Istri Cantik-cantik Ganas

Salah Mengira Anaknya



Salah Mengira Anaknya

0Di Keluarga Lan.     
0

Akhir-akhir ini, Lan Tingyun sangat sibuk. Dia mendengar berita tentang Lan Yanran dari perawat di Rumah Sakit yang bergosip.     

Lan Tingyun yang mencemaskan Lan Yanran, langsung menghubungi Lan Yanran untuk menanyakan apa yang dialami putranya.     

"Halo! Yanran, Apa yang terjadi padamu? Kenapa banyak orang yang menghujatmu di internet?"     

Lan Yanran sebenarnya enggan menjelaskan, hari ini dia sudah banyak ditanyai tentang hal yang sama. Dia menjawab ayahnya dengan kesal.     

"Tanya saja ke Bibi!" Lan Yanran memutus sambungan telepon dengan kesal.      

Lan Tingyun baru saja selesai operasi, tiba-tiba dia merasakan kepalanya pusing, pandangannya menjadi gelap, lalu dia terjatuh di lantai.     

Kebetulan Li Yueru juga sedang bertugas. Dia tahu apa yang terjadi pada Lan Yanran adalah perbuatan Xu Yanshan. Dia mau bersiap-siap pulang, kemudian ingin meminta penjelasan dari Xu Yanshan. Tidak lama kemudian Li Yueru mendapat telepon dari Xu Yanshan.     

"Yueru, hari ini kamu dan adik pulang ya. Ada hal yang ingin aku dan ibu bicarakan dengan kalian."     

Li Yueru memang ingin pergi ke rumah Xu Yanshan untuk meluruskan masalah yang dialami.      

Li Yueru melihat ke jam tangan, sudah waktunya pulang, dia bersiap menemui Lan Tingyun.     

Terdengar suara beberapa orang yang sedang panik menemuinya, mereka dengan serempak berkata.     

"Dokter Li, Setelah selesai mengoperasi pasien, Dokter Lan pingsan!"     

Li Yueru tidak bisa berkata apa-apa. Dia meletakkan telepon lalu bergegas menuju UGD.     

Karena sambungan telepon yang masih tersambung dengan Xu Yanshan, akhirnya dia ikut mendengar kabar pingsannya Lan Tingyun. Dia sangat senang mendengarnya. Dengan pingsannya sang ayah, Lan Anran pasti nantinya akan lebih fokus ke kesehatan ayahnya dan tidak bisa mencampuri urusannya.     

Xu Yanshan segera menyampaikan kabar ini kepada Zhao Xiumei.     

"Bu, adik pingsan di Rumah Sakit. Apakah jangan-jangan dia mengidap penyakit yang parah?"     

Xu Yanshan berharap Lan Tingyun mengidap Kanker, agar dirinya bisa lebih leluasa untuk balas dendam.     

"Apa? Tingyun sakit?"     

Mendengar kabar Lan Tingyun pingsan, tidak membuat Zhao Xiumei mencemaskan putranya, sebaliknya dia merasa sangat senang, karena dia bisa dengan bebas merebut kepemilikan rumah sakit dan mendekatkan Lan Yaxin dengan Mo Jinrong.     

"Padahal sebentar lagi ulang tahun ibu. Kalau adik masih sakit, kelihatannya ulang tahun ibu akan dirayakan di Rumah sakit."     

Xu Yanshan memasang wajah khawatir, namun dalam hati, dia merasa bahagia.     

"Tidak masalah. Tingyun jatuh sakit, aku sebagai ibunya harus menjenguknya. Lagipula Rumah Sakit juga membutuhkan pengganti, kan? Meskipun aku sudah tua, tapi aku dulu adalah dokter, jadi bukan masalah bagiku untuk menggantikan posisinya sebagai kepala rumah sakit." Kata Zhao Xiumei dengan perasaan gembira.     

"Bu, menurutku Lan Anran belum tahu ayahnya jatuh sakit. Ayo kita ke rumah sakit sekarang melihat kondisinya, lalu menyampaikan jika Lan Tingyun mengidap penyakit yang parah, Bu, apakah Ibu siap menggantikan posisi Lan Tingyun?"     

Mereka berdua sepakat, lalu bergegas menuju ke rumah sakit.     

Baru saja Lan Anran sampai di rumah, Xu Yanshan menghubunginya.     

"Anran, ayahmu pingsan di rumah sakit. Cepatlah ke rumah sakit."     

"Bibi, apa maumu? Ayahku sehat-sehat saja, bagaimana mungkin dia pingsan?" Lan Anran tidak percaya dengan perkataan Xu Yanshan.     

"Aku tahu dari ibumu. Sekarang ayahmu di ruang UGD, kalau kamu tidak percaya, datang saja ke rumah sakit dan lihatlah sendiri, sekaligus agar kamu masih punya kesempatan untuk merawatnya, jika sampai dia didiagnosia mengidap penyakit yang parah." Nada sedih Xu Yanshan menyimpan perasaan bahagianya.     

"Cih! Bibi yang sekarang ini mengidap penyakit parah." Lan Anran menutup telepon, lalu menghubungi ibunya.     

"Bu, apa yang sebenarnya terjadi dengan ayah? Apakah benar yang dikatakan bibi, ayah pingsan di Rumah Sakit?" Lan Anran menanti jawaban dengan perasaan was-was.     

"Ibu juga kurang tahu. Tadi ayahmu masih baik-baik saja, dan masih mengoperasi pasiennya. Keluar dari ruang operasi, dia jatuh pingsan. Jangan cemas, sekarang ayahmu sudah berada di UGD, dia pasti akan baik-baik saja."     

Li Yueru mengatakan sambil menangis, tidak tahu apakah kalimat yang dia ucapkan ini untuk menenangkan Lan Anran, ataukah untuk menenangkan dirinya sendiri.     

Lan Anran semakin merasa cemas mendengar suara tangisan ibunya. Tanpa banyak berpikir, dia bergegas menyetir mobil menuju ke rumah sakit.     

Lan Yaxin baru mendengar kabar pamannya pingsan, dia merasa ini waktu yang tepat untuk menggoda Mo Jinrong. Dia memasukkan sebotol kecil cairan obat ke dalam tasnya, lalu dia pergi ke rumah sakit dengan membawa tas ranselnya.     

Di rumah sakit, Lan Tingyun sudah berada di ruangan UGD selama 20 menit-an.     

Li Yueru menunggu di luar ruangan UGD dengan perasaan was-was. Tidak lama kemudian lampu ruangan UGD mati. Beberapa dokter keluar sambil melepas masker, ekspresi mereka terlihat muram.     

"Dokter Li, Tingyun baik-baik saja, kan?"     

"Dokter Lan pingsan setelah selesai mengoperasi pasien. Dia melakukan operasi selama 11 jam, dengan kondisi belum makan dan minum, tubuhnya menjadi lemah. Ditambah lagi, dia kurang istirahat, dan terlambat makan. Ini yang menyebabkan dia mengalami penyakit lambung akut."     

"Tadi penyakit lambungnya kambuh, rasa sakit perut yang melilit itulah yang menyebabkannya pingsan. Sekarang dia sudah melewati masa kritis, tapi masih ada beberapa kondisinya yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Baru setelah itu bisa diambil tindakan selanjutnya."     

Li Gang juga merupakan dokter di rumah sakit milik Lan Tingyun. Sebenarnya, tadi dia bersama Lan Tingyun mengoperasi pasien, di tengah berjalannya operasi, dia ganti shift dengan dokter lain. Sedangkan Lan Tingyun, mengoperasi sendiri selama 11 jam, tentu saja tubuhnya tidak kuat.     

Lan Tingyun yang berbaring di tempat tidur di dorong keluar ruangan UGD dengan tabung infus yang digantung dan selang oksigen, wajahnya juga memucat.     

"Tingyun! Tingyun!"     

Li Yueru memanggil namanya dengan lembut. Lan Tingyun memberikan respon sedikit, barulah Li Yueru sedikit lebih tenang. Masih ada kekhawatiran lainnya, tetapi dia masih harus sabar menunggu hasil pemeriksaan keluar.     

Li Yueru mengikuti suaminya yang dibawa ke kamar khusus perawatan intensif.     

Lan Anran orang kedua yang sampai di rumah sakit. Hatinya hancur melihat ayahnya berbaring di tempat tidur yang dibawa keluar.     

"Bu, Apa yang terjadi dengan ayah?"     

"Dia tidak apa-apa. Ayahmu hanya kelelahan, membuat gula darahnya rendah sehingga dia jatuh pingsan."     

Li Yueru menguatkan dirinya agar bisa menenangkan putrinya. Dia tidak ingin putrinya cemas.     

Lan Anran maju lalu memeriksa denyut nada ayahnya. Denyut nadi ayahnya lemah, tubuhnya pun lemah, terutama di bagian perut, jantung dan otak. Lan Anran mengerutkan kening dan merasa cemas setengah mati, besar kemungkinan ayahnya mengidap kanker perut atau penyakit stroke.     

Lan Anran menghampiri kemudian memegang tangan Dokter Li Gang.     

"Paman Li, Aku mohon tolonglah ayah."     

Li Gang menenangkan Lan Anran, "Tenang saja. Hasil pemeriksaan belum keluar. Bersabarlah dulu. Aku akan memberitahumu, kalau hasilnya sudah keluar."     

Lan Anran mengikuti ayahnya yang dibawa ke ruang khusus perawatan intensif. Selama beberapa hari ini, dia terlalu sibuk dengan masalah Mo Jinrong, hingga kurang memperhatikan kesehatan orang tuanya. Dia tidak menyangka kesehatan ayahnya menurun seperti ini.     

Lan Anran menganggap dirinya sebagai anak yang kurang berbakti.     

Xu Yanshan dan Zhao Xiumei datang dengan terburu-buru ke ruang UGD, di saat bersamaan, ada seorang pasien laki-laki dengan ditutup kain putih, dibawa keluar dari dalam UGD. Zhao Xiumei dan Xu Yanshan mengira laki-laki ini adalah Lan Tingyun, mereka langsung menghampirinya sambil menangis tersedu-sedu.     

"Anakku, Kenapa kamu mati secara tragis! Ibumu ini belum sempat bertemu denganmu untuk terakhir kalinya. Kenapa kamu sudah pergi dulu?" Zhao Xiumei menangis, air matanya berjatuhan sangat deras.     

Xu Yanshan berpura-pura menangis, meratapi seorang jenazah di hadapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.