Istri Cantik-cantik Ganas

Dibuntuti



Dibuntuti

0"Nyonya Muda! Tuan Muda memang belum pernah makan makanan seperti ini. Kelihatannya nanti Tuan Muda bisa sakit perut." Kata Mo San panik.     
0

"Tidak apa-apa, dia tidak akan sakit. Pelayan Mo, makanlah yang banyak." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

Meskipun Mo San bukan orang yang suka kebersihan, tetapi dia juga tidak terbiasa makan di restoran kecil, setelah bertahun-tahun ikut Mo Jinrong, dia terbiasa makan di restoran mewah.     

"Apakah ini perkataan yang pantas diucapkan oleh seorang dokter sepertimu?"     

Raut wajah Mo Jinrong kelihatan menderita.     

"Ini hanya usus babi. Kenapa kamu seperti makan kotoran." Kata Lan Anran sambil tertawa.     

Mo Jinrong semakin jijik, dan hampir muntah.     

Akhirnya Mo Jinrong memutuskan duduk di luar.     

"Apakah kamu sudah melakukan apa yang aku minta? Kapan 'Nol' bisa mengobati aku?"      

Mo Jinrong kelihatan sangat menderita.     

Lan Anran berpikir. Sejak ayahnya dirawat di rumah sakit, Lan Anran tidak punya waktu menyelidiki Xiang Tian, apalagi mengenai permintaan Mo Jinrong yang ingin diobati oleh 'Nol'.     

"Dia mengatakan jadwalnya masih penuh. Bulan depan saja."     

Lan Anran memperkirakan penyakit ayahnya bisa pulih dalam waktu satu bulan.     

Mo Jinrong menggelengkan kepala, dia menolak mentah-mentah.     

"Satu bulan terlalu lama aku menunggu. Aku minta lima hari lagi, suruh dia mengobatiku. Aku mau menambah biaya pengobatannya."     

Lan Anran bingung cara menolaknya. Dalam waktu lima hari, penyakit ayahnya pasti belum pulih, itu artinya dia harus mengobati Mo Jinrong dan ayahnya sekaligus.     

"Jinrong, aku merasa penyakitmu tidak parah, kamu tidak perlu terburu-buru."     

"Tidak! Aku mau dia datang mengobatiku." Mo Jinrong merasa ada orang yang membuntutinya.     

"Kakak Ipar, apakah penyakitnya sudah sembuh? Apakah penyakit kakak bisa kambuh saat berdekatan dengan perempuan? Kakak ipar sudah berciuman dengan kakak berapa kali sampai penyakit kakak sembuh?" Tanya Lan Yanran sambil makan.     

"Jangan bicara sembarangan! Cepat habiskan makananmu. Selesai makan, kita kembali ke rumah sakit." Lan Anran memukul kepala adiknya.     

Mo Jinrong diam sejenak.     

"Anran, Beri tahu aku kalau kamu butuh bantuan."     

"Aku bisa sendiri. Kamu urusi saja Lan Yaxin."     

Lan Anran makan suapan terakhir usus babi, lalu minum kuah.     

Setelah berpamitan dengan Lan Anran di depan pintu rumah sakit, Mo Jinrong pergi ke Grup Mo.     

"Tuan Muda, baju desain Nona Qiu Cha sudah dibuat, dan banyak konsumen yang antusias membelinya, padahal belum dijual di pasaran." Kata Mo San sambil tersenyum.     

"Pastikan baju desain Qiu Cha yang diproduksi melebihi jumlah produksi desain Qiu Cha sebelumnya, jangan lupa untuk dilakukan pengawasan."     

"Tuan Muda! market penjualan kosmetik kita sudah direbut sebagian oleh Grup Qin. Penjualan kita bulan ini menurun. Tuan Muda harus cari solusi untuk masalah ini." Kata Mo San gugup.     

Selama ini Grup Mo selalu menjadi yang nomor satu. Jika ada salah satu industri yang menurun, orang-orang akan menganggap Grup Mo telah melemah. Jika beberapa perusahaan bersatu melawan Grup Mo, maka Grup Mo tidak akan bisa bertahan lama.     

"Kamu fokus selidiki masalah paman saja. Hampir saja aku melupakan masalah ini. Kamu atur waktu agar aku bisa bertemu dengan Qiao Shen." Kata Mo Jinrong sambil membuka kontrak kerja.     

Tok, Tok, Tok!     

Terdengar suara ketukan pintu. Mo San membuka pintu dan terkejut.     

"Nona Tan, kamu datang lagi?"     

Mo San menoleh ke arah Mo Jinrong.     

"Aku datang ke sini bukan untuk bertengkar. Aku akui beberapa waktu lalu, sikapku keterlaluan. Aku datang ke sini hanya untuk membahas pekerjaan."     

Mo Jinrong melirik ke Tan Siwen, hari ini pakaiannya lebih sopan.     

"Mo San, suruh dia masuk." Kata Mo Jinrong pelan.     

"Baguslah kalau kamu sadar. Aku tidak berharap timbul masalah lain."     

"Hanya aku yang pantas menjadi penanggung jawab, jadi aku datang ke sini sebagai penanggung jawab proyek Keluarga Tan. Aku ingin membicarakan proyek ini secara detail, untuk masalah lain, tenang saja, aku tidak akan membuatmu susah." Kata Tan Siwen dengan tulus.     

"Sebenarnya tidak ada yang perlu dibahas denganku. Grup Mo sudah ada penanggung jawab sendiri untuk membahas proyek ini denganmu. Jadi kamu bisa membahasnya dengan mereka, tidak perlu mencariku." Kata Mo Jinrong.     

"Direktur Mo, kamu melakukan ini agar tidak menimbulkan rumor tidak sedap. Jarang sekali ada laki-laki seperti kamu. Aku dengar pernikahanmu dengan Nona Lan adalah hasil dari perjodohan. Aku tidak tahu kapan kalian menyelenggarakan pesta pernikahan, bolehkah aku ikut?"     

Tan Siwen tertawa, tidak terlihat dia sebagai perempuan yang berambisi.     

"Boleh saja, Nona Tan, ayo kita bicarakan proyek ini."     

Mo Jinrong berpikir lebih baik membicarakan tentang masalah pekerjaan dibandingkan dengan kehidupan pribadi.     

Mereka membicarakan tentang proyek selama 1,5 jam.     

"Baiklah. Pembahasan kita sampai di sini. Hari sudah siang. Direktur Mo ingin makan siang apa?" Tanya Tan Siwen sambil tersenyum.     

"Tidak perlu. Aku sudah ada janji dengan Anran." Mo Jinrong menolak.     

Tan Siwen menganggukan kepala lalu pergi.     

"Tuan Muda, kapan Tuan Muda janji makan bersama dengan Nyonya Muda?" Tanya Mo San bingung.     

"Tadi."     

Mo Jinrong menunduk melihat ke arah jam tangannya, 'Sudah siang, apakah Anran sudah makan?'     

"Mo San, kita ke rumah sakit."     

Mo Jinrong mengambil jasnya lalu keluar ruangan.     

"Tuan Muda, ada hal yang ingin kutanyakan, apakah Xiang Tian masih produksi obat?"     

Mo San merasa aneh, Xiang Tian akhir-akhir ini menghentikan aksinya, produksi obat juga dihentikan. Para pasien sudah menanyakan kapan penjualan obat dimulai kembali.     

"Masih ada berapa stok obat yang kita miliki?" Tanya Mo Jinrong sambil berjalan kaki.     

"Masih ada dua mobil." Kata Mo San menghitung.     

"Malam ini jual semua obat itu. Beri tahu mereka malam ini terakhir penjualan, lain kali penjualan akan ditiadakan."     

Sebenarnya Mo Jinrong agak tidak rela, karena dia sudah terbiasa melakukannya bertahun-tahun lamanya, dan semua dia lakukan untuk Mo Ying, dan kini dia juga sudah merelakan kematian adiknya.     

"Baik, Tuan Muda."     

Mo Jinrong naik Mobil Maybach menuju rumah sakit.     

Di perjalanan, Mo Jinrong merasa ada orang yang mengawasinya.     

"Mo San, apakah mobil yang di belakang kita sedang membuntuti kita?"     

Mo Jinrong waspada, dia melirik ke kaca spion belakang.     

Mo San mempercepat laju mobil, mobil di belakang yang terus membuntuti mereka juga mempercepat laju mobil.     

"Mobil kita memang benar dibuntuti. Apa yang harus kita lakukan?"     

"Hafalkan nomor plat mobil. Lurus ke depan itu lalu putar balik, kita menyingkir dari dia dulu, baru setelah itu, kita ke rumah sakit."     

Mo Jinrong berpikir siapa yang berani membuntutinya, ataukah jangan-jangan itu mobil Mo Shengli.     

"Tuan Muda, pegangan ya!"     

Mo San melihat di depan ada perempatan, sebelum lampu merah menyala, Mo San menginjak gas, mobilnya pun melayang melewati satu mobil di depannya, mendarat di persimpangan lain. Untungnya lampu hijau, sehingga mobil Mo Jinrong bisa segera menyingkir.     

Gara-gara kejadian ini, beberapa mobil saling bertabrakan dan terjadi kemacetan lalu lintas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.