Istri Cantik-cantik Ganas

Kunjungan Ke Penjara



Kunjungan Ke Penjara

0Di Penjara Rongcheng.     
0

Mo Changwen semakin kurus sejak mendekam dalam penjara, semangat hidupnya pun telah patah. Dia memakai seragam tahanan berwarna oranye, ekspresinya terlihat putus asa.     

"Kamu pasti datang ke sini untuk menertawakanku. Sejak aku masuk penjara, kamu belum sekali pun menjengukku. Hari ini tiba-tiba saja kamu mau menjengukku, kamu pasti ingin menertawakanku, kan?"     

Mo Changwen mengarahkan pandangannya ke bawah, enggan menatap wajah Mo Jinrong.     

"Aku tidak punya waktu menertawakanmu. Andai saja Paman tidak merencanakan banyak rencana jahat, apakah Paman akan berakhir di penjara?"     

Mo Jinrong mengatakan dengan santai, seolah dia berbicara dengan bawahannya.     

"Aku tega membunuh banyak orang, demi bisa merebut posisimu. Tidak disangka rencanaku gagal. Kalau kamu ingin menertawakanku, ayo lakukan saja." Mo Changwen putus asa, tidak bisa berbuat apa-apa.     

"Aku tidak mau menertawakan Paman. Paman, Aku ingin bertanya kepadamu, seberapa banyak Paman tahu tentang Mo Shengli?"     

Mo Jinrong ingin segera menemukan jawaban dari misteri pamannya.     

"Mo Shengli, Sudah lama tidak kudengar nama ini. Bukankah dia sudah lama mati? Buat apa kamu mengingat lagi orang yang sudah lama mati? Sebenarnya, dia sama denganku, punya harapan ingin selalu menang, sayangnya tidak berhasil. Dia mati lebih dulu dibandingkan diriku. Dulu aku bisa membaca jalan pikirannya, namun sebelum aku mengetahuinya dengan jelas, dia justru mati, nasibnya lebih mengenaskan dibandingkan diriku."     

Mo Changwen senang nasibnya tidak setragis Mo Shengli.      

"Kalau aku katakan bahwa dia belum mati? Apakah Paman yakin tidak tahu apa-apa?" Mo Jinrong menatap lekat-lekat Mo Changwen.     

"Apa katamu? Dia… dia belum mati? Bagaimana mungkin dia belum mati? Saat itu dia menghilang di tengah hujan badai yang sangat lebat, meskipun di tengah lautan itu tidak ada Hiu, tetapi dia tidak mungkin bisa selamat, jatuh di dalam laut yang sedalam itu, dia tidak mungkin masih hidup!"     

Mo Changwen mengelak kemungkinan Mo Shengli masih hidup, sebenarnya, dia mengelak kemungkinan kenyataan kalau memang Mo Shengli masih hidup, karena itu artinya hidupnya lebih menyedihkan dibandingkan Mo Shengli.     

"Aku tidak mau Paman menyembunyikan sesuatu tentang Mo Shengli. Kalian satu angkatan, meskipun dia adalah anak haram Keluarga Mo, dan hubungan kalian tidak terlalu akrab, tetapi kalian berdua tumbuh besar bersama. Aku tahu Paman pasti mengetahui sesuatu, sekarang katakan kepadaku, untuk melindungi Ibumu."     

Mo Jinrong mulai menyentuh sisi psikologis Mo Changwen.     

Meskipun Mo Changwen bukan orang baik, tapi paling tidak, dia masih termasuk berbakti terhadap ibunya.     

"Ibuku? Apakah dia ingin mencelakai ibuku? Dulu ibuku memperlakukannya sangat baik, sampai-sampai aku merasa iri. Kenapa dia ingin mencelakai ibuku?" Mo Changwen tidak percaya Mo Shengli masih hidup dan ingin mencelakai ibunya.     

"Bagaimana aku tahu dia ingin melakukan apa, dulu aku tidak terlalu suka padanya, karena dia anak haram, tetapi aku sungguh tidak tahu apa yang dia rencanakan. Aku hanya memikirkan rencana yang aku buat sendiri. Kalau dia benar masih hidup, maka kalian harus lindungi ibuku. Meskipun aku membunuh banyak orang, tetapi dia tetap ibuku. Mo Jinrong, aku tahu kamu membenciku, tetapi aku mohon tolong lindungi nenekmu."     

Mo Jinrong saling berpandangan dengan Lan Anran, mereka berdua yakin Mo Changwen tidak tahu apa-apa tentang Mo Shengli.     

Mo Changwen dan Mo Shengli punya rencana masing-masing tanpa melibatkan satu sama lain.     

"Baiklah, kalau begitu kita sudahi kunjungan ini, aku juga ingin menjenguk dan melihat bagaimana kondisinya." Lan Anran tersenyum dan meminta izin agar dia bisa bertemu dengan Lan Tingyi.     

Berbeda dengan Mo Changwen, Lan Tingyi kelihatan lebih gemuk dan wajahnya berminyak.     

"Paman, Sudah lama tidak bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu?" Tanya Lan Anran tersenyum.     

Lan Tingyi kesal melihat Lan Anran masih cengengesan menatap dirinya.     

"Buat apa kamu datang ke sini? Apakah kamu mengusik istri dan putriku lagi?"     

Saat menerima putusan vonis hukuman, Xu Yanshan terlihat menangis, raut wajahnya kelihatan menderita, dia mengira ini gara-gara Lan Anran yang membuat istrinya menderita.     

"Paman benar. Aku telah membuat mereka menderita, tetapi Paman juga tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak bisa memukulku. Putrimu sekarang di kampus tidak memiliki teman lagi, dia menerima cibiran dari orang-orang karena ayahnya masuk penjara. Istrimu juga sudah kelaparan, apalagi ibumu. Sekarang kehidupan mereka sangat menyedihkan."     

Lan Anran tertawa, Lan Tingyi seketika terlihat emosional, kedua matanya memerah karena marah, sambil terus memukul-mukul meja, ingin rasanya dia memecahkan gelas di depannya lalu membunuh Lan Anran.     

"Paman, Jangan khawatir, selama Paman mendekam di penjara, aku punya kesempatan untuk membalas mereka. Hari ini aku datang ke sini, selain ingin melihat keadaanmu, aku juga ingin melaporkan keadaan terkini keluargamu." Kata Lan Anran.      

Lan Tingyi sudah geram, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.     

"Oh iya, aku memergoki istrimu berselingkuh. Beberapa hari lalu, aku memergoki dia jalan-jalan di Mall bersama seorang pria sambil bergandengan tangan, mereka berdua menenteng banyak tas belanjaan. Bibi belanja banyak tas dan baju bermerk, mereka berdua kelihatan bahagia. Menurutku, Paman punya hak mengetahui perselingkuhan bibi."     

Lan Anran sengaja menyampaikan informasi ini dengan ekspresi sedih.     

"Omong kosong! Yanshan tidak mungkin berselingkuh, jangan membohongiku."     

Lan Tingyi geram, dia tidak percaya istrinya akan setega itu mengkhianatinya.     

"Paman, Apa yang aku sampaikan ini benar adanya, coba Paman pikir, sekarang Paman mendekam di dalam penjara selama dua tahun, dia pasti kesepian. Selain itu, Bibi wanita yang sangat menyukai kemewahan. Selama menikah denganmu, dia tidak pernah bisa membeli tas dan baju, kan? Bibi dulunya juga seorang putri dari keluarga yang kaya raya, bagaimana mungkin dia tahan hidup dalam kemiskinan. Yaxin sekarang juga terpaksa memanggilnya ayah. Mereka bertiga menjalani hidup dengan bahagia. Nenek tidak memberitahumu karena malu. Paman, segeralah bertobat agar bisa segera keluar dari penjara. Siapa tahu saat Paman sudah bebas, Bibi mengandung anak kedua, dan Paman menjadi ayah lagi." Selesai bicara, Lan Anran berdiri dan siap-siap hendak pergi.     

"Aku tidak percaya! Kamu bohong! Apa buktinya? Aku mau bukti!"     

Lan Tingyi dari luar memperlihatkan rasa tidak percaya, tetapi hatinya dipenuhi kecurigaan. Dia harus mendekam dalam penjara, dan hidupnya miskin, mana ada wanita yang sepenuh hati setia padanya?     

"Lain kali kalau aku memergokinya lagi akan aku potret dan perlihatkan kepadamu. Paman nanti juga akan tahu setelah bebas dari penjara."     

Lan Anran menyampaikan seakan bibinya memang benar selingkuh. Lan Tingyi sudah mulai termakan dengan perkataan Lan Anran. Setelah Lan Anran pergi, dia memukul kaca.     

"Istri kurang ajar!"      

Setelah Lan Tingyi meluapkan emosinya, Mo Jinrong mengatakan, "Sekurang ajarnya istrimu, apakah kamu tidak lebih kurang ajar? Bersiaplah mendekam di penjara seumur hidupmu!"     

Lan Tingyi mulai tenang kembali, matanya sembab pandangan matanya pun penuh dengan kebencian, dia merasa kini dirinya kehilangan segalanya.     

Di luar penjara, Lan Anran menghela nafas puas.     

"Apakah yang kamu sampaikan tadi benar terjadi?"     

Mo Jinrong bersandar di samping mobil, dia bertanya kepada Lan Anran dengan nada curiga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.