Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Mengerjakan Dua Soal Ujian



Mengerjakan Dua Soal Ujian

0Cheng Maoshi membujuk lagi, "Siswa Jiang, ujian akan segera dimulai, kamu harus kembali duduk."     
0

Jiang Yu tidak menjawab untuk beberapa saat, entah apa yang sedang ia pikirkan.     

Ketika sudut matanya menyapu kertas-kertas yang belum dibuka di atas meja, Jiang Yu tiba-tiba terpikirkan sebuah ide.     

"Guru," Jiang Yu dengan sopan berkata, "Ketika ujian bulanan akan dilaksanakan, para guru seharusnya menyiapkan dua macam soal, kan?"     

Cheng Maoshi menjawab dengan hati-hati, "Pada dasarnya ..."     

Murid yang bermarga Jiang ini, ide aneh apa lagi yang muncul di dalam benaknya?     

"Tidak ada yang bisa tahu tentang kertas ujian itu, kan?"     

Cheng Maoshi mengerutkan kening, "Apa maksudmu?"     

Ia juga mengerti apa yang dikatakan Jiang Yu. Apakah yang ia maksud adalah bahwa kertas ujian saat ini mungkin bocor?     

Jiang Yu mengulurkan tangannya, "Kalau begitu, berikan aku kertas ujian yang lain dan aku akan mengerjakan ujian bersama-sama di ruang kelas ini."     

Cheng Maoshi : ???     

Kali ini, dia membutuhkan waktu dua detik untuk memahami maksud Jiang Yu, dan dia tidak percaya, "Maksudmu, kamu mau mengerjakan dua soal sekaligus di ujian kali ini?"     

Jiang Yu menjawab dengan ringan, "Ya."     

Sudut mulut Cheng Maoshi berkedut, apakah karena telinganya tidak berfungsi dengan baik, atau dunia memang sudah jadi gila?     

Oh, ternyata murid perempuan ini yang gila.     

Ia segera bertanya, "Apa kamu tahu apa yang baru saja kamu katakan itu? Apa kamu yakin bisa mengerjakannya dengan baik?"     

Jiang Yu menjawab tanpa ragu, "Paham, dan aku bisa."     

Cheng Maoshi : "...."     

Setelah mengatakan itu, Jiang Yu kembali berbicara dengan sedikit membujuk Cheng Maoshi, "Guru, jika lembar ujian itu tidak digunakan untuk ujian bulanan, pasti tidak akan ada gunanya lagi, berikan saja padaku, tidak akan ada ruginya juga.     

Jika memberikannya padaku, dan jika aku gagal menyelesaikan semuanya, itu akan menjadi masalahku, tidak akan mempengaruhi Pak Guru sama sekali. Dan juga, jika aku meminta soal ujian di tengah-tengah ujian berlangsung, itu juga akan mempengaruhi peserta ujian lainnya.     

Guru, kita harus tetap tenang selama ujian berlangsung kan, jadi lebih baik diberikan padaku sekarang saja."     

Cheng Maoshi sedikit pusing ketika dia dikelilingi oleh permintaan Jiang Yu. Dia merasa apa yang dikatakan murid perempuan ini benar-benar masuk akal dan meyakinkan?     

Tapi meski kata-katanya terdengar tulus, ekspresi wajahnya tidak terlihat adanya ketulusan sedikitpun.     

Tapi tetap saja, ada yang tidak beres disini.     

Cheng Mao bingung bertanya, "Mengapa kamu begitu gigih?"     

Seolah-seolah ia benar-benar ingin membuktikan jika nilai ujiannya layak untuk murid seperti dia.     

Jiang Yu dengan tulus menjawab, "Karena aku takut akan ada masalah."     

Cheng Maoshi : ….lagi, lagi, kalimat ini lagi!     

Masalah apa yang dia takuti!     

Jawaban Jiang Yu ini membuatnya sedikit sakit kepala, tetapi Jiang Yu sangat keras kepala, setelah memikirkan apa yang baru saja Jiang Yu katakan, semuanya sedikit masuk akal sekarang, bahkan jika ia memberikan kertas ujian lain pada Jiang Yu, hal itu tidak akan memberikan pengaruh apapun padanya.     

Cheng Maoshi melihat ke arah jam.     

Akhirnya ia meminta guru lain untuk membantu membagikan kertas ujian dan kembali ke kantor untuk mengambil kertas ujian lainnya.     

Setelah guru selesai membagikan kertas ujian, ia bergegas kembali dan meletakkan kertas ujian lainnya itu di meja Jiang Yu.     

Jiang Yu menjawab santai, "Terima kasih, guru."     

Cheng Mao tidak tahu harus menjawab apa, jadi ia hanya bisa berkata datar, "Murid Jiang... semangat."     

  ...     

Jiang Zeyu memutar-mutar bolpoinnya karena merasa bosan.     

Ia baru saja menyelesaikan semua pertanyaan pilihan ganda dan isian secara membabi buta. Untuk pertanyaan uraian berikutnya, ia sedang berpikir apakah akan memasukkan beberapa rumus atau tidak.     

Hanya saja, tidak ada satu rumus pun yang muncul di dalam benaknya.     

Dalam ulangan harian, biasanya juga ada uraian seperti ini, namun biasanya ia akan meminta adiknya untuk mengerjakan untuknya, sedangkan hari ini ia tidak berani meminta adiknya untuk membantu mengerjakan setelah melihat adiknya itu sedang mengerjakan dua jenis soal ujian yang berbeda seorang diri, dari sini, Jiang Zeyu tiba-tiba merasa bahwa dia harus memperbaiki dirinya.     

Lebih baik ditulis seadanya daripada kosong kan?     

Jiang Zeyu menoleh dengan bosan, ia ingin melihat bagaimana keadaan adik perempuannya, dan melihat …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.