Istri Cantik-cantik Ganas

Usus Babi



Usus Babi

0Mo Jinrong masuk ke ruangan rawat inap ayah mertuanya.     
0

"Bagaimana kondisi ayah?"     

Kedatangan Mo Jinrong menjadi kejutan besar bagi Lan Anran, karena dia belum memberi tahu kepada Mo Jinrong sebelumnya tentang kondisi ayahnya.     

"Bagaimana kamu bisa tahu?"     

"Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau ayah sakit? Aku bisa ikut membantumu."     

Mo Jinrong menganggap Lan Anran tidak percaya padanya.     

"Kondisi ayah sudah kembali stabil, dia masih perlu minum Jus Obat selama beberapa kali dan hari ini kondisinya akan diobservasi ulang." Kata Lan Anran dengan santai.     

"Jinrong, jangan cemaskan kondisi ayahmu, dia pasti akan segera sembuh." Kata Li Yueru menenangkan.     

"Bu, jika kalian memerlukan bantuanku, aku siap membantu ayah berobat di rumah sakit yang paling bagus, agar dia bisa mendapatkan pengobatan yang bagus juga." kata Mo Jinrong.     

"Tidak perlu, sudah kubilang aku yang akan mengobati ayahku. Tidak ada dokter yang bisa memahami penyakit ayah sebaik diriku." Lan Anran masih tetap memegang teguh pendiriannya.     

"Anran, aku tahu kehebatanmu, tetapi ini bukan masalah kecil."     

Mo Jinrong masih berusaha membujuk Lan Anran. Penyakit ayahnya berhubungan dengan bagian otak, bukan hal mudah bagi Lan Anran yang masih minim pengalaman.     

"Ayah sudah minum beberapa botol Jus Obat. Ayahku tidak boleh dioperasi, yang dia perlukan adalah minum ramuan obat yang bisa mengatasi pembekuan darah di otak." Kata Lan Anran sambil menatap tajam ke arah Mo Jinrong, Mo Jinrong juga tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

"Jinrong, dari kemarin Lan Anran dan Lan Yanran belum tidur sama sekali, dan belum makan. kamu ajak mereka makan dulu. Aku yang akan menjaga ayahmu."     

Li Yueru masih mencemaskan kondisi anaknya, jadi dia meminta tolong kepada Mo Jinrong.     

Mo Jinrong mengangguk.     

"Bu, tenang saja, sekarang kami pergi dulu."     

Mereka bertiga pergi ke Restoran kecil dekat Rumah Sakit.     

Mo Jinrong memperhatikan keadaan sekelilingnya, sebenarnya dia agak enggan pergi ke restoran kecil yang jorok.     

Mo Jinrong terbiasa makan di Restoran bintang lima, duduk di sofa kulit daripada kursi yang keras, dan tempat yang kotor.     

"Apakah makanan di sini bisa di makan?" Kata Mo Jinrong berbisik.     

"Kakak Ipar, Kamu jangan meremehkan makanan di sini. meskipun di sini tidak sebagus di restoran mewah yang biasa kamu datangi, tetapi makanan di sini enak-enak."     

Lan Yanran tertawa, untuk mengurangi tekanan yang dirasakan kakaknya.     

"Maafkan aku, kita tidak bisa ke restoran mewah yang biasa kamu datangi. cobalah makan di sini, makanan di sini enak-enak." Kata Lan Anran membujuk.     

"Besok adalah batas akhir dari waktu yang diberikan oleh orang misterius itu. Nanti aku akan memberikan surat pemberitahuan di Grup Mo, dan meminta petugas keamanan waspada, berhati-hatilah." Kata Mo Jinrong memberi peringatan.     

"Kalau memang dirinya harus bersandiwara, maka dia harus bersandiwara secara totalitas.      

"Baiklah." Jawab Lan Anran tidak konsentrasi.     

Mo Jinrong menggenggam tangan Lan Anran dengan erat.     

"Tenang saja, Ayah akan baik-baik saja."     

Lan Yanran yang memakai topi agar tidak dikenali orang, memandang ke arah kakak dan kakak iparnya secara bergantian.     

"Kak, Kakak Ipar, apa yang sedang kalian bicarakan?"     

Lan Yanran tidak paham dengan pembicaraan kakak dan kakak iparnya.     

"Bukan hal yang penting. Apakah permasalahanmu sudah selesai?" tanya Lan Anran. Kemarin masalahnya sempat ramai di internet, tetapi hari ini dia tidak melihat berita tentang dia lagi.     

"Kakak Wang yang membantuku menurunkan berita tentangku, lalu beberapa hari kemudian, kondisinya sudah kondusif lagi. Lan Yaxin sengaja melakukannya untuk merusak nama baikku, dia tidak suka rencananya gagal."     

"Kemarin malam Lan Yaxin menginap di rumahku."     

Mo Jinrong memberanikan diri mengatakan apa yang terjadi kemarin. Lan Anran dan Lan Yanran terbelalak karena terkejut setelah mendengar pengakuan Mo Jinrong.     

"Kakak Ipar, kamu merupakan pengusaha nomor satu di dunia, apakah kamu tidak bisa melihat niat terselubung Lan Yaxin mendekati dirimu? Kenapa kamu dengan begitu mudahnya, membiarkan dia menginap di rumahmu? Kamu anggap kakakku apa?"     

"Aku kira kamu seorang laki-laki yang berkelas, tidak disangka kamu sama saja dengan mereka. aku salah menilaimu. kemarin apa yang kalian lakukan selama berduaan?" tanya Lan Yanran sambil mengerutkan kening, dia sangat geram dengan apa yang dilakukan kayak iparnya.     

"Anran, aku memberitahumu bukan bermaksud agar kamu salah paham kepadaku. Dia kemarin malam tiba-tiba datang ke rumahku, dia mengatakan ada orang yang membuntutinya. Mo San khawatir ada orang yang akan menjahatinya, jadi dia membiarkan Lan Yaxin masuk ke rumah. kemarin malam aku menyuruhnya tidur di sofa." Mo Jinrong menjelaskan dengan panik.     

"Yanran, jangan terburu-buru, duduklah dulu."     

Ekspresi wajah Lan Anran biasa saja, dia menarik tangan Lan Yanran lalu membujuknya duduk kembali.     

Lan Anran masih percaya kepada Mo Jinrong, tetapi dia tidak percaya kepada Lan Yaxin.     

"Jinrong, aku percaya padamu, tetapi dia tidak mungkin menjauhimu. Biarkan aku yang menyingkirkan dia." Kata Lan Anran memaksakan diri untuk tersenyum.     

"Dasar Lan Yaxin! bukannya belajar baik-baik, yang dia pikirkan hanya cara menggoda suami orang. Dia perempuan yang menjengkelkan, sesudah mencelakai aku, sekarang dia ingin mencelakai kakak. kapan dia berhenti berbuat onar?"     

Lan Yanran merasa geram. Lan Yaxin bagaikan kanker dalam keluarga Lan, yang sukanya menghancurkan kehidupan orang lain.     

"Dia akan terus berbuat onar sampai dia sendiri yang berhenti. tetapi sekarang aku tidak ada kekuatan untuk melawannya. tunggu sampai kondisi ayah membaik, aku akan membuat perhitungan kepadanya."     

Lan Anran masih ingat di kehidupan yang sebelumnya, Lan Yaxin juga berusaha memisahkan dia dengan Mo Jinrong, hingga membuat dia perang dingin dengan Mo Jinrong.      

Sekarang kelihatannya dia mendekati Mo Jinrong demi dirinya sendiri, yang kemudian berniat menghancurkan keluarga Mo. Selama Mo Jinrong tidak terpedaya olehnya, maka dia bisa fokus ke masalah kesehatan ayahnya dulu.     

"Kakak Ipar, kamu jangan sampai terpikat olehnya. kakakku adalah perempuan tercantik dan yang terbaik di dunia. kalau sampai kamu berani menyakiti kakakku, aku tidak akan memaafkanmu!" Lan Yanran mengancam.     

Tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan telah datang.     

Mo Jinrong memesan bubur dan telur. dia tidak nafsu makan melihat meja yang masih ada sisa minyak dan sendok yang tidak dicuci bersih.     

"Kakak Ipar, makanan yang kamu pesan pasti hambar. Cobalah makan bubur dengan pangsit goreng, cakue, dan telur."     

Mo Jinrong mencium bau makanan yang dipesan Lan Yanran sangat wangi, tetapi Mo Jinrong masih belum ada nafsu makan. Lan Anran mengambilkan Usus.     

"Jinrong, buka mulutmu."     

Mo Jinrong yang tidak tahu apa-apa, dia menuruti Lan Anran membuka mulutnya, lalu Lan Anran memasukkan sepotong usus yang berminyak ke dalam mulut Mo Jinrong.     

"Apa ini?"     

Mo Jinrong mengunyah sambil mengerutkan kening.     

"Usus Babi." Kata Lan Anran sambil tertawa.     

Mo Jinrong hampir memuntahkan Usus Babi yang sudah masuk ke perut. Dia merasa jijik sekali lalu buru-buru minum air sebanyak-banyaknya.     

"Enak, kan? Makananmu terlalu hambar. pagi-pagi kamu harus makan yang enak, baru kamu bertenaga kembali."     

Lan Anran mengambil Usus Babi lagi sambil tertawa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.