan begitu keras hati dan malah membuat semua ini jadi buntu kan?"     

Jiang Wan berkata dengan lemah, "Kakakku seharusnya tidak melakukan ini ..."     

Seseorang di sebelah berkata, "Siapa yang bisa tahu? Kita tahu dia sejak lama tapi tidak mengenal karakter yang sebenarnya, kakakmu terlihat sangat agresif sekarang!"     

Ni Manman dengan keras berkata, "Katakan itu pada Jiang Yu, kenapa kamu malah mengatakannya pada Wanwan dan apa hubungannya dengan dia? Kenapa kamu malah menyalahkan Wanwan?"     

"Aku berbicara soal Jiang Yu, tidak membahas Jiang Wan sama sekali…"     

Ni Manman memelototinya dan pria itu benar-benar diam.     

Namun, setelah mendengarkan obrolan beberapa orang, Ni Manman juga jadi sedikit kesal, "Jika benar-benar tidak berhasil, biarkan Miaoyi menerima taruhannya. Dia juga harus menanggung konsekuensi dari keputusannya sendiri, mau tidak mau dia harus keluar dari sekolah ini, walau orang lain berkata dia sebenarnya tidak kalah.     

Sejujurnya, aku juga merasa malu karena melihat Chen Maoyi menangis di depan Jiang Yu. Orang-orang juga mencacinya seenaknya, bukan membuat dia keluar sekolah baik-baik tapi malah seperti memaksanya keluar begitu saja, sejujurnya, lagi pula, siapa juga yang mau melihat wajah Jiang Yu disini? "     

Ia mengatakannya dengan ringan dan tidak mempertimbangkan situasi sebenarnya dari Chen Miaoyi sama sekali.     

Kakek Ni Manman adalah orang kaya baru. Saat itu ia membeli banyak real estate di Beijing dan properti seperti ini memiliki nilai yang berlipat ganda, bahkan tanpa harus bekerja, hanya dengan mengumpulkan uang sewa, bisa hidup layak dan bahwa mewah.     

Ayah Ni Manman mewarisi perusahaan dan ia juga lulus dari perguruan tinggi ternama. Ia tidak memiliki pendidikan khusus, juga tidak menganut ideologi yang terlalu keras. Ia memiliki seorang putri bernama Ni Manman, dan tentu saja Ni Manman patuh padanya.     

Namun, karena Ni Manman juga akan mewarisi perusahaan itu dimasa depan, ayah Ni Manman tentu mengharapkan menantu yang bisa membantu mengelola perusahaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.