Istri Cantik-cantik Ganas

Berhasil Menginap Di Rumah Keluarga Mo



Berhasil Menginap Di Rumah Keluarga Mo

0"Benar apa yang dikatakan Yaxin, Keluarga Mo sangat kaya raya, Apakah dia tidak ingin membiayai mertuanya yang sedang sakit?"     
0

Xu Yanshan berharap Mo Jinrong datang lalu bertemu dengan putrinya.     

"Aku tidak memberitahunya, apalagi sudah malam. Besok aku akan memberi tahu dia. Kondisi ayah sekarang juga sudah stabil."     

Lan Anran sudah bisa menduga niat terselubung Lan Yaxin, tetapi dia tidak ingin memberinya kesempatan.     

Xu Yanshan juga tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya melirik ke mertuanya sambil tersenyum.     

"Yaxin, pulanglah dulu. Besok kamu masih ada kuliah. Besok bantu kakakmu izin ke pihak kampus ya."     

Lan Yaxin bisa membaca makna terkandung dari ucapan ibunya.     

"Kakak, jangan lupa, besok lusa Ujian Akhir Semester."     

Lan Yaxin memakai tasnya, lalu keluar dari rumah sakit. Kelihatannya Mo Jinrong tidak datang ke rumah sakit malam ini, kalau begitu dia yang akan ke rumahnya.     

Hari ini dia harus berhasil!     

...     

Di Keluarga Mo.     

Mo Jinrong belum bisa tidur, dia duduk di ruang baca sambil mengingat wajah Mo Shengli. Sudah bertahun-tahun lamanya, dia sudah melupakan wajahnya.     

"Tuan Muda, ini sudah larut malam, istirahatlah."     

Mo San melihat lampu di ruang baca masih menyala, jadi dia masuk ke dalam.     

"Mo San, apakah kamu tahu alasan paman baru muncul sekarang?" Tanya Mo Jinrong penasaran.     

Nyonya Besar Mo sampai sekarang, masih menganggap Mo Shengli datang untuk mengunjunginya.     

"Begitulah hati manusia, susah untuk diselami, Tuan Muda juga tidak akan bisa memahaminya. Besok masih banyak pekerjaan di perusahaan, lebih baik Tuan Muda segera istirahat." Kata Mo San menasehati.     

"Pergilah."     

Bagaimana mungkin Mo Jinrong bisa tidur nyenyak?     

Tiba-tiba terdengar suara bel rumah, Mo San berpikir tidak mungkin Mo Shengli yang datang. Ini sudah larut malam, tidak mungkin ada yang datang bertamu malam-malam.     

"Tuan Muda, berhati-hatilah. Aku akan memeriksanya dulu, sudah semalam ini, jangan-jangan orang jahat yang datang?"     

Mo San keluar membukakan pintu, dia terkejut melihat ternyata Lan Yaxin yang datang bertamu.     

"Nona kedua Lan, Apakah ada keperluan mendesak hingga kamu datang malam-malam?"     

Lan Yaxin terlihat panik sambil beberapa kali menoleh ke belakang. Dia berakting ketakutan.     

"Cepat tolong aku! Ada orang yang membuntutiku."     

Mo San melihat ke arah belakang Lan Yaxin, suasananya gelap gulita, tidak terlihat bayangan orang.     

Mo San tetap membiarkan Lan Yaxin masuk demi keselamatannya.     

"Nona Kedua Lan, tolong tunggu sebentar, aku akan panggilkan Tuan Muda." Mo San naik ke lantai atas.     

Lan Yaxin mengeluarkan sebotol cairan kuning, lalu dia tuang ke dalam teko air, kemudian dia menuangkan air ke dalam gelas.     

Hari ini dia akan menjadi istri Mo Jinrong.     

Mo Jinrong bingung mendengar kabar bahwa Lan Yaxin datang ke rumahnya.     

"Kenapa dia datang malam-malam?"     

Mo San menggelengkan kepala.     

"Dia mengatakan ada orang yang membuntutinya, lalu dia datang ke sini. Aku tetap menyuruhnya masuk ke dalam, karena tidak aman seorang perempuan sendirian di luar."     

Mo Jinrong turun menemui Lan Yaxin yang duduk sendirian di ruang tamu.     

"Ada perlu apa ke sini?"     

Dari luar Lan Yaxin terlihat lugu, tetapi Mo Jinrong bisa menilai, Lan Yaxin memiliki niat tidak baik, jadi dia tidak boleh terpedaya.     

"Kakak Ipar!" Lan Yaxin pura-pura panik, kemudian langsung memeluknya.     

Mo Jinrong dengan sigap mendorongnya menjauh.     

"Kakak ipar, maafkan aku, aku tidak bermaksud lain. Aku hanya merasa ketakutan, tadi ada orang yang membuntutiku."     

Lan Yaxin mengarang cerita demi bisa dekat dengan Mo Jinrong. Dia berpura-pura menjadi perempuan lemah, agar bisa menarik simpati Mo Jinrong.     

"Kenapa kamu muncul di sekitar rumahku?" Tanya Mo Jinrong.     

"Kakak Ipar, aku datang untuk memberi tahu bahwa pamanku jatuh sakit. Kakak tidak ingin merepotkanmu jadi tidak memberi tahu Kakak Ipar, tapi aku merasa perlu untuk memberitahumu. Kakak berani meracik ramuan obat sendiri untuk mengobati paman, padahal dia masih seorang pelajar, bagaimana mungkin dia bisa mengobati orang? Tolong kakak ipar nasehati dia."     

"Bagaimana pun paman adalah ayah kandungnya, kenapa dia tega mencelakai ayahnya. Kami sekeluarga bergantung hidup kepada paman. Kalau sampai terjadi sesuatu kepada paman, bagaimana nasibku dan keluargaku. Nenek bahkan belum mendapat uang bulanan."     

Lan Yaxin berkeluh kesah sambil menangis.     

"Bagaimana kondisi Lan Anran sekarang?" Tanya Mo Jinrong dengan cemas.     

"Kakak masih bersikeras mengobati paman. Entah dari mana dia mendapatkan Jus Obat berwarna hijau dan berminyak, lalu dia meminta paman minum Jus Obat itu. Sebelum aku meninggalkan rumah sakit, aku tidak melihat reaksi apa-apa dari paman setelah minum obat. Kakak melakukan ini pasti karena dia mau balas dendam, karena dulu dia pernah ditinggal di desa. Dari luar dia kelihatan baik hati, tetapi aku tahu dia tidak seperti itu."     

"Sejak dia kembali ke kota, ayahku masuk penjara, nenek setiap hari bertengkar dengan paman. Kondisi Keluarga Lan sudah tidak sedamai dulu. Aku bicara seperti ini bukan untuk berniat jahat, aku hanya ingin Keluarga Lan hidup damai."     

Lan Yaxin berpura-pura baik, padahal di dalam hatinya, dia sedang memprovokasi.     

Mo Jinrong tidak menanggapinya. Dia sudah bisa menilai Lan Yaxin sebelumnya. Apakah Mo Jinrong belum pernah bertemu dengan perempuan licik seperti dia?     

"Kakak Ipar, aku tahu dulu tidak memperlakukanmu dengan baik. Jangan salah paham, aku juga tidak ingin membela diriku. Aku hanya ingin mengaku di depan Kakak Ipar, bahwa aku menyukaimu, tetapi aku tidak boleh merebutmu. Aku juga ingin berdamai dengan keluarga paman. Kakak Ipar, cepat kakak ipar nasehati kakak."     

Lan Yaxin merasa berhasil karena tidak melihat reaksi dari Mo Jinrong, Jika tidak, pasti dari tadi Mo Jinrong sudah melawannya.     

"Nona Kedua Lan, lain kali jangan datang malam-malam. Berbahaya seorang perempuan berada di luar malam-malam." Kata Mo San.     

"Kakakmu pasti punya alasan sendiri kenapa sampai bersikeras mengobati ayahnya. Kamu datang ke sini hanya untuk menyampaikan hal ini. Sekarang aku sudah tahu, sekarang segera pergi dari sini."     

Mo Jinrong sudah merasa muak melihat perempuan licik ini ingin memprovokasi dirinya. Dia mengira Mo Jinrong bodoh.     

"Kakak Ipar, kalau kamu benar telah memaafkan aku, minumlah air ini sebagai tanda kamu sudah memaafkan aku."     

Lan Yaxin memberikan segelas air yang sudah ada campuran obat kepada Mo Jinrong.     

Mo Jinrong melihat segelas air itu dengan waspada. Dia selama ini belum pernah minum dari minuman yang disodorkan orang lain. Selain itu, kelihatannya ada sesuatu di dalam air ini.     

"Aku tidak biasa minum air di malam hari. Mo San, antarkan dia sampai depan pintu." Kata Mo Jinrong dengan ekspresi dingin.     

"Kakak Ipar, aku tidak ingin pulang, aku bertengkar dengan keluargaku. Apakah boleh aku tinggal di sini? Aku juga takut orang yang membuntutiku tadi masih ada."     

Lan Yaxin terlihat ketakutan, dia meletakkan gelas, kemudian meringkuk di sofa.     

"Nona Kedua Lan, di sini tidak ada kamar kosong, dan tidak ada pakaian perempuan di sini. Nyonya Muda juga belum tinggal di sini. Menurutku, kamu pulang saja." Kata Mo San membujuknya.     

"Tidak mau! Aku bisa tidur di sofa. Kakak Ipar, izinkan aku menginap semalam ya."     

Lan Yaxin memohon sampai Mo San merasa kasihan.     

"Tuan Muda… Kalau tidak biarkan aku tidur di sofa, dan Nona ini di kamarku?"     

Mo San tidak tega melihat Lan Yaxin.     

"Apakah bisa sembarang orang tidur di sofa rumah keluarga Mo? Baiklah, aku izinkan kamu menginap di sini."     

Mo Jinrong mengalami kesulitan mengusirnya, jadi terpaksa dia mengizinkan Lan Yaxin menginap.     

Lan Yaxin merasa sangat bahagia sekali. Akhirnya, dia punya kesempatan bisa dekat dengan Mo Jinrong.     

Di tengah malam, saat Mo Jinrong dan Mo San sudah pergi tidur, Lan Yaxin pergi meletakkan segelas air yang sudah tercampur obat di dapur. Besok pagi dia akan memberikannya lagi kepada Mo Jinrong saat sarapan pagi.     

Sayang rencana hari ini gagal, Lan Yaxin bertekad, lain kali dia harus berhasil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.