Istri Cantik-cantik Ganas

Reporter Yang Menjengkelkan



Reporter Yang Menjengkelkan

0Keesokan harinya, Lan Yaxin pagi-pagi sudah bangun. Dia memanggang roti, lalu menuangkan susu ke gelas, menggoreng telur, kemudian dia menggunakan air yang sudah ada campuran obat ke Tim Telur yang dia buat.     
0

Mo Jinrong bangun dengan mata yang masih mengantuk. Dia baru sadar terlambat bangun. Dia buru-buru turun, mengomel sambil mengancingkan bajunya.     

"Siapa yang mengubah jam alarm-ku?"     

"Kakak Ipar, kamu sudah bangun? Aku melihat tidurmu nyenyak sekali, jadi aku mematikan alarm agar tidur Kakak Ipar tidak terganggu. Apakah Kakak Ipar marah aku mematikan jam alarm?"     

Mo Jinrong tidak menanggapi, dia langsung pergi ke kamar mandi.     

"Nona Kedua Lan yang menyiapkan semua makanan ini?"     

Mo San terkejut melihat di meja makan ada banyak sekali makanan.     

"Iya, hari ini aku bangun terlalu pagi, karena lapar, jadi aku tadi memasak."     

Lan Yaxin tersenyum. Biasanya Lan Yaxin malas-malasan, tetapi hari ini demi Mo Jinrong, dia memasak berdasarkan resep masakan yang sudah dia cari.     

Beberapa saat kemudian, Mo Jinrong selesai mandi.     

"Kakak Ipar, kamu belum makan, kan." Lan Yaxin memanggilnya dengan gugup.     

"Aku tidak lapar. Sebelum aku pulang kantor, aku harap kamu sudah pergi dari sini." Kata Mo Jinrong tanpa menoleh ke arahnya, lalu keluar ke depan rumah dan naik ke mobil.     

Mo San tergiur Tim Telur yang disajikan di atas meja. Tanpa izin lebih dulu, dia mengambil Tim Telur dan menghabiskannya.     

"Pelayan Mo, Kamu…."     

Lan Yaxin menoleh ke Mo San, matanya langsung terbelalak melihat apa yang dilakukan Mo San.     

Apakah Tim Telur buatannya bisa membuatnya serakus itu?     

"Nona, Maafkan aku. Masakanmu enak sekali." Kata Mo San, kemudian dia berjalan menuju mobil.     

Lan Yaxin kesal. Sejujurnya Lan Yaxin sendiri tidak paham cairan berwarna kuning itu apa, dia juga tidak tahu efek samping setelah mengkonsumsi obat itu.     

"Kakak Ipar!" Lan Yaxin berteriak ke arah mobil sudah pergi menjauh.     

"Tuan Muda, Kenapa Nona Lan tidak memberitahumu tentang ayahnya yang sakit? Omong-omong, Nona Kedua Lan perempuan yang pengertian dan perhatian." Tanya Mo San penasaran.     

"Kalau kamu menyukai dia, kejar saja dia. Aku mau ke rumah sakit sekarang." Jawab Mo Jinrong datar.     

"Aku tidak seberuntung itu. Nona Kedua Lan perempuan yang susah diatur, aku tidak ingin menjadi 'Suami takut Istri'."     

Mo San menggelengkan kepalanya.     

Di Rumah Sakit.     

Lan Anran tidur di tempat tidur kosong Rumah Sakit tadi malam.     

"Kakak! Ayah bergerak!"     

Lan Yanran baru saja bangun, dia melihat Lan Tingyun menggerakkan matanya.     

Lan Anran langsung segar seketika dari rasa kantuknya, lalu memeriksa denyut nadi ayahnya.     

Denyut nadi ayahnya sudah lebih kuat dibandingkan kemarin, walaupun belum bisa dikatakan sudah normal. Bisa dibilang kondisinya masih lemah.     

Lan Anran mengeluarkan sisa Jus Obat kemarin, lalu membantu Lan Tingyun minum setengahnya.     

Lan Anran tidak berani menaikkan dosis dan hanya memberikan setengah takaran saja, karena takutnya akan mempengaruhi kecepatan sirkulasi darahnya terlalu cepat, dan tubuh ayahnya tidak mampu menerimanya.     

Li Yueru terbangun, melihat kedua anaknya juga sudah bangun, dia bergegas memantau kondisi suaminya.     

"Bagaimana kondisi ayah kalian?"     

"Tenang saja. Kondisinya lebih baik dibandingkan dengan yang kemarin. Aku akan meminta bantuan paman Li untuk melakukan CT-Scan di bagian otak, untuk melihat kondisi aliran darah di otak."     

Lan Anran ingin mengetahui kondisi aliran darah di otak ayahnya sekarang seperti apa.     

"Menantu, lihatlah, tidak ada perkembangan pada Tingyun. Bukankah ini artinya putrimu berbohong. Menurut pendapatku, segera pindahkan Tingyun ke rumah sakit lain. Mo Jinrong dari keluarga kaya raya, kita seharusnya meminta bantuan padanya, dia pasti akan menyiapkan rumah sakit yang terbaik untuk suamimu. Pokoknya, aku tidak mau Tingyun mati."     

"Tingyi masuk penjara, sekarang anakku hanya ada Tingyun. Tingyun, jangan tinggalkan Ibu!" Zhao Xiumei menangis sambil membungkukan badannya ke tempat tidur.     

"Tutup mulut, Nenek! Ayahku belum mati, Buat apa Nenek menangis?" Lan Anran tidak tahan melihat tingkah neneknya.     

"Aku menangisi putraku sendiri, kenapa dia bisa punya putri kurang ajar sepertimu?" Kata Zhao Xiumei memaki.     

Tiba-tiba, ada sebuah gerombolan orang berkerumun di luar ruangan perawatan intensif.     

Li Yueru bingung dengan apa yang sedang terjadi. Dia keluar menemui mereka.     

"Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan?"     

"Apakah benar Nyonya adalah Ibu Lan Yanran? Kami dengar ayahnya dirawat di rumah sakit? Kami reporter berita, ingin mengetahui berita yang selengkapnya."     

Seorang reporter mendongakkan kepala ke dalam ruangan.     

Li Yueru marah melihat sikapnya.     

"Di sini ruangan perawatan intensif, pasien butuh banyak istirahat. Kalian cepatlah pergi, atau aku panggilkan petugas keamanan untuk mengusir kalian?"     

Lan Yanran juga tidak menyangka ayahnya yang jatuh sakit, dan sekarang banyak reporter yang datang untuk mencari berita tentang kondisi ayahnya. Lan Yanran menemui mereka dengan perasaan kesal.     

"Apa yang kalian lakukan? Ayahku sedang sakit. Keributan kalian mengganggu istirahat ayahku. Apakah kalian mau tanggung jawab kalau istirahatnya menjadi terganggu? Cepat pergi dari sini, kami tidak menerima wawancara!"     

Beberapa reporter menjadi marah, reporter itu mengalungkan kameranya di bahunya dan tetap memotret wajah Lan Yanran yang sedang marah, reporter itu berteriak.     

"Kamu tahu apa? Apakah kamu tidak tahu namamu bisa besar, berkat pemberitaan dari kami? Tanpa kami, kamu tidak akan bisa terkenal. Apakah kamu mau bertaruh, kalau aku mempublikasikan foto ini, kamu tidak akan bisa menjadi artis lagi?"     

"Ayo cepat potret dia, Lan Yanran, Kalau kamu mau kami tidak mempublikasikan foto ini, kamu bisa membayar uang 10 juta yuan sebagai uang tutup mulut."     

Para reporter itu tidak henti-hentinya memotret Lan Yanran, dan beberapa reporter mengancamnya.     

"Mulai hari ini, aku mundur dari dunia hiburan. Aku tidak mau menjadi artis lagi. Aku tidak bisa membayar kalian dengan nominal uang sebesar ìtu. Jika kalian ingin mempublikasi fotoku, silakan saja. Saat ini aku sudah capek dengan kondisi ayahku yang sedang sakit. Apa lagi yang kalian inginkan?"     

Lan Yanran merasa sangat geram. Kedua matanya memerah karena luapan emosi dalam dirinya.     

"Kalau kalian tidak segera pergi, aku panggil petugas keamanan ke sini." Kata Li Yueru mengancam para reporter itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.